tag:blogger.com,1999:blog-62821564897076538802024-03-11T03:08:53.447-07:00Tafsir Al Quran Al KarimTerjemah Al Qur'an, Tafsir Al Qur'an, Ilmu Al Qur'an, Software Al Qur'an, Ebook Al Qur'an, Tilawah Al Qur'an, Murattal Al Qur'anAbu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.comBlogger513125tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-30753349247301413822013-04-12T06:42:00.001-07:002013-04-12T06:42:58.481-07:00Tafsir Al Baqarah Ayat 8-16<p align="justify"><b>Ayat 8-16: Menerangkan sifat orang-orang munafik, keadaan mereka, hakikat kemunafikan dan balasan untuk orang-orang munafik</b> <p align="justify"><b></b> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (٨)يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٩) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١) أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ (١٢) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لا يَعْلَمُونَ (١٣)وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ (١٤) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (١٥) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (١٦)</font></font></span></p> <p align="justify">8. Di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir," padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_6605" name="_ftnref1_6605">[1]</a>. <p align="justify">9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_6605" name="_ftnref2_6605">[2]</a>. <p align="justify">10. Dalam hati mereka ada penyakit<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_6605" name="_ftnref3_6605">[3]</a>, lalu Allah menambah penyakitnya itu; mereka mendapat siksa yang pedih, karena mereka berdusta. <p align="justify">11. Dan apabila dikatakan kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_6605" name="_ftnref4_6605">[4]</a>,"Janganlah berbuat kerusakan di bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_6605" name="_ftnref5_6605">[5]</a>.” Mereka menjawab<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_6605" name="_ftnref6_6605">[6]</a>, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_6605" name="_ftnref7_6605">[7]</a>." <p align="justify">12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_6605" name="_ftnref8_6605">[8]</a>, tetapi mereka tidak menyadari. <p align="justify">13. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_6605" name="_ftnref9_6605">[9]</a> telah beriman." Mereka menjawab, "Apakah kami akan berimankah seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal; tetapi mereka tidak tahu.</p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">14. Dan apabila mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_6605" name="_ftnref10_6605">[10]</a> berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, "Kami telah beriman". Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_6605" name="_ftnref11_6605">[11]</a>, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." <p align="justify">15. Allah akan memperolok-olokan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_6605" name="_ftnref12_6605">[12]</a> dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_6605" name="_ftnref13_6605">[13]</a>. <p align="justify">16. Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_6605" name="_ftnref14_6605">[14]</a>, Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_6605" name="_ftn1_6605">[1]</a> Mereka adalah orang-orang munafik yang luarnya menampakkan keislaman, namun batinnya kafir. Kemunafikan ini adalah kemunafikan besar yang terkait dengan akidah dan mengeluarkan pelakunya dari Islam. Berbeda dengan kemunafikan kecil yang terkait dengan amalan, ia tidaklah mengeluarkan pelakunya dari Islam namun sebagai wasilah/sarana yang bisa mengarah kepada kemunafikan besar, misalnya bila bicara berdusta, bila berjanji mengingkari, bila diamanahkan berkhianat, malas beribadah, berat melaksanakan shalat berjama'ah dsb. Di antara kelembutan Allah Ta'ala kepada kaum mukminin adalah ditampakkan-Nya kepada kaum mukminin hal-ihwal serta sifat mereka yang membedakan dengan yang lain agar kaum mukminin tidak tertipu oleh mereka. Mereka dikatakan "tidak beriman" karena iman yang sesungguhnya adalah pengakuan lisan yang dibenarkan oleh hati dan dipraktekkan oleh anggota badan, jika tidak seperti itu sama saja hendak menipu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_6605" name="_ftn2_6605">[2]</a> Karena akibat penipuan itu kembalinya tidak kepada siapa-siapa selain kepada diri mereka sendiri. Namun sayang karena kebodohan mereka yang sangat membuat mereka tidak menyadari. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_6605" name="_ftn3_6605">[3]</a> Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam lemah dan mereka masih ragu-ragu. Kelemahan dan keragu-raguan keyakinan itu menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, agama dan orang-orang Islam, lalu tidak diobati sehingga Allah menambah lagi penyakit terebut. <p align="justify">Penyakit yang menimpa hati ada dua; penyakit syubhat dan penyakit syahwat. Kekafiran, kemunafikan, keraguan dan bid'ah merupakan penyakit syubhat, sedangkan kecintaan terhadap perbuatan keji dan maksiat merupakan penyakit syahwat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_6605" name="_ftn4_6605">[4]</a> Yakni ketika mereka dinasehati. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_6605" name="_ftn5_6605">[5]</a> Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan dengan melakukan kekafiran dan kemaksiatan, yang di antaranya menyebarkan rahasia kaum muslimin kepada musuh mereka, menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_6605" name="_ftn6_6605">[6]</a> Secara dusta dan bermaksud membantah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_6605" name="_ftn7_6605">[7]</a> Perbuatan yang mereka lakukan itu dengan anggapan mengadakan perbaikan sesungguhnya adalah kerusakan, akan tetapi karena kebodohan dan penentangan mereka membuat mereka tidak menyadari bahwa yang demikian merupakan kerusakan. Kemaksiatan yang besar adalah kemaksiatan yang dilakukan dengan meyakini benarnya perbuatan itu dan seperti inilah keadaan mereka sehingga sangat sulit untuk rujuk, berbeda dengan kemaksiatan yang dilakukan dengan meyakini salahnya perbuatan itu, orang yang seperti ini lebih mudah untuk rujuk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_6605" name="_ftn8_6605">[8]</a> Karena tidak ada kerusakan yang paling besar daripada mengingkari ayat-ayat Allah, menghalangi manusia dari jalan-Nya, hendak menipu Allah dan para wali-Nya dan menolong orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya ditambah dengan agggapan bahwa hal itu merupakan perwujudan mengadakan perbaikan. Perbuatan maksiat dikatakan sebagai kerusakan karena rusaknya bumi diakibatkan oleh maksiat, sebaliknya bumi hanya akan menjadi baik dengan iman dan keta'atan kepada Allah Ta'ala. Untuk itulah Allah menciptakan manusia dan melimpahkan rezeki kepada mereka, yakni agar mereka gunakan untuk keta'atan dan ibadah kepada-Nya, jika yang dilakukan malah kebalikannya maka sama saja berusaha merusak bumi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_6605" name="_ftn9_6605">[9]</a> Yakni sebagaimana para sahabat Nabi radhiyallahu 'ahum beriman, di mana iman mereka tidak sekedar di lisan tetapi masuk ke hati dan diamalkan oleh anggota badan, mereka membantah dengan mengatakan, "Apakah kami akan beriman sebagaimana orang-orang yang kurang akal beriman?" maka Allah membantah bahwa merekalah yang kurang akal, karena hakikat kurang akal adalah tidak mengetahui hal yang bermaslahat untuk dirinya dan mengerjakan sesuatu yang merugikannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_6605" name="_ftn10_6605">[10]</a> Yakni orang-orang munafik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_6605" name="_ftn11_6605">[11]</a> Maksudnya, pemimpin-pemimpin mereka yang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_6605" name="_ftn12_6605">[12]</a> Sifat tersebut "mengolok-olok" menjadi sifat sempurna dalam keadaan "jika menghadapi orang-orang yang melakukan perbuatan seperti itu,” karena yang demikian menunjukkan bahwa yang memilikinya juga memiliki kemampuan untuk membalas musuhnya dengan melakukan tindakan yang sama atau lebih, dan sifat tersebut