Jumat, 22 Februari 2013

Tafsir Al Anfaal Ayat 27-40

Ayat 27-29: Berhati-hati agar tidak berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan agar jangan sampai tidak menunaikan amanah, serta mengingatkan terhadap cobaan harta dan anak

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٧) وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (٢٨) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (٢٩

Terjemah Surat Al Anfaal Ayat 27-29

27. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad)[1] dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui[2].

28. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan[3] dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar[4].

29. Wahai orang-orang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan Furqaan[5] kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu[6] dan mengampuni (dosa-dosa)mu[7]. Allah memiliki karunia yang besar[8].

Tafsir Al Anfaal Ayat 15-26

Ayat 15-19: Menaati Allah dan Rasul-Nya merupakan jalan untuk memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat, serta larangan melarikan diri dari pertempuran

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا زَحْفًا فَلا تُوَلُّوهُمُ الأدْبَارَ (١٥) وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُ إِلا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (١٦) فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ رَمَى وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلاءً حَسَنًا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١٧) ذَلِكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ مُوهِنُ كَيْدِ الْكَافِرِينَ (١٨)إِنْ تَسْتَفْتِحُوا فَقَدْ جَاءَكُمُ الْفَتْحُ وَإِنْ تَنْتَهُوا فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَإِنْ تَعُودُوا نَعُدْ وَلَنْ تُغْنِيَ عَنْكُمْ فِئَتُكُمْ شَيْئًا وَلَوْ كَثُرَتْ وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ (١٩

Terjemah Surat Al Anfaal Ayat 15-19

15. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur).

16. Dan barang siapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang[1] atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain[2], maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah. Tempatnya ialah neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali[3].

17.[4] Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik[5]. Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui[6].

18. Demikianlah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sungguh, Allah melemahkan tipu daya orang-orang kafir[7].

19. Jika kamu (orang-orang musyrik) meminta keputusan[8], maka sesungguhnya keputusan telah datang kepadamu[9]; dan jika kamu berhenti[10], maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali[11], niscaya Kami kembali (memberi pertolongan kepadanya); dan pasukanmu tidak akan dapat menolak sesuatu bahaya sedikit pun darimu, biarpun jumlahnya (pasukan) banyak. Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman[12].

Tafsir Surat Al Anfaal Ayat 1-14

Surah Al Anfaal (Rampasan Perang)

Surah ke-8. 75 ayat. Madaniyyah, ada yang berpendapat kecuali ayat 30-37

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-4: Hukum ghanimah dan pembagiannya, cara pembagian ghanimah terserah kepada Allah dan Rasul-Nya serta penjelasan sifat-sifat orang mukmin yang sesungguhnya

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأنْفَالِ قُلِ الأنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ     (١) إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٢) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣)أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٤

Terjemah Surat Al Anfaal Ayat 1-4

1.[1] Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, "Harta rampasan perang itu milik Allah[2] dan Rasul[3] (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu[4], dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman[5]."

2.[6] Sesungguhnya orang-orang yang beriman[7] adalah mereka yang apabila disebut nama Allah[8] gemetar hatinya[9], dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka bertambah (kuat) imannya[10] dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal[11],

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat[12] dan yang menginfakkan[13] sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman[14]. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia[15].

Jumat, 15 Februari 2013

Terjemah Al A’raaf Ayat 189-206

Ayat 189-195: Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan manusia kepada asal usul kejadiannya, Dia menciptakan manusia dari laki-laki dan wanita, tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak, dan menerangkan bahwa beribadah kepada selain Allah adalah batil

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ         (١٨٩) فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (١٩٠)أَيُشْرِكُونَ مَا لا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (١٩١) وَلا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (١٩٢) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لا يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنْتُمْ صَامِتُونَ (١٩٣) إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١٩٤)أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلا تُنْظِرُونِ (١٩٥

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 189-195

189. Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya[1], agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (isterinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhan mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang sempurna fisiknya (tidak cacat), tentulah kami akan selalu bersyukur.”

190. Maka setelah Dia (Allah) memberi keduanya seorang anak yang sempurna fisiknya. Mereka[2] menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkan-Nya itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Tafsir Al A’raaf Ayat 179-188

Ayat 179: Penjelasan tentang orang yang tidak mengikuti kebenaran, padahal ada dalil yang mengingatkannya, dan seperti inilah sifat penghuni neraka

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ           (١٧٩)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 179

179. Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak[1], bahkan lebih sesat lagi[2]. Mereka itulah orang-orang yang lengah.