tentu akan menjadi sifat kekurangan dalam keadaan selain ini. Oleh karena itu, ia sebagai sifat bagi Allah Ta'ala namun tidak secara mutlak dan tidak menjadi nama-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_6605" name="_ftn13_6605">[13]</a> Allah Ta'ala membiarkan mereka agar bertambah sesat, bingung dan bimbang serta memberikan balasan olok-olokkan yang mereka lakukan kepada kaum mukmin. Di antara olok-olokkan-Nya kepada mereka (kaum munafik) adalah dengan dihiasnya perbuatan yang menyebabkan mereka sengsara dan dihiasnya keadaan yang buruk, termasuk olok-olokkan-Nya kepada mereka pada hari kiamat adalah dengan diberikan-Nya kepada mereka dan kepada kaum mukmin cahaya yang nampak, ketika kaum mukmin berjalan dengan cahayanya, tiba-tiba cahaya mereka (kaum munafik) padam sehingga mereka dalam kegelapan lagi bingung. Alangkah besarnya putus asa jika awalnya didahului oleh harapan yang berada di depan mata. Memang, orang-orang munafik memperoleh manfa'at dari kekafiran yang mereka sembunyikan; darah dan harta mereka selamat, demikian juga memperoleh keamanan, namun bisa saja maut datang menjemput sehingga yang mereka peroleh hanyalah kegelapan kubur, kegelapan kufur, kegelapan nifak (kemunafikan) dan kegelapan maksiat sesuai jenisnya, setelah itu adalah neraka dan neraka itulah tempat kembali yang paling buruk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_6605" name="_ftn14_6605">[14]</a> Mereka membeli kekafiran dengan iman; membeli kesesatan dengan petunjuk, sehingga mereka tidak memperoleh apa-apa, bahkan hanya memperoleh kerugian karena tidak mendapat petunjuk dan akan membawanya kepada neraka, yang demikian itulah kerugian yang sesungguhnya. Jika seorang membeli uang satu dirham dengan harga satu dinar atau mengeluarkan modal untuk usaha sejumlah sepuluh juta sisanya tinggal satu juta tanpa keuntungan sudah dianggap rugi, lalu bagaimana dengan orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, membeli kekafiran dengan keimanan dan membeli kesengsaraan dengan kebahagiaan, alangkah ruginya perdagangan itu.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com63tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-29416145936652454362013-04-12T06:39:00.001-07:002013-04-12T06:39:55.365-07:00Tafsir Al Baqarah Ayat 1-7<p align="justify"><b>Surat</b><b> Al Baqarah (Sapi Betina)</b><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_6020" name="_ftnref1_6020"><b><b>[1]</b></b></a><b></b> <p align="justify"><b>Surah ke-2. Terdiri dari 286 ayat. Madaniyyah </b><b></b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </font></font></span> <p align="justify">Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. <p align="justify"><b>Ayat 1-5: Golongan mukmin, membicarakan tentang sifat orang-orang yang bertakwa, hakikat iman dan bagaimana Al Qur’an menjadi petunjuk bagi mereka</b> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"><b></b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">الم (١) ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (٤) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٥)</font></font></span> <p align="justify">1. Alif laam miim<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_6020" name="_ftnref2_6020">[2]</a>. <p align="justify">2. Kitab<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_6020" name="_ftnref3_6020">[3]</a> (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_6020" name="_ftnref4_6020">[4]</a>; petunjuk bagi mereka yang bertakwa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_6020" name="_ftnref5_6020">[5]</a>, <p align="justify">3. (yaitu) mereka yang beriman<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_6020" name="_ftnref6_6020">[6]</a> kepada yang ghaib<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_6020" name="_ftnref7_6020">[7]</a>, mendirikan shalat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_6020" name="_ftnref8_6020">[8]</a>, dan menafkahkan sebagian rezeki<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_6020" name="_ftnref9_6020">[9]</a> yang Kami anugerahkan kepada mereka. <p align="justify">4. Dan mereka yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_6020" name="_ftnref10_6020">[10]</a> dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_6020" name="_ftnref11_6020">[11]</a>, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_6020" name="_ftnref12_6020">[12]</a>. <p align="justify">5. Merekalah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_6020" name="_ftnref13_6020">[13]</a> yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_6020" name="_ftnref14_6020">[14]</a>, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_6020" name="_ftnref15_6020">[15]</a>.</p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 6-7: Menyebutkan sifat orang-orang kafir, menerangkan hakikat kekafiran dan balasan untuk orang-orang kafir</b> <p align="justify"><b></b> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ (٦) خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (٧)</font></font></span></p> <p align="justify">6. Sesungguhnya orang-orang kafir<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_6020" name="_ftnref16_6020">[16]</a>, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_6020" name="_ftnref17_6020">[17]</a>, mereka tidak juga akan beriman<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_6020" name="_ftnref18_6020">[18]</a>. <p align="justify">7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_6020" name="_ftnref19_6020">[19]</a>, penglihatan mereka ditutup<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_6020" name="_ftnref20_6020">[20]</a>. dan bagi mereka siksa yang sangat berat. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_6020" name="_ftn1_6020">[1]</a> Surat <i>Al Baqarah</i> yang 286 ayat ini turun di Madinah, sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Haji wadaa' (haji Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang terakhir). Seluruh ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, sebagai surat yang terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai <i>Al Baqarah</i> karena di dalamnya disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil (ayat 67 sampai dengan 74), di sana dijelaskan watak orang-orang Yahudi pada umumnya. <p align="justify"><b>Keutamaan surat Al Baqarah</b> <p align="justify">Tentang keutamaan surat Al Baqarah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: <p align="right"> <font size="6" face="Traditional Arabic">اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ . قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِى أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ </font> <p align="justify">"Bacalah Al Qur'an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada pembacanya. Bacalah Az Zahrawain (dua surat yang berkilau cemerlang) yaitu Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat seakan-akan dua awan (yang menaungi panasnya keadaan di padang mahsyar) atau dua naungan atau dua rombongan burung yang membuka sayapnya. Kedua surat itu akan membela pembacanya. Bacalah surat Al Baqarah, karena merutinkannya adalah keberkahan, meninggalkannya adalah penyesalan dan surat itu tidak mampu dibaca oleh para penyihir." (HR. Ahmad dan Muslim) <p align="right"><font size="6" face="Traditional Arabic">اِقْرَءُوْا سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ فِي بُيُوْتِكُمْ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَدْخُلُ بَيْتًا يُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ</font> <p align="justify">"Bacalah surat Al Baqarah di rumah kalian, karena setan tidak akan masuk ke dalam rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah." (HR. Hakim dan Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1170). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_6020" name="_ftn2_6020">[2]</a> Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. Di antara ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, atau untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam semata-mata, maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu. Syaikh As Sa'diy berpendapat bahwa yang lebih selamat adalah diam tidak mencari-cari maksudnya, yang pasti Allah Ta'ala tidaklah menurunkan begitu saja tanpa ada hikmah di balik itu hanya saja kita tidak mengetahui. Wallahu a'lam. <p align="justify">Imam Al Qurthubi berkata, "Para ahli tafsir berselisih tentang huruf-huruf yang berada di awal-awal surat. Amir Asy Sya'biy, Sufyan Ats Tsauriy dan jama'ah ahli hadits berkata, "Ia adalah rahasia Allah dalam Al Qur'an, dan Allah memiliki rahasia di setiap kitab-Nya, ia termasuk ayat-ayat mutasyabihat yang hanya Allah saja mengetahuinya, ia tidak mesti dibicarakan, akan tetapi kita mengimaninya dan membacanya sebagaimana telah datang (disebutkan)." <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_6020" name="_ftn3_6020">[3]</a> Allah Ta'ala menamakan Al Qur'an dengan Al kitab berarti "yang ditulis", sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_6020" name="_ftn4_6020">[4]</a> Yakni tidak ada keraguan bahwa ia berasal dari Allah Ta'ala, sehingga tidak benar masih meragukannya karena jelas sekali buktinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_6020" name="_ftn5_6020">[5]</a> Orang-orang yang bertakwa mengambil manfaat darinya, menjadikannya sebagai petunjuk dan ilmu yang bermanfaat serta membuat mereka dapat beramal shalih. Mereka memperoleh dua hidayah; hidayah irsyad (ilmu/petunjuk) dan hidayah taufiq (bisa beramal). Al Qur’an meskipun sesungguhnya petunjuk bagi semua manusia, namun hanya orang-orang yang bertakwa yang mau mengambilnya sebagai petunjuk dan melaksanakan isinya. <p align="justify">Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja. <p align="justify">Kata huda (petunjuk) pada ayat di atas adalah umum, yakni bahwa Al Qur'an merupakan petunjuk terhadap semua maslahat di dunia dan akhirat, ia merupakan pembimbing manusia dalam masalah ushul (pokok seperti keyakinan) maupun furu' (cabang), menerangkan yang hak dan menerangkan kepada mereka jalan yang dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_6020" name="_ftn6_6020">[6]</a> Iman artinya kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa atau pengakuan di hati yang membuahkan ketundukkan di lisan (dengan iqrar) dan pada anggota badan. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_6020" name="_ftn7_6020">[7]</a> Yang ghaib ialah yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan adanya, seperti: adanya Allah, malaikat-malaikat, hari akhirat dan sebagainya. Mengapa beriman itu kepada yang ghaib? Jawabnya adalah karena beriman kepada sesuatu yang disaksikan atau dirasakan panca indera tidak dapat membedakan mana muslim dan mana kafir. Oleh karena itu, orang mukmin beriman kepada semua yang diberitakan Allah Ta'ala dan rasul-Nya, baik mereka menyaksikannya atau tidak, baik mereka memahaminya atau tidak dan baik dijangkau oleh akal mereka maupun tidak. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata, "Tidak ada keimanan yang diimani oleh orang mukmin yang lebih utama daripada keimanannya kepada yang ghaib", lalu Ibnu Mas'ud membaca ayat "Alladziina yu'minuuna bil ghaib". <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_6020" name="_ftn8_6020">[8]</a> Yakni di samping beriman kepada yang ghaib, mereka buktikan dengan mendirikan shalat. Shalat menurut bahasa 'Arab: doa, menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan pembuktian terhadap pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. Shalat yang seperti inilah yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_6020" name="_ftn9_6020">[9]</a> Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Allah tersebut kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, baik yang wajib maupun yang sunat. Contoh pengeluaran yang wajib adalah zakat, menafkahi anak dan istri, kerabat (seperti orang tua) dan budak, sedangkan yang sunat adalah semua jalan kebaikan. Disebutkan "sebagian rezeki" menunjukkan bahwa yang Allah inginkan hanyalah sedikit dari harta mereka; tidak memadharatkan mereka dan tidak membebani, dan dipakainya kata-kata "rezeki" untuk mengingatkan bahwa harta yang ada pada mereka merupakan rezeki dari Allah yang menghendaki untuk disyukuri dengan menyisihkan sebagiannya berbagi bersama saudara-saudara mereka yang tidak mampu. <p align="justify">Shalat dan zakat sangat sering disebutkan secara bersamaan di dalam Al Qur'an, karena shalat mengandung sikap ikhlas kepada Allah Ta'ala, sedangkan zakat dan infak mengandung sikap ihsan terhadap sesama hamba Allah Ta'ala. Oleh karena itu, tanda kebahagiaan seorang hamba adalah dengan bersikap ikhlas kepada Allah dan berusaha memberikan manfa'at kepada makhluk, sebagaimana tanda celakanya seorang hamba adalah ketika tidak adanya kedua ini, yakni ikhlas kepada Allah Ta'ala dan berbuat ihsan kepada sesama hamba Allah Ta'ala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_6020" name="_ftn10_6020">[10]</a> Yaitu Al Qur'an, demikian juga apa yang diturunkan kepada Beliau berupa hikmah (As Sunnah). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_6020" name="_ftn11_6020">[11]</a> Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Qur'an yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril 'alaihis salam., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_6020" name="_ftn12_6020">[12]</a> Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah mati dan sesudah dunia berakhir. yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah mati (yaitu alam barzakh yang di dalamnya terdapat fitnah kubur, azab kubur dan nikmat kubur) dan sesudah dunia berakhir (seperti kebangkitan manusia, pengumpulan manusia di padang mahsyar, adanya hisab (pemeriksaan amalan), mizan (penimbangan amalan), surga dan neraka). Di antara hikmah mengapa Allah sering menyebutkan hari akhir dalam Al Qur’an adalah karena beriman kepada hari akhir memiliki pengaruh yang kuat dalam memperbaiki keadaan seseorang sehingga ia akan mengisi hari-harinya dengan amal shalih, ia pun akan lebih semangat untuk mengerjakan keta’atan itu sambil berharap akan diberikan pahala di hari akhir itu, demikian juga akan membuatnya semakin takut ketika mengisi hidupnya dengan kemaksiatan apalagi merasa tentram dengannya. Beriman kepada hari akhir juga membantu seseorang untuk tidak berlebihan terhadap dunia dan tidak menjadikannya sebagai tujuan hidupnya. Di antara hikmahnya juga adalah menghibur seorang mukmin yang kurang mendapatkan kesenangan dunia karena di hadapannya ada kesenangan yang lebih baik dan lebih kekal. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_6020" name="_ftn13_6020">[13]</a> Yakni orang-orang yang memiliki sifat-sifat di atas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_6020" name="_ftn14_6020">[14]</a> Mereka berjalan di atas cahaya dari Tuhan mereka dan taufiq-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_6020" name="_ftn15_6020">[15]</a> Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya dan selamat dari sesuatu yang mereka khawatirkan atau orang-orang yang akan memperoleh surga dan selamat dari neraka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_6020" name="_ftn16_6020">[16]</a> Yakni orang-orang yang mengingkari apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_6020" name="_ftn17_6020">[17]</a> Baik engkau memperingatkan mereka dengan azab Allah atau pun tidak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_6020" name="_ftn18_6020">[18]</a> Kepada mereka hanyalah ditegakkan hujjah agar mereka tidak dapat beralasan lagi di hadapan Allah Ta'ala pada hari kiamat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_6020" name="_ftn19_6020">[19]</a> Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehat tidak akan berbekas kepadanya disebabkan kekafiran dan kerasnya hati mereka setelah nampak kebenaran bagi mereka. Oleh karena itu, Allah tidak memberi mereka taufiq untuk mengikuti petunjuk itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_6020" name="_ftn20_6020">[20]</a> Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka lihat di cakrawala, di permukaan bumi dan pada diri mereka sendiri. Sarana-sarana untuk memperoleh petunjuk dan kebaikan telah ditutup bagi mereka. Ini merupakan hukuman yang disegerakan dan hukuman yang akan datang kepada mereka adalah azab yang sangat pedih berupa azab neraka dan kemurkaan Allah Ta'ala.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com44tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-68069616318849401812013-04-11T08:01:00.000-07:002013-04-11T08:04:05.176-07:009 Faidah Surat Al Fatihah (2)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SEOq95NWRX4hyphenhyphenihy3q2i-Uch63uK03SHfeGGRVJ-PxmXbgLIfBk0szo9gL1cz37AyqGjCps0hoAs171rwttDnvLdH0GZlRJnXc6v3l4-DUOFFYTJrG-6PNS8Ds3LaOsQ3UgQJZWj0no/s1600/Al+Fatihah+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SEOq95NWRX4hyphenhyphenihy3q2i-Uch63uK03SHfeGGRVJ-PxmXbgLIfBk0szo9gL1cz37AyqGjCps0hoAs171rwttDnvLdH0GZlRJnXc6v3l4-DUOFFYTJrG-6PNS8Ds3LaOsQ3UgQJZWj0no/s1600/Al+Fatihah+2.jpg" /></a></div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Keenam: Kewajiban untuk meminta petunjuk kepada-Nya</strong> </div>