Tafsir Al A’raaf Ayat 167-178

Ayat 167-171: Cintanya orang-orang Yahudi secara berlebihan kepada perhiasan dunia, dan bagaimana mereka membatalkan perjanjian serta pentingnya berpegang dengan kitab yang Allah turunkan. Demikian pula memerintahkan untuk menjaga shalat dan mengadakan perbaikan di bumi

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (١٦٧)وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الأرْضِ أُمَمًا مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (١٦٨) فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الأدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ وَالدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ     (١٦٩) وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ إِنَّا لا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ (١٧٠)وَإِذْ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّوا أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٧١

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 167-171

167. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sungguh, Dia akan mengirim orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya[1] kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya[2], dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[3].

168. Dan Kami pecahkan mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan[4]; di antaranya ada orang-orang yang saleh[5] dan ada yang tidak demikian[6]. Dan Kami uji mereka dengan yang baik-baik (nikmat) dan yang buruk-buruk (bencana), agar mereka kembali (kepada kebenaran).

169. Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat[7], yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini[8]. Lalu mereka berkata[9], "Kami akan diberi ampun[10].” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga)[11]. Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?[12] Dan negeri akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?[13]

Tafsir Al A’raaf Ayat 155-166

Ayat 155-156: Permohonan maaf Nabi Musa ‘alaihis salam kepada Tuhannya terhadap tindakan kaumnya dan penjelasan luasnya rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya

وَاخْتَارَ مُوسَى قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلا لِمِيقَاتِنَا فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا إِنْ هِيَ إِلا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ (١٥٥)وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ (١٥٦

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 155-156

155.[1] Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Ketika mereka ditimpa gempa bumi[2], Musa berkata, "Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau binasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang berakal di antara kami?[3] Itu hanyalah cobaan dari-Mu, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki[4]. Engkaulah pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik.”

156. Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini[5] dan di akhirat[6]. Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau[7]. (Allah) berfirman, "Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki[8] dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu[9]. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku[10] bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami[11].”

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 144-154

Ayat 144-147: Keutamaan Nabi Musa ‘alaihi salam di atas manusia yang lain pada zamannya, dan bahwa bersikap sombong kepada manusia dengan tanpa hak merupakan jalan yang membawa kepada kehinaan

قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالاتِي وَبِكَلامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (١٤٤) وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الألْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ (١٤٥)سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ (١٤٦) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الآخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ      (١٤٧)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 144-147

144.[1] (Allah) berfirman, "Wahai Musa! Sesungguhnya aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (pada masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegangteguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur."

145. Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada lauh-lauh[2] (Taurat) segala sesuatu[3] sebagai pelajaran[4] dan penjelasan untuk segala hal[5]; maka (kami berfirman), "Berpegangteguhlah kepadanya[6] dan suruhlah kaummu berpegang kepadanya dengan sebaik-baiknya[7], aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang fasik[8].”

146. Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku)[9] orang-orang yang menyombongkan diri[10] di bumi tanpa alasan yang benar. Kalau pun melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku), mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk[11], mereka tidak akan menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan[12], mereka memenempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya.

Tafsir Al A’raaf Ayat 130-143

Ayat 130-136: Musibah dapat melunakkan hati, nikmat Allah kepada Bani Israil dan dibalasnya nikmat itu dengan sikap kufur

وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (١٣٠) فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ (١٣١) وَقَالُوا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِنْ آيَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (١٣٢) فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (١٣٣) وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيْهِمُ الرِّجْزُ قَالُوا يَا مُوسَى ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ لَئِنْ كَشَفْتَ عَنَّا الرِّجْزَ لَنُؤْمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرْسِلَنَّ مَعَكَ بَنِي إِسْرَائِيلَ      (١٣٤) فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الرِّجْزَ إِلَى أَجَلٍ هُمْ بَالِغُوهُ إِذَا هُمْ يَنْكُثُونَ (١٣٥) فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ (١٣٦

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 130-136

130. Dan Sungguh, Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran[1].

131. Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami[2].” Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah[3], namun kebanyakan mereka tidak mengetahui[4].