<div align="justify">
Hal ini terkandung dalam ayat <em>‘Ihdinas shirathal mustaqim’</em>. Hidayah merupakan anugerah dari Allah ta’ala kepada hamba yang dipilih-Nya. Sedangkan hidayah itu terdiri dari dua macam; hidayah ilmu dan hidayah amal. Dan hidayah semacam itu dibutuhkan oleh manusia di setiap saat dalam perjalanan hidupnya. Setiap hamba senantiasa membutuhkan hidayah tersebut selama dia masih hidup di alam dunia ini. Oleh karena besarnya kebutuhan setiap hamba untuk memohon hidayah maka Allah pun mewajibkan mereka memintanya dalam sehari dan semalam minimal tujuh belas kali di dalam sholat. </div>
<div align="justify">
Ibnu Katsir <em>rahimahullah</em> mengatakan, “…Seandainya bukan karena besarnya kebutuhan dirinya untuk mendapatkan hidayah di waktu malam maupun siang niscaya Allah ta’ala tidak akan membimbingnya untuk melakukan hal itu -meminta hidayah setiap kali sholat-. Sebab seorang hamba itu sesungguhnya di setiap saat dan keadaan senantiasa memerlukan pertolongan dari Allah untuk bisa tegar mengikuti hidayah dan berpijak dengan kokoh padanya, agar terus mendapatkan pencerahan, peningkatan ilmu, dan bisa terus menerus berada di atasnya. Karena setiap hamba tidaklah menguasai kemanfaatan maupun kemudharatan bagi dirinya sendiri kecuali sebatas yang Allah kehendaki. Oleh sebab itulah maka Allah ta’ala membimbingnya untuk senantiasa meminta hidayah itu di setiap saat agar Allah mencurahkan kepadanya pertolongan, keteguhan dan tafik dari-Nya.” (<em><a href="http://muslim.or.id/tafsir">Tafsir</a> al-Qur’an al-’Azhim</em> [1/39])</div>
<a name='more'></a> <br />
<div align="justify">
Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad mengatakan, “Doa ini mengandung seagung-agung tuntutan seorang hamba yaitu mendapatkan petunjuk menuju jalan yang lurus. Dengan meniti jalan itulah seseorang akan keluar dari berbagai kegelapan menuju cahaya serta akan menuai keberhasilan dunia dan akhirat. Kebutuhan hamba terhadap petunjuk ini jauh lebih besar daripada kebutuhan dirinya terhadap makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanyalah bekal untuk menjalani kehidupannya yang fana. Sedangkan petunjuk menuju jalan yang lurus merupakan bekal kehidupannya yang kekal dan abadi. Doa ini juga mengandung permintaan untuk diberikan keteguhan di atas petunjuk yang telah diraih dan juga mengandung permintaan untuk mendapatkan tambahan petunjuk.” (<em>Min Kunuz al-Qur’an</em>) </div>
<div align="justify">
Segala puji hanya bagi Allah yang telah menunjukkan kita ke jalan Islam. Sebab dengan Islam inilah seorang hamba akan bisa masuk ke dalam surga. Allah ta’ala berfirman mengenai kegembiraan penduduk surga, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Mereka mengatakan; ‘Segala puji hanya bagi Allah yang telah menunjukkan kepada kami ke surga ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak memberikan petunjuk kepada kami. Sesungguhnya rasul-rasul Rabb kami telah datang dengan membawa kebenaran.’.”</em> (QS. al-A’raaf: 43) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِمْ مِلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَى بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir maka tidak akan pernah diterima dari mereka emas sepenuh bumi walaupun hal itu mereka gunakan untuk menebus siksa, mereka itu memang layak untuk menerima siksa yang sangat menyakitkan dan tidak ada bagi mereka seorang penolongpun.”</em> (QS. Ali Imran: 91) </div>
<div align="justify">
Allah juga berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan bagi orang-orang zalim itu tidak ada seorang penolong.”</em> (QS. al-Maa’idah: 72) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Tidak akan masuk ke dalam surga melainkan jiwa yang muslim.”</em> (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu’anhu</em>) </div>
<div align="justify">
Dalam riwayat lainnya, beliau bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُونَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Tidak akan masuk surga selain orang-orang yang beriman.”</em> (HR. Muslim dari Umar bin Khatthab <em>radhiyallahu’anhu</em>) </div>
<div align="justify">
Hidayah juga bukan yang perkara sepele, namun dia adalah anugerah Allah kepada hamba pilihan-Nya. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya engkau tidak akan bisa memberikan hidayah (taufik) kepada orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui siapakah orang yang ditakdirkan mendapatkan hidayah.”</em> (QS. al-Qashash: 56) </div>
<div align="justify">
al-Musayyab <em>radhiyallahu’anhu</em> menuturkan, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيُعِيدُ لَهُ تِلْكَ الْمَقَالَةَ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Di saat kematian akan menghampiri Abu Thalib maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun datang untuk menemuinya dan ternyata di sisinya telah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata; ‘Wahai pamanku, ucapkanlah la ilaha illallah, sebuah kalimat yang akan aku gunakan untuk bersaksi untukmu di sisi Allah’. Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah mengatakan; ‘Wahai Abu Thalib, apakah kamu benci kepada agama Abdul Muthallib -bapakmu-?’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menawarkan dan mengulangi ajakannya itu, sampai akhirnya Abu Thalib mengucapkan perkataan terakhirnya kepada mereka bahwa dia tetap berada di atas agama Abdul Muthallib. Dia enggan untuk mengucapkan la ilaha illallah…”</em> (HR. Muslim) </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Ketujuh: Kewajiban untuk mengikuti Rasul dan para sahabatnya</strong> </div>
<div align="justify">
Hal itu terkandung dalam ayat <em>‘Shirathalladzina an’amta ‘alaihim’</em>. Jalan orang-orang yang mendapatkan kenikmatan dari Allah, yaitu jalan para nabi, orang-orang shiddiq, syuhada’ dan orang-orang salih. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul, maka mereka itulah orang-orang yang akan bersama dengan orang-orang yang diberi kenikmatan oleh Allah yaitu para nabi, orang-orang shiddiq, syuhada’, dan orang-orang salih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman.”</em> (QS. an-Nisaa’: 69) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala juga berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Barangsiapa yang menentang Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia juga mengikuti selain jalan orang-orang beriman maka Kami akan membiarkan dia terlantar di atas kesesatan yang dipilihnya dan Kami pun akan memasukkannya ke dalam Jahannam, dan sesungguhnya Jahannam itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.”</em> (QS. an-Nisaa’: 115) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Tidaklah pantas bagi seorang mukmin lelaki maupun perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara kemudian masih ada bagi mereka pilihan yang lainnya dalam menghadapi masalah mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.”</em> (QS. al-Ahzab: 36) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Maka para sahabat bertanya, ‘Siapakah orang yang enggan itu wahai Rasulullah?’. beliau menjawab, “Barangsiapa yang menaatiku akan masuk surga dan barangsiapa yang durhaka kepadaku dialah yang enggan.”</em> (HR. Bukhari dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu’anhu</em>) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> juga berpesan, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang masih hidup sesudahku maka dia pasti akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk tetap mengikuti Sunnah/ajaranku dan <a href="http://muslim.or.id/tag/sunnah">Sunnah</a> para khalifah yang berada di atas petunjuk dan terbimbing. Berpegang teguhlah dengannya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan -di dalam agama-, karena sesungguhnya setiap yang diada-adakan -dalam agama- itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah pasti sesat.”</em> (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Irbadh bin Sariyah <em>radhiyallahu’anhu</em>, disahihkan al-Albani dalam <em>Shahih at-Targhib wa at-Tarhib</em> [37]) </div>
<div align="justify">
Inilah jalan lurus itu, yaitu mengikuti pemahaman Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam hal ilmu maupun amalan. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Orang-orang yang terdahulu dan pertama-tama -membela Islam- dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Allah sediakan untuk mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, itulah keberuntungan yang sangat besar.”</em> (QS. at-Taubah: 100) </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Kedelapan: Kewajiban untuk mengamalkan ilmu</strong> </div>
<div align="justify">
Hal ini terkandung dalam potongan ayat <em>‘Ghairil maghdhubi ‘alaihim’.</em> Orang yang dimurkai itu adalah orang yang mengetahui kebenaran tapi justru tidak mau mengamalkannya. Sebagaimana orang-orang Yahudi dan yang mengikuti mereka. Syaikh Abdurrahman bin Naashir as-Sa’di <em>rahimahullah</em> berkata, “(<em>Shirathal Mustaqim</em>) adalah jalan terang yang akan mengantarkan hamba menuju Allah dan masuk ke dalam Surga-Nya. Hakikat jalan itu adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya…” (<em>Taisir Karimir Rahman</em>, hal. 39). Sehingga jalan yang lurus itu menuntut seorang muslim untuk mengamalkan <a href="http://muslim.or.id/al-quran/sembilan-faedah-surat-al-fatihah-2.html">ilmunya</a>. </div>
<div align="justify">
Syaikh Abdul Muhsin mengatakan, “Petunjuk menuju jalan yang lurus itu akan menuntun kepada jalan orang-orang yang diberikan kenikmatan yaitu para nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada’, dan orang-orang salih. Mereka itu adalah orang-orang yang memadukan ilmu dengan amal. Maka seorang hamba memohon kepada Rabbnya untuk melimpahkan hidayah menuju jalan lurus ini yang merupakan sebuah pemuliaan dari Allah kepada para rasul-Nya dan wali-wali-Nya. Dia memohon agar Allah menjauhkan dirinya dari jalan musuh-musuh-Nya yaitu orang-orang yang memiliki ilmu akan tetapi tidak mengamalkannya. Mereka itulah golongan Yahudi yang dimurkai.” (<em>Min Kunuz al-Qur’an</em>) </div>
<div align="justify">
Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan <em>hafizhahullah</em> berkata,<br />“Hendaknya diingat bahwa seseorang yang tidak beramal dengan ilmunya maka ilmunya itu kelak akan menjadi bukti yang menjatuhkannya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Barzah <em>radhiyallahu’anhu</em>, bahwa Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pernah bersabda, <em>“Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia akan ditanya tentang empat perkara, diantaranya adalah tentang ilmunya, apa yang sudah diamalkannya.”</em> (HR. Tirmidzi 2341) </div>
<div align="justify">
Hal ini bukan berlaku bagi para ulama saja, sebagaimana anggapan sebagian orang. Akan tetapi semua orang yang mengetahui suatu perkara agama maka itu berarti telah tegak padanya hujjah. Apabila seseorang memperoleh suatu pelajaran dari sebuah pengajian atau khutbah Jum’at yang di dalamnya dia mendapatkan peringatan dari suatu kemaksiatan yang dikerjakannya sehingga dia pun mengetahui bahwa kemaksiatan yang dilakukannya itu adalah haram maka ini juga ilmu. Sehingga hujjah juga sudah tegak dengan apa yang didengarnya tersebut. Dan terdapat <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits">hadits</a> yang sah dari Abu Musa al-Asy’ari <em>radhiyallahu ‘anhu</em> bahwa Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“al-Qur’an itu adalah hujjah bagimu atau hujjah untuk menjatuhkan dirimu” (HR. Muslim)” </em>(<em>Hushulul Ma’mul</em>, hal. 18) </div>
<div align="justify">
Syaikh Abdurrahman bin Qasim <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Amal adalah buah dari ilmu. Ilmu itu ada dalam rangka mencapai sesuatu yang lainnya. Ilmu diibaratkan seperti sebuah pohon, sedangkan amalan adalah seperti buahnya. Maka setelah mengetahui ajaran agama Islam seseorang harus menyertainya dengan amalan. Sebab orang yang berilmu akan tetapi tidak beramal dengannya lebih jelek keadaannya daripada orang bodoh. Di dalam <a href="http://muslim.or.id/hadits">hadits</a> disebutkan, <em>“Orang yang paling keras siksanya adalah seorang berilmu dan tidak diberi manfaat oleh Allah dengan sebab ilmunya.”</em> Orang semacam inilah yang termasuk satu di antara tiga orang yang dijadikan sebagai bahan bakar pertama-tama nyala api neraka. Di dalam sebuah sya’ir dikatakan, </div>
<div align="justify">
<em>Orang alim yang tidak mau<br />Mengamalkan ilmunya<br />Mereka akan disiksa sebelum<br />Disiksanya para penyembah berhala</em><br />(<em>Hasyiyah Tsalatsatul Ushul</em>, hal. 12) </div>
<div align="justify">
Ibnu Katsir <em>rahimahullah</em> di dalam kitab tafsirnya ketika membahas firman Allah ta’ala (yang artinya), <em>“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya kebanyakan pendeta dan rahib-rahib benar-benar memakan harta manusia dengan cara yang batil dan memalingkan manusia dari jalan Allah.”</em> (QS. at-Taubah: 34) menukilkan ucapan Sufyan bin Uyainah yang mengatakan, “Orang-orang yang rusak di antara orang berilmu di kalangan kita, padanya terdapat keserupaan dengan Yahudi. Dan orang-orang yang rusak di antara para ahli ibadah di kalangan kita, padanya terdapat keserupaan dengan Nasrani.” (<em>Min Kunuz al-Qur’an</em>) </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Kesembilan: Kewajiban untuk beribadah di atas ilmu</strong> </div>
<div align="justify">
Hal ini terkandung dalam potongan ayat ‘wa lad dhaallin’. Orang-orang yang sesat itu adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah namun dengan cara yang tidak benar, sebagaimana kaum Nasrani. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, dan minta ampunlah bagi dosa-dosamu.”</em> (QS. Muhammad: 19) </div>
<div align="justify">
Ilmu merupakan landasan ucapan dan perbuatan. Oleh sebab itu Imam Bukhari <em>rahimahullah</em> membuat sebuah bab di dalam Kitab Shahihnya dengan judul <em>al-’Ilmu qablal qaul wal ‘amal</em> (Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan). Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, itu semua pasti akan diminta pertanggungjawabannya.”</em> (QS. al-Israa’: 36) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Barangisapa ang dikehendaki baik oleh Allah maka akan dipahamkan dalam hal agama.”</em> (HR. Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah <em>radhiyallahu’anhu</em>) </div>
<div align="justify">
Ibnul Qayyim <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Sesungguhnya seluruh sifat yang menyebabkan hamba dipuji oleh Allah di dalam al-Qur’an maka itu semua merupakan buah dan hasil dari <a href="http://muslim.or.id/tag/ilmu">ilmu</a>. Dan seluruh celaan yang disebutkan oleh-Nya maka itu semua bersumber dari kebodohan dan akibat darinya…” (<em>al-’Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu</em>, hal. 128). Beliau juga menegaskan, “Tidaklah diragukan bahwa sesungguhnya kebodohan adalah pokok seluruh kerusakan. Semua bahaya yang menimpa manusia di dunia dan di akhirat maka itu adalah akibat dari kebodohan…” (<em>al-’Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu</em>, hal. 101) </div>
<div align="justify">