132. Dan mereka berkata (kepada Musa), "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu.”

133. Maka Kami kirimkan kepada mereka topan (banjir besar), belalang[5], kutu[6], katak[7] dan darah[8] sebagai bukti-bukti yang jelas[9], tetapi mereka tetap menyombongkan diri[10] dan mereka sebelumnya juga kaum yang berdosa[11].

Tafsir Al A’raaf Ayat 117-129

Ayat 117-126: Menangnya kebenaran, kalahnya kebatilan serta bersabar ketika kesulitan dan mendapatkan gangguan

وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ    (١١٧) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١١٨)فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (١١٩) وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (١٢٠) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (١٢١) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ (١٢٢) قَالَ فِرْعَوْنُ آمَنْتُمْ بِهِ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّ هَذَا لَمَكْرٌ مَكَرْتُمُوهُ فِي الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَا أَهْلَهَا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (١٢٣) لأقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ ثُمَّ لأصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ (١٢٤) قَالُوا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ (١٢٥)وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (١٢٦

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 117-126

117. Dan Kami wahyukan kepada Musa, "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka.

118. Maka terbuktilah kebenaran, dan segala yang mereka kerjakan jadi sia-sia.

119. Mereka[1] dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.

120. Dan para pesihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud[2],

121. Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam,

122. (yaitu) Tuhan Musa dan Harun[3].”

123. Fir'aun berkata, "Mengapa kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya ini benar-benar tipu muslihat yang telah kamu rencanakan di kota ini, untuk mengusir penduduk. Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini)[4].

Tafsir Al A’raaf Ayat 103-116

Ayat 103-108: Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, pengutusannya kepada Fir’aun dan ditunjukkan kepadanya ayat-ayat Allah

ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (١٠٣) وَقَالَ مُوسَى يَا فِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٠٤) حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلا الْحَقَّ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (١٠٥) قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (١٠٦) فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ   (١٠٧) وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ (١٠٨)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 103-108

103. Setelah mereka, kemudian Kami utus Musa dengan membawa bukti-bukti Kami kepada Fir'aun[1] dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari bukti-bukti itu. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan[2].

104. Dan Musa berkata[3], "Wahai Fir'aun! Sungguh, aku adalah seorang utusan dari Tuhan seluruh alam,

105.[4] Aku wajib mengatakan yang sebenarnya tentang Allah. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku[5].”

106. Dia (Fir'aun) menjawab, "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka tunjukkanlah, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar.”

107. Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.

Minggu, 10 Februari 2013

Tafsir Al A’raaf Ayat 88-102

Juz 9

Ayat 88-93: Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam

قَالَ الْمَلأ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ (٨٨) قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (٨٩) وَقَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ      (٩٠) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (٩١) الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (٩٢) فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ فَكَيْفَ آسَى عَلَى قَوْمٍ كَافِرِينَ (٩٣

 

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 88-93

88. Pemuka-pemuka yang menyombongkan dari kaum Syu’aib berkata, "Wahai Syu'aib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman bersamamu dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami[1].” Syu'aib berkata, "Apakah (kamu kamu hendak mengembalikan kami kepada agamamu), kendatipun kami tidak suka?"

89. Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki[2]. Pengetahuan Tuhan Kami meliputi segala sesuatu[3]. Hanya kepada Allah kami bertawakkal[4]. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)[5]. Engkaulah pemberi keputusan terbaik[6].”

90. Pemuka-pemuka dari kaumnya (Syu'aib) yang kafir berkata (kepada sesamanya)[7], "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu menjadi orang-orang yang rugi[8].”

91. Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan[9] di dalam reruntuhan rumah mereka,

92. Orang-orang yang mendustakan Syu'aib seakan-akan mereka belum pernah tinggal di (negeri) itu. Mereka yang mendustakan Syu'aib, itulah orang-orang yang sebenarnya merugi.

93. Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu[10]. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang kafir[11]?"

Ayat 94-95: Sunnatullah dalam bertindak terhadap setiap umat

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ (٩٤) ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَوْا وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٩٥

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 94-95

94. Dan Kami tidak mengutus seseorang nabi pun[12] kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan Nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan[13] dan penderitaan[14] agar mereka tunduk dengan merendahkan diri[15].

95. Kemudian Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan[16] sehingga (keturunan dan harta mereka) bertambah banyak, lalu mereka berkata[17], "Sungguh, nenek moyang kami telah merasakan penderitaan dan kesenangan[18],” maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.

Ayat 96-102: Sunnatullah dalam memberikan hukuman kepada orang-orang yang mendustakan para nabi, dan pentingnya takwa dalam kehidupan manusia

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ    (٩٦) أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (٩٧) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (٩٨) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (٩٩) أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الأرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لا يَسْمَعُونَ (١٠٠) تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَائِهَا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِ الْكَافِرِينَ (١٠١) وَمَا وَجَدْنَا لأكْثَرِهِمْ مِنْ عَهْدٍ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ (١٠٢

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 96-102

96.[19] Dan sekiranya penduduk negeri beriman[20] dan bertakwa[21], pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit[22] dan bumi[23], tetapi ternyata mereka mendustakan (para rasul), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

97. Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?

98. Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada siang hari ketika mereka sedang bermain?

99. Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang datang tidak terduga-duga)[24]? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi[25].

100.[26] Atau apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri setelah (lenyap) penduduknya? Bahwa kalau Kami menghendaki pasti Kami siksa mereka karena dosa-dosanya; dan Kami mengunci hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran)[27].

101. Itulah negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian kisahnya kepadamu[28]. Rasul-rasul mereka benar-benar telah datang kepada mereka[29] dengan membawa bukti-bukti yang nyata (mukjizat). Tetapi mereka tidak beriman (juga) kepada apa yang telah mereka dustakan sebelumnya[30]. Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang kafir[31].

102. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji[32]. Sebaliknya yang Kami dapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang benar-benar fasik[33].


[1] Mereka menggunakan kekerasan untuk melawan yang benar.

[2] Kehendak yang mengikuti ilmu dan hikmah (kebijaksanaan)-Nya.

[3] Termasuk pula tentang keadaan aku dan keadaan kamu.

[4] Yakni kami bersandar kepada-Nya agar Dia meneguhkan kami di atas jalan yang lurus, menjaga kami dari semua jalan yang mengarah kepada neraka, karena barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkannya, memudahkan perkara agamanya dan dunianya.

[5] Maksudnya, “Tolonglah orang yang teraniaya dan orang yang berada di atas kebenaran terhadap orang yang zalim lagi menentang kebenaran.”

[6] Fath (keputusan) Allah kepada hamba-hamba-Nya mencakup dua hal:

a. Keputusan dalam arti diterangkan ilmu, yakni diterangkan jalan yang benar dari jalan yang batil, petunjuk daripada kesesatan, dan siapa yang berada di atas jalan yang lurus dengan yang berada di atas jalan yang bengkok.

b. Keputusan dalam arti pemberian balasan dan hukuman kepada orang yang zalim, serta keselamatan dan pemuliaan kepada orang-orang yang saleh.

[7] Memperingatkan yang lain agar tidak mengikuti Nabi Syu’aib ‘alaihis salam.

[8] Mereka tidak mengetahui, bahwa kerugian yang sesungguhnya ketika tetap berada di atas kesesatan dan menyesatkan yang lain, dan mereka akan mengetahui siapa yang sesungguhnya rugi ketika azab menimpa mereka.

[9] Di atas lutut mereka.

[10] Namun kamu tidak mau beriman.

[11] Kami berlindung kepada Engkau ya Allah dari kehinaan seperti ini. Kerugian dan kesengsaraan manakah yang melebihi kerugian orang-orang yang manusia terbaik (para nabi) berlepas diri daripadanya dan tidak berduka cita terhadapnya.

[12] Yang mengajak manusia kepada Allah; menyembah hanya kepada-Nya dan mengerjakan kebaikan serta melarang semua keburukan.

[13] Yakni kemiskinan atau kesengsaraan.

[14] Seperti sakit dan berbagai bencana lainnya.

[15] Sehingga mereka beriman.

[16] Dengan memperbanyak rezeki, menyehatkan badan mereka serta menghindarkan musibah dari mereka.

[17] Sebagai tanda kufur kepada nikmat Allah.

[18] Menurut mereka kesengsaraan, sakit dan musibah adalah hal yang biasa sebagaimana menimpa pula kepada nenek moyang mereka sebelumnya, dan bukan sebagai peringatan dan hukuman Allah, oleh karena itu mereka tetap di atas sikap mereka.

[19] Setelah Alah menyebutkan tentang orang-orang yang mendustakan para rasul, bahwa mereka diuji dengan berbagai penderitaan dan musibah sebagai peringatan bagi mereka, dan dengan kesenangan sebagai istidraj (penangguhan) dan makar, Allah menyebutkan, bahwa penduduk negeri jika mau beriman kepada para rasul serta menjauhi kufur dan kemaksiatan, maka Alah menurunkan berkah dari langit dan bumi kepada mereka. Berdasarkan ayat ini, jika amal yang naik kepada Allah adalah amal yang baik, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menurunkan kebaikan. Sebaliknya, jika amal yang naik kepada Alah Ta’ala adalah amal buruk, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menurunkan keburukan pula kepada mereka.

[20] Kepada Allah dan rasul-Nya.

[21] Menjauhi kekufuran dan kemaksiatan.

[22] Seperti diturunkan hujan.

[23] Seperti ditumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

[24] Yakni istidraj; penundaan azab dengan memberikan nikmat untuk sementara waktu, lalu azab datang secara tiba-tiba.

[25] Syaikh As Sa’diy berkata, “Dalam ayat ini terdapat takhwif (menakutkan) yang dalam agar seorang hamba tidak merasa aman dengan iman yang dimilikinya, bahkan ia harus selalu memiliki rasa takut jika sekiranya ia ditimpa cobaan yang mencabut keimanannya, dan hendaknya ia senantiasa berdoa,

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Serta beramal dan berusaha melakukan setiap sebab yang dapat meloloskannya dari keburukan ketika terjadi fitnah, karena seorang hamba kalau pun tinggi keadaannya, namun tidak pasti tetap selamat.”

[26] Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan umat-umat yang baru agar memperhatikan umat-umat yang telah binasa dahulu, yakni agar mereka tidak mengerjakan hal yang sama seperti yang dikerjakan umat terdahulu yang binasa, karena Sunnatullah berlaku baik bagi orang-orang yang tedahulu maupun yang kemudian, bahwa jika Dia menghendaki, Dia akan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, sebagaimana orang-orang sebelum mereka.

[27] Yakni ketika Allah mengingatkan mereka, namun mereka tidak mau mengingatnya, memberi pelajaran kepada mereka namun mereka tidak mau mengambil pelajaran, menunjukkan mereka, namun mereka tidak mau mengikutinya sehingga Allah mengunci hati mereka dan mereka tidak dapat mendengarkan lagi sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Mereka hanya mendengar sesuatu yang merupakan penegak hujjah atas mereka.

[28] Agar menjadi pelajaran, membuat orang-orang zalim berhenti dari kezalimannya dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

[29] Mengajak kepada sesuatu yang membahagiakan mereka

[30] Yakni karena pada awalnya mereka mendustakan sehingga mereka mendustakan lagi setelahnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman,“Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (terj. Al An’aam: 110)

[31] Sebagai hukuman bagi mereka, dan Allah tidaklah menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

[32] Yakni tidak teguh memegang wasiat Allah yang diwasatkan-Nya kepada semua manusia serta tidak tunduk kepada perintah-Nya yang disampaikan melalui lisan para rasul-Nya.

[33] Fasik artinya keluar dari ketaatan kepada Allah. Alah Subhaanahu wa Ta'aala menguji manusia dengan mengutus rasul dan menurunkan kitab serta memerintahkan mereka melaksanakan wasiat-Nya dan petunjuk-Nya, namun tidak ada yang mengikutinya kecuali sebagian kecil di antara mereka, sedangkan sebagian besarnya berpaling dari petunjuk, bersikap sombong terhadap apa yang dibawa para rasul, sehingga Allah menimpakan hukuman-Nya yang bermacam-macam .

Tafsir Al A’raaf Ayat 80-87

Ayat 80-84: Kisah Nabi Luth ‘alaihis salam

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (٨٠) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (٨١) وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (٨٢) فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (٨٣) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (٨٤

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 80-84

80. Dan (Kami juga telah mengutus) Luth[1], ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu melakukan perbuatan keji[2], yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).

81. Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas[3].”

82. Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, "Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci."

83. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya[4] kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).

84. Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu)[5]. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.

Tafsir Al A’raaf Ayat 65-79

Ayat 65-72: Kisah Nabi Hud ‘alaihis salam

وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلا تَتَّقُونَ (٦٥) قَالَ الْمَلأ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (٦٦) قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٦٧) أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ (٦٨) أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٦٩) قَالُوا أَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (٧٠) قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (٧١) فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ (٧٢

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 65-72

65. Dan kepada kaum 'Aad (kami utus) Hud saudara mereka. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?"

66. Pemuka-pemuka orang-orang yang kafir dari kaumnya[1] berkata, "Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras[2] dan kami kira kamu termasuk orang orang yang berdusta."

67. Dia (Hud) menjawab, "Wahai kaumku! Bukan aku kurang waras, tetapi aku ini adalah rasul dari Tuhan seluruh alam.

68. Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan pemberi nasehat yang terpercaya kepada kamu[3].

Tafsir Al A’raaf Ayat 54-64

Ayat 54-56: Bukti-bukti terhadap kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta, dan dorongan bertadharru’ serta berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bagaimanakah bermohon kepada-Nya?

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤) ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (٥٥) وَلا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ بَعْدَ إِصْلاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 54-56

54. Sungguh, Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari[1], lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[2]. Dia menutupkan malam kepada siang[3] yang mengikutinya dengan cepat[4]. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang[5] tunduk kepada perintah-Nya[6]. Ingatlah! Segala ciptaan[7] dan urusan[8] menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah[9], Tuhan seluruh alam.

55.[10] Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut[11]. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[12].

56. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi[13] setelah (Allah) memperbaikinya[14]. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut[15] dan penuh harap[16]. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan[17].

Tafsir Al A’raaf Ayat 42-53

Ayat 42-43: Kenikmatan surga dan tidak adanya rasa dengki di antara penghuninya, dan bahwa surga adalah negeri yang penuh kebahagiaan
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٤٢) وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٤٣
Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 42-43
42. Dan orang-orang yang beriman[1] serta mengerjakan amal saleh[2], Kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya[3]. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya[4].
43. Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka[5], di bawahnya mengalir sungai-sungai[6]. Mereka berkata[7], "Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini[8]. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami[9]. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran[10]." Diserukan kepada mereka[11], "ltulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan[12]."

Tafsir Al A’raaf Ayat 31-41

Ayat 31-34: Perintah menutup aurat, menjaga penampilan yang baik di masyarakat dan bolehnya bersenang-senang dengan rezeki yang halal dan baik

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (٣١) قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٣٢) قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٣) وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ      (٣٤)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 31-34 

31.[1] Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus[2] pada setiap (memasuki) masjid[3], makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan[4]. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan[5].

32. Katakanlah (Muhammad)[6], "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya[7] dan rezeki yang baik-baik?" Katakanlah, "Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia[8], dan khusus (untuk mereka saja) pada hari kiamat[9]. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.

33. Katakanlah (Muhammad), "Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji[10] yang terlihat[11] dan yang tersembunyi[12], perbuatan dosa[13], perbuatan zalim (kepada manusia)[14] tanpa alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia tidak menurunkan alasan untuk itu[15], dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui[16]."

Tafsir Al A’raaf Ayat 20-30

Ayat 20-25: Penyesatan Iblis la’natullah ‘alaihi kepada Adam ‘alaihis salam, dan penjelasan terhadap bahaya maksiat bagi manusia

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (٢٠) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (٢١) فَدَلاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (٢٢) قَالا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٢٣) قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ   (٢٤) قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ  (٢٥)

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 20-25

20. Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, "Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).”

21. Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, "Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasehatmu,"

22. Dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya[1]. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya[2], maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"

Tafsir Al A’raaf Ayat 1-19

Surah Al A'raaf (Tempat Tertinggi)

Surah ke-7. 206 ayat. Makkiyyah kecuali ayat 163

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-3: Perintah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyampaikan Al Qur’an dan Islam, serta perintah kepada manusia untuk mengikuti petunjuk Al Qur’an

المص (١)كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (٢) اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ (٣

 

Terjemah Surat Al A’raaf Ayat 1-3

1.Alif Laam Mim Shaad.

2. (Inilah) kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad); maka janganlah engkau sesak dada karenanya[1], agar engkau memberi peringatan dengan (kitab) itu[2] dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman.

3. [3]Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu[4], dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin[5]. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran[6].

Sabtu, 09 Februari 2013

Tafsir Al An’aam Ayat 152-165

Ayat 152-153: Perhatian Islam terhadap anak yatim, menjaga hartanya, serta perintah memenuhi hak kepada yang memiliki hak dan mengikuti kebenaran

وَلا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (١٥٢) وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٥٣

 

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 152-153

152. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim[1], kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat[2], sampai dia mencapai (usia) dewasa[3]. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil[4]. Kami tidak membebani sesorang melainkan menurut kesanggupannya[5]. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu)[6] dan penuhilah janji Allah[7]. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”

153. Dan sungguh, inilah[8] jalan-Ku yang lurus[9]. Maka ikutilah![10] Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain)[11] yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya[12]. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.

Tafsir Al An’aam Ayat 143-151

Ayat 143-144: Mendustakan sikap kaum jahiliyah yang menghalalkan atau mengharamkan tanpa ada izin dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala

ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الأنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الأنْثَيَيْنِ نَبِّئُونِي بِعِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (١٤٣) وَمِنَ الإبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الأنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الأنْثَيَيْنِ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَذَا فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (١٤٤

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 143-144

143. Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang)[1]; sepasang domba[2] dan sepasang kambing[3]. Katakanlah[4], "Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina[5] atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya[6]?" Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar[7],

144. Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang. Katakanlah, "Apakah yang diharamkan dua yang jantan atau dua yang betina, atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Apakah kamu menjadi saksi ketika Allah menetapkan ini bagimu? Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan?" Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Rabu, 06 Februari 2013

Tafsir Al An’aam Ayat 132-142

Ayat 132-135: Allah Subhaanahu wa Ta'aala Mahakaya tidak membutuhkan alam semesta, dan bahwa derajat seseorang seimbang dengan amalnya

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ         (١٣٢) وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْ بَعْدِكُمْ مَا يَشَاءُ كَمَا أَنْشَأَكُمْ مِنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ آخَرِينَ (١٣٣) إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ     (١٣٤) قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (١٣٥

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 132-135

132. Dan masing-masing orang[1] ada tingkatannya[2], (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan[3]. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan[4].

133. Dan Tuhanmu Mahakaya[5] lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari keturunan golongan lain[6].

134. Sesungguhnya apa pun yang dijanjikan[7] kepadamu pasti datang dan kamu tidak mampu menolaknya.

Selasa, 05 Februari 2013

Tafsir Al An’aam Ayat 122-131

Ayat 122-125: Menerangkan bahwa manusia ada dua golongan; ada yang mendapat petunjuk karena Allah sinari hatinya dengan iman, dan ada pula yang tersesat karena mengikuti hawa nafsunya dan setan

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٢٢) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلا بِأَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (١٢٣) وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ (١٢٤) فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ (١٢٥

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 122-125

122. Dan apakah orang yang sudah mati[1] lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya[2] yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak[3], sama dengan orang yang berada dalam kegelapan[4], sehingga dia tidak dapat keluar dari sana?[5] Demikianlah[6] dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan[7].

123. Dan Demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat[8] agar melakukan tipu daya di negeri itu[9]. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya[10].

Tafsir Al An’aam Ayat 111-121

Juz 8

Ayat 111-113: Permusuhan orang-orang yang berada di atas kebatilan kepada orang-orang yang yang berada di atas kebenaran

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ (١١١) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢) وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ (١١٣

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 111-113

111. Sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka[1] dan Kami kumpulkan (pula) di hadapan mereka segala sesuatu (yang mereka inginkan)[2], mereka tidak (juga) akan beriman[3], kecuali jika Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran).

112.[4] Dan demikianlah untuk setiap Nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin[5], sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan[6]. Kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak akan melakukannya, maka biarkanlah mereka bersama kebohongan yang mereka ada-adakan.

Tafsir Al An’aam Ayat 95-110

Ayat 95-99: Di antara dalil yang ada di alam semesta yang menunjukkan keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, kekuasaan-Nya dan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya, serta perintah memikirkan makhluk ciptaan-Nya

إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللَّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (٩٥) فَالِقُ الإصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (٩٦) وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٩٧) وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ قَدْ فَصَّلْنَا الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ (٩٨) وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ                 (٩٩)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 95-99

95.[1] Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma)[2]. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati[3] dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[4]. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling[5]?

96. Dia menyingsingkan pagi[6] dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan[7]. Itulah ketetapan Allah yang Mahaperkasa[8] lagi Maha Mengetahui[9].

97. Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut[10]. Kami telah menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.

Tafsir Al An’aam Ayat 84-94

Ayat 84-90: Rombongan para nabi dan perintah mengikuti mereka

وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلا هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (٨٤) وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ (٨٥) وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (٨٦) وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٨٧) ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٨٨) أُولَئِكَ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ (٨٩) أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ       (٩٠)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 84-90

84.[1] Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya'qub[2] kepadanya. Kepada masing-masing telah Kami beri petunjuk[3]; dan sebelum itu Kami telah memberi petunjuk kepada Nuh, dan kepada sebagian dari keturunannya[4] yaitu Dawud, Sulaiman[5], Ayyub, Yusuf[6], Musa, dan Harun[7]. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik[8].

85. Dan Zakaria, Yahya[9], Isa[10] dan Ilyas[11]. Semuanya Termasuk orang-orang yang saleh.

Tafsir Al An’aam Ayat 74-83

Ayat 74-79: Cara Nabi Ibrahim 'alaihis salam mengajak kaumnya kepada tauhid, dialog Beliau dengan bapaknya dan kaumnya, serta penegakkannya hujjah terhadap mereka

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٧٤) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (٧٥) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لا أُحِبُّ الآفِلِينَ   (٧٦) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (٧٧) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (٧٨) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ          (٧٩)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 74-79

74. Dan (ingatlah) ketika Ibrahim[1] berkata kepada ayahnya, Aazar[2], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan?"[3] Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."[4]

75. Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi[5], dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.

76. Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang[6] (lalu) dia berkata[7], "Inikah Tuhanku?"[8] Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam[9]."

Tafsir Al An’aam Ayat 66-73

Ayat 66-68: Menjauhi majlis orang-orang yang mengolok-olokkan firman Allah dan mendustakan agama

وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (٦٦)لِكُلِّ نَبَإٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٦٧) وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٦٨

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 66-68

66. Dan kaummu mendustakannya (azab)[1] padahal azab itu benar adanya. Katakanlah (Muhammad), "Aku ini bukanlah penanggung jawab kamu[2]."

67. [3] Setiap berita (yang dibawa oleh rasul) ada (waktu) terjadinya[4] dan kelak kamu akan mengetahui.

68. Apabila kamu (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami[5], maka tinggalkanlah mereka[6] hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika setan benar-benar menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka setelah ingat kembali janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim[7].

Tafsir Al An’aam Ayat 56-65

Ayat 56-59: Memerintah dan menetapkan adalah hak Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, serta menjelaskan kunci-kunci yang gaib, dimana hal itu tidak diketahui kecuali oleh-Nya saja

قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (٥٦) قُلْ إِنِّي عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَكَذَّبْتُمْ بِهِ مَا عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ (٥٧) قُلْ لَوْ أَنَّ عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ لَقُضِيَ الأمْرُ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالظَّالِمِينَ (٥٨) وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ       (٥٩)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 56-59

56. Katakanlah (Muhammad)[1], "Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah[2]." Katakanlah, "Aku tidak akan mengikuti keinginanmu. Jika berbuat demikian, sungguh tersesatlah aku dan aku tidak termasuk orang yang mendapat petunjuk."

57. Katakanlah (Muhammad), "Aku berada di atas keterangan yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku[3], sedangkan kamu mendustakannya. Bukanlah kewenanganku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan (hukum itu) hanyalah hak Allah[4]. Dia menerangkan kebenaran[5] dan Dia pemberi keputusan yang terbaik[6]."

Tafsir Al An’aam Ayat 42-55

Ayat 42-45: Hikmah diberikan cobaan berupa kemelaratan dan kesengsaraan, serta cobaan berupa kesenangan dan kenikmatan

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ (٤٢) فَلَوْلا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (٤٣) فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ (٤٤) فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ               (٤٥)

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 42-45

42. Dan Sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu[1], kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan[2], agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati[3].

43. Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan[4].

Tafsir Al An’aam Ayat 33-41

Ayat 33-35: Hiburan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap hal yang menimpa Beliau berupa sikap keras kaum musyrik, dan bahwa semua rasul disakiti dan didustakan, akan tetapi mereka bersabar

قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (٣٣) وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ (٣٤) وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الأرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ (٣٥

Terjemah Surat Al An’aam Ayat 33-35

33. Sungguh, Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu (Muhammad)[1], (janganlah bersedih hati) karena sebenarnya mereka bukan mendustakan kamu[2], tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah[3].

34.[4] Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamu pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka[5]. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat (ketetapan) Allah. Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu[6].