Syaikh Muhammad al-Amin as-Syinqithi mengatakan di dalam kitabnya <em>Adhwa’ul Bayan</em> (1/53), “Orang-orang Yahudi dan Nasrani -meskipun sebenarnya mereka sama-sama sesat dan sama-sama dimurkai- hanya saja kemurkaan itu lebih dikhususkan kepada Yahudi -meskipun orang Nasrani juga termasuk di dalamnya- dikarenakan mereka telah mengenal kebenaran namun justru mengingkarinya, dan secara sengaja melakukan kebatilan. Karena itulah kemurkaan lebih condong dilekatkan kepada mereka. Adapun orang-orang Nasrani adalah orang yang bodoh dan tidak mengetahui kebenaran, sehingga kesesatan merupakan ciri mereka yang lebih menonjol. Meskipun begitu Allah menyatakan bahwa <em>‘al magdhubi ‘alaihim’</em> adalah kaum Yahudi melalui firman-Nya ta’ala tentang mereka (yang artinya), <em>“Maka mereka pun kembali dengan menuai kemurkaan di atas kemurkaan.”</em> (QS. al-Baqarah: 90). Demikian pula Allah berfirman mengenai mereka (yang artinya), <em>“Katakanlah; maukah aku kabarkan kepada kalian tentang golongan orang yang balasannya lebih jelek di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati Allah dan dimurkai oleh-Nya.”</em> (QS. al-Ma’idah: 60). Begitu pula firman-Nya (yang artinya), <em>“Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan patung sapi itu sebagai sesembahan niscaya akan mendapatkan kemurkaan.”</em> (QS. al-A’raaf: 152). Sedangkan golongan <em>‘adh dhaalliin’</em> telah Allah jelaskan bahwa mereka itu adalah kaum Nasrani melalui firman-Nya ta’ala (yang artinya), <em>“Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu suatu kaum yang telah tersesat, dan mereka pun menyesatkan banyak orang, sungguh mereka telah tersesat dari jalan yang lurus.”</em> (QS. al-Ma’idah: 77)” </div>
<div align="justify">
Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat. <em>Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.</em> </div>
<div align="justify">
Yogyakarta, Senin 9 Jumadil Ula 1430 H </div>
<div align="justify">
Hamba yang fakir kepada Rabbnya<br />Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya<br />dan segenap kaum muslimin </div>
<div align="justify">
*** </div>
<div align="justify">
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi<br />Artikel <a href="http://muslim.or.id/al-quran/sembilan-faedah-surat-al-fatihah-2.html">www.muslim.or.id</a> </div>
<div align="justify">
Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/al-quran/sembilan-faedah-surat-al-fatihah-2.html">Sembilan Faedah Surat al-Fatihah (2) — Muslim.Or.Id</a>'</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-77581815879344073492013-04-11T07:46:00.000-07:002013-04-11T07:46:16.471-07:009 Faidah Surat Al Fatihah (1)<h3 align="justify">
</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyW7x1rb9qk9R5CNIMkNpz4rKlnxr-CreXepqEUTWowxgBo6EyFYg0znubvADV2SxD4NSjC8UVuER5_MoqRgv0mpIy68ViQpxPsaTljTsPL2k0URnC3MNP4JEXlhEQX9CRndx0rygNk2Y/s1600/Al+Fatihah+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyW7x1rb9qk9R5CNIMkNpz4rKlnxr-CreXepqEUTWowxgBo6EyFYg0znubvADV2SxD4NSjC8UVuER5_MoqRgv0mpIy68ViQpxPsaTljTsPL2k0URnC3MNP4JEXlhEQX9CRndx0rygNk2Y/s1600/Al+Fatihah+1.jpg" /></a></div>
<div align="justify">
Surat al-Fatihah menyimpan banyak pelajaran berharga. Surat yang hanya terdiri dari tujuh ayat ini telah merangkum berbagai prinsip dan pedoman dalam ajaran Islam. Sebuah surat yang harus dibaca setiap kali mengerjakan sholat. Di dalam surat ini, Allah ta’ala memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Di dalamnya, Allah mengajarkan kepada mereka tugas hidup mereka di dunia. Di dalamnya, Allah mengajarkan kepada mereka untuk bergantung dan berharap kepada-Nya, cinta dan takut kepada-Nya. Di dalamnya, Allah menunjukkan kepada mereka jalan yang akan mengantarkan mereka menuju kebahagiaan. Berikut ini kami akan menyajikan petikan faedah dari surat ini dengan merujuk kepada al-Qur’an, as-Sunnah, serta keterangan para ulama salaf. Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat untuk yang menyusun maupun yang membacanya. </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Pertama: Kewajiban untuk mencintai Allah</strong> </div>
<div align="justify">
Di dalam ayat <em>‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin’</em> terkandung al-Mahabbah/kecintaan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab <em>rahimahullah</em> menjelaskan, “Di dalam ayat tersebut terkandung kecintaan, sebab Allah adalah Yang memberikan nikmat. Sedangkan Dzat yang memberikan nikmat itu dicintai sesuai dengan kadar nikmat yang diberikan olehnya.” (<em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em>, hal. 12) </div>
<div align="justify">
Sebagaimana kita ketahui bahwa kecintaan merupakan penggerak utama ibadah kepada Allah ta’ala. Karena cintalah seorang hamba mau menundukkan diri dan menaati perintah dan larangan Allah ta’ala. Sebaliknya, karena sedikit dan lemahnya kecintaan maka ketundukan dan ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya pun akan semakin menipis. Syaikh Shalih al-Fauzan mengatakan, “Setiap pemberi kenikmatan maka dia berhak dipuji sesuai dengan kadar kenikmatan yang dia berikan. Dan hal ini melahirkan konsekuensi keharusan untuk mencintainya. Sebab jiwa-jiwa manusia tercipta dalam keadaan mencintai sosok yang berbuat baik kepadanya. Sementara Allah jalla wa ‘ala adalah Sang pemberi kebaikan, Sang pemberi kenikmatan dan pemberi keutamaan kepada hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu hati akan mencintai-Nya karena keutamaan dan kebaikan-Nya, sebuah kecintaan yang tak tertandingi dengan kecintaan mana pun. Oleh karena itu, kecintaan merupakan jenis ibadah yang paling agung. Maka <em>alhamdulillahi Rabbil ‘alamin</em> mengandung -ajaran- kecintaan.” (<em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em>, hal. 12) </div>
<a name='more'></a> <div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Di antara manusia, ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sesembahan tandingan. Mereka mencintainya sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman lebih dalam kecintaannya kepada Allah.” </em>(QS. al-Baqarah: 165) </div>
<div align="justify">
Ibnul Qayyim <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Allah memberitakan bahwa barangsiapa yang mencintai selain Allah sebagaimana kecintaannya kepada Allah ta’ala maka dia tergolong orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu. Ini merupakan persekutuan dalam hal kecintaan, bukan dalam hal penciptaan maupun rububiyah, sebab tidak ada seorang pun di antara penduduk dunia ini yang menetapkan sekutu dalam hal rububiyah ini, berbeda dengan sekutu dalam hal kecintaan, maka sebenarnya mayoritas penduduk dunia ini telah menjadikan selain Allah sebagai sekutu dalam hal cinta dan pengagungan.” (<em>Ighatsat al-Lahfan</em>, hal. 20) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Ada tiga perkara, barangsiapa yang memilikinya maka dia akan mendapatkan manisnya iman. Yaitu apabila Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripa selain keduanya. Apabila dia mencintai orang tidak lain karena kecintaannya kepada Allah. Dan dia membenci kembali ke dalam kekafiran sebagaimana orang yang tidak senang untuk dilemparkan ke dalam neraka.”</em> (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik <em>radhiyallahu’anhu</em>) </div>
<div align="justify">
Oleh sebab itu jalinan kecintaan karena selain Allah akan musnah, sedangkan kecintaan yang dibangun di atas ketaatan dan kecintaan kepada-Nya akan tetap kekal hingga hari kemudian. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Pada hari itu orang-orang yang saling berkasih sayang akan saling memusuhi satu dengan yang lainnya, kecuali orang-orang yang bertakwa.”</em> (QS. az-Zukhruf: 67) </div>
<div align="justify">
Syaikh Shalih al-Fauzan mengatakan, “Tidak tersisa selain kecintaan sesama orang-orang yang bertakwa, karena ia dibangun di atas landasan yang benar, ia akan tetap kekal di dunia dan di akhirat. Adapun kecintaan antara orang-orang kafir dan musyrik, maka ia akan terputus dan berubah menjadi permusuhan.” (<em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em>, hal. 15) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَا لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Dan ingatlah pada hari kiamat itu nanti orang yang gemar melakukan kezaliman akan menggigit kedua tangannya dan mengatakan, ‘Aduhai alangkah baik seandainya dahulu aku mengambil jalan mengikuti rasul itu. Aduhai sungguh celaka diriku, andai saja dulu aku tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman dekatku. Sungguh dia telah menyesatkanku dari peringatan itu (al-Qur’an) setelah peringatan itu datang kepadaku.’ Dan memang syaitan itu tidak mau memberikan pertolongan kepada manusia.”</em> (QS. al-Furqan: 27-29) </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Kedua: Kewajiban untuk berharap kepada Allah</strong> </div>
<div align="justify">
Di dalam ayat <em>‘ar-Rahman ar-Rahim’</em> terkandung roja’/harapan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Di dalam ayat tersebut terkandung roja’.” (<em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em>, hal. 18). Harapan merupakan energi yang akan memacu seorang insan. Dengan masih adanya harapan di dalam dirinya, maka ia akan bergerak dan melangkah, berjuang dan berkorban. Dia akan berdoa dan terus berdoa kepada Rabbnya. Demikianlah karakter hamba-hamba pilihan. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Mereka itu -sosok orang salih yang disembah oleh orang musyrik- justru mencari jalan untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah; siapakah di antara mereka yang lebih dekat dengan-Nya, mereka mengharapkan rahmat-Nya dan merasa takut dari siksa-Nya. Sesungguhnya siksa Rabbmu harus senantiasa ditakuti.”</em> (QS. al-Israa’: 57) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Rabb kalian berfirman; Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan permintaan kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku maka mereka akan masuk ke dalam Neraka dalam keadaan hina dina.”</em> (QS. Ghafir: 60) </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلَا يَقُلْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ وَلَكِنْ لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ وَلْيُعَظِّمْ الرَّغْبَةَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Apabila salah seorang di antara kalian berdoa maka janganlah dia mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Kamu mau’ tetapi hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam memintanya dan memperbesar harapan, sebab Allah tidak merasa berat terhadap apa pun yang akan diberikan oleh-Nya.”</em> (HR. Muslim dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu’anhu</em>). </div>
<div align="justify">
Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">مَنْ لَمْ يَسْأَلْ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْه</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.”</em> (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu’anhu</em>, dihasankan al-Albani dalam <em>Shahih wa Dha’if Sunan Tirmidzi</em> [3373]) </div>
<div align="justify">
Harapan bukanlah angan-angan kosong, namun ia merupakan perbuatan hati yang mendorong pemiliknya untuk berusaha dan bersungguh-sungguh dalam mencapai keinginannya. Karena harapan itulah maka dia tetap tegar di atas keimanan, rela untuk meninggalkan apa yang disukainya demi mendapatkan keridhaan Allah, dan dia akan rela mengerahkan segala daya dan kekuatannya di jalan Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”</em> (QS. al-Baqarah: 218) </div>
<div align="justify">
Syaikh Ibnu Utsaimin <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Ketahuilah, sesungguhnya harapan yang terpuji tidaklah ada kecuali bagi orang yang beramal dengan ketaatan kepada Allah dan mengharapkan pahala atasnya, atau orang yang bertaubat dari kemaksiatannya dan mengharapkan taubatnya diterima. Adapun harapan semata yang tidak diiringi dengan amalan, maka itu adalah ghurur/ketertipuan dan angan-angan yang tercela.” (<em>Syarh Tsalatsat Ushul</em>, hal. 58) </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Ketiga: Kewajiban untuk takut kepada Allah</strong> </div>
<div align="justify">
Di dalam ayat <em>‘Maaliki yaumid diin’</em> terkandung ajaran untuk merasa takut kepada hukuman Allah. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab <em>rahimahullah</em> berkata, “Di dalamnya terkandung khauf/rasa takut.” (<a href="http://muslim.or.id/al-quran/sembilan-faedah-surat-al-fatihah-1.html"><em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em></a>, hal. 18). Dengan adanya rasa takut inilah, seorang hamba akan menahan diri dari melanggar aturan-aturan Allah ta’ala. Dengan adanya rasa takut inilah, seorang hamba akan rela meninggalkan sesuatu yang disukainya karena takut terjerumus dalam larangan dan kemurkaan-Nya. Sebab pada hari kiamat nanti manusia akan mendapatkan balasan atas amal-amalnya di dunia. Barangsiapa yang amalnya baik, maka baik pula balasannya Dan barangsiapa yang amalnya buruk, maka buruk pula balasannya. </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Adapun orang yang merasa takut kepada kedudukan Rabbnya dan menahan diri dari memperturutkan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surga itulah tempat tinggalnya.”</em> (QS. an-Nazi’at: 40-41) </div>
<div align="justify">
Di hari kiamat nanti, semua orang akan tunduk di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada seorang pun yang berani dan mampu untuk menentang titah-Nya. Ketika itu langit dan bumi akan dilipat. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَطْوِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ يَأْخُذُهُنَّ بِيَدِهِ الْيُمْنَى ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ ثُمَّ يَطْوِي الْأَرَضِينَ بِشِمَالِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Allah ‘azza wa jalla akan melipat langit pada hari kiamat nanti kemudian Allah akan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, lalu Allah berfirman; ‘Akulah Sang raja, di manakah orang-orang yang bengis, di manakah orang-orang yang suka menyombongkan dirinya.’ Kemudian Allah melipat bumi dengan tangan kirinya, kemudian Allah berfirman; ‘Aku lah Sang Raja, di manakah orang-orang yang bengis, di manakah orang-orang yang suka menyombongkan diri.’.”</em> (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar <em>radhiyallahu’anhuma</em>). </div>
<div align="justify">
Di hari kiamat nanti, harta dan keturunan tidak ada gunanya, kecuali bagi orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Pada hari itu tidak berguna harta dan keturunan kecuali bagi orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih, dan surga itu akan didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa, dan akan ditampakkanlah dengan jelas neraka itu kepada orang-orang yang sesat.”</em> (QS. as-Syu’ara’: 88-91) </div>
<div align="justify">
Suatu hari ketika kegoncangan di hari itu sangatlah dahsyat, sampai-sampai seorang ibu melalaikan bayi yang disusuinya dan setiap janin akan gugur dari kandungan ibunya. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Hai umat manusia, bertakwalah kepada Rabb kalian, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah kejadian yang sangat besar. Ingatlah, pada hari itu ketika kamu melihatnya, setiap ibu yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan mengalami keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sesuangguhnya mereka tidak sedang mabuk, namun ketika itu adzab Allah sangatlah keras.”</em> (QS. al-Hajj: 1-2) </div>
<div align="justify">
Khauf kepada Allah semata merupakan bukti jujurnya keimanan seorang hamba. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya itu hanyalah syaitan yang menakut-nakuti para walinya, maka janganlah kalian takut kepada mereka, akan tetapi takutlah kepada-Ku, jika kalin benar-benar beriman.”</em> (QS. Ali Imran: 175) </div>
<div align="justify">
Syaikh Shalih al-Fauzan mengatakan, “Apabila ketiga perkara ini terkumpul: cinta, harap, dan takut, maka itulah asas tegaknya <a href="http://muslim.or.id/tag/aqidah">aqidah</a>.” (<em>Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah</em>, hal. 18). </div>
<div align="justify">
Ketiga hal di atas -<strong>mahabbah, raja’ dan khauf</strong>- merupakan pondasi <a href="http://muslim.or.id/aqidah">aqidah</a> Ahlus <a href="http://muslim.or.id/tag/sunnah">Sunnah</a> wal Jama’ah. Oleh karena itu para ulama kita mengatakan, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta saja maka dia adalah seorang Zindiq. Barangsiapa yang beribadah kepada-Nya dengan rasa takut semata, maka dia adalah seorang Haruri/penganut aliran <a href="http://muslim.or.id/tag/khawarij">Khawarij</a>. Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya dengan rasa harap semata, maka dia adalah seorang Murji’ah. Barangsiapa yang beribadah kepada-Nya dengan cinta, takut, dan harap maka dia adalah seorang mukmin muwahhid.” (<em>Syarh Aqidah at-Thahawiyah</em> tahqiq Ahmad Syakir [2/275] as-Syamilah). </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Keempat: Kewajiban untuk mentauhidkan Allah</strong> </div>
<div align="justify">
Di dalam ayat <em>‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’</em> terkandung ajaran untuk mentauhidkan Allah ta’ala. Syaikh as-Sa’di <em>rahimahullah</em> menjelaskan kandungan ayat ini, “Maknanya adalah: Kami mengkhususkan ibadah dan <em>isti’anah</em> hanya untuk-Mu…” (<em>Taisir al-Karim ar-Rahman</em> [1/28]). Inilah hakikat ajaran Islam yaitu mempersembahkan segala bentuk ibadah kepada Allah semata. Karena tujuan itulah Allah menciptakan jin dan manusia. Untuk mendakwahkan itulah Allah mengutus para nabi dan rasul kepada umat manusia. Dengan ibadah yang ikhlas itulah seorang hamba akan bisa menjadi sosok yang bertakwa dan mulia di sisi-Nya. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”</em> (QS. adz-Dzariyat: 56) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Tidaklah Kami mengutus sebelum seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Aku, maka sembahlah Aku saja.”</em> (QS. al-Anbiya’: 25) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Hai umat manusia, sembahlah Rabb kalian, yaitu yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian menjadi bertakwa.”</em> (QS. al-Baqarah: 21) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa.”</em> (QS. al-Hujurat: 13) </div>
<div align="justify">
Maka barangsiapa yang menujukan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah sungguh dia telah terjerumus dalam kemusyrikan. Sebagaimana kita meyakini bahwa Allah satu-satunya yang menciptakan alam semesta ini, yang menghidupkan dan mematikan, yang menguasai dan mengatur alam ini, maka sudah seharusnya kita pun menujukan segala bentuk ibadah kita yang dibangun di atas rasa cinta, harap, dan takut itu hanya kepada Allah semata. </div>
<div align="justify">
<strong>Faedah Kelima: Kewajiban untuk bertawakal kepada-Nya</strong> </div>
<div align="justify">
Hal ini terkandung di dalam potongan ayat <em>‘wa iyyaka nasta’in’</em>. Karena kita meyakini bahwa tidak ada yang menguasai kemanfaatan dan kemadharatan kecuali Allah, tidak ada yang mengatur segala sesuatu kecuali Dia, maka semestinya kita pun bergantung dan berharap hanya kepada-Nya. Kita tidak boleh meminta pertolongan dalam perkara-perkara yang hanya dikuasai oleh Allah kepada selain-Nya. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berpesan kepada Ibnu Abbas <em>radhiyallahu’anhuma</em>, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000;"><span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ</span> </span> </div>
<div align="justify">
<em><span style="color: #004000;">“</span>Hai anak muda, aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan menemukan-Nya di hadapanmu. Apabila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Ketauhilah, seandainya seluruh manusia bersatu padu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu maka mereka tidak akan memberikan manfaat itu kepadamu kecuali sebatas apa yang Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk memudharatkan dirimu dengan sesuatu maka mereka tidak akan bisa menimpakan mudharat itu kecuali sebatas apa yang Allah tetapkan menimpamu. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah mengering.”</em> (HR. Tirmidzi, dia berkata; hasan sahih, disahihkan oleh al-Albani dalam <em>Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi</em> [2516]) </div>
<div align="justify">
Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan berikan baginya jalan keluar dan akan memberikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka. Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Allah pasti mencukupinya.”</em> (QS. at-Thalaq: 2-3) </div>
<div align="justify">
Orang-orang yang beriman adalah orang yang bertawakal kepada Allah semata. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Hanya kepada Allah sajalah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”</em> (QS. al-Maa’idah: 23) </div>
<div align="justify">
Apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Allah ta’ala juga berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka hati mereka menjadi takut/bergetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka. Orang-orang yang mendirikan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang mukmin yang sejati, mereka akan mendapatkan derajat yang berlainan di sisi Rabb mereka dan ampunan serta rezeki yang mulia.”</em> (QS. al-Anfal: 2-4) </div>
<div align="justify">
Dengan mengingat Allah maka hati mereka menjadi tenang. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Ingatlah, dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang.”</em> (QS. ar-Ra’d: 28) </div>
<div align="justify">
Berbeda halnya dengan orang yang bergantung dan berharap kepada selain Allah. Hati mereka tenang dan gembira ketika mengingat sesembahan dan pujaan selain Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآَخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Apabila disebut nama Allah saja maka akan menjadi kesal hati orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhirat itu, sedangkan apabila disebut selain-Nya maka mereka pun tiba-tiba merasa bergembira.”</em> (QS. az-Zumar: 45) </div>
<div align="justify">
Karena tawakal pula seorang hamba akan bisa masuk ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa siksa. Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, </div>
<div align="right">
<span style="color: #004000; font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ</span> </div>
<div align="justify">
<em>“Akan masuk surga tujuh puluh ribu orang di antara umatku tanpa hisab, mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak mempunyai anggapan sial/tathayyur, dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.”</em> (HR. Bukhari dari Abdullah bin Abbas <em>radhiyallahu’anhuma</em>). </div>
<div align="justify">
Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/al-quran/sembilan-faedah-surat-al-fatihah-1.html">Sembilan Faedah Surat al-Fatihah (1) — Muslim.Or.Id</a>'</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-45318000171888902402013-04-10T01:13:00.000-07:002013-04-10T01:13:24.653-07:00Keutamaan Surat Al Mulk<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLmNt_YpxkiyjNvHOdqGprKnHE6AzSK21kqpXO7uVqJpsYCHxSP5md0WZ3l6MBkJqL0hZ4BvoDUUvYG85oZKxV_FN3cVDbhfLS645tPvwqLaKcFCjik_JWMAbjjTJjObtI0DGDthNetNM/s1600/Al+Mulk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLmNt_YpxkiyjNvHOdqGprKnHE6AzSK21kqpXO7uVqJpsYCHxSP5md0WZ3l6MBkJqL0hZ4BvoDUUvYG85oZKxV_FN3cVDbhfLS645tPvwqLaKcFCjik_JWMAbjjTJjObtI0DGDthNetNM/s1600/Al+Mulk.jpg" /></a></div>
Dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu ‘anhu </em>bahwa Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, <br />
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة</span> </div>
“<em>Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga</em>”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn1">[1]</a>. <br />
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca surat ini secara kontinyu<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn2">[2]</a>, karena ini merupakan sebab untuk mendapatkan syafa’at dengan izin Allah <em>Ta’ala</em>. <br />
Hadits ini semakna dengan hadits lain dari Anas bin Malik <em>radhiyallahu ‘anhu </em>bahwa Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya (terdiri dari) tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya (di hadapan Allah <em>Ta’ala) sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan</em>”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn3">[3]</a>.<br />
<a name='more'></a> <br />
<strong>Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:</strong> <br />
- Keutamaan dalam <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits">hadits</a> ini diperuntukkan bagi orang yang selalu membaca surat al-Mulk dengan secara kontinyu disertai dengan merenungkan kandungannya dan menghayati artinya<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn4">[4]</a>. <br />
- Surat ini termasuk surat-surat al-Qur’an yang biasa dibaca oleh Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> sebelum tidur di malam hari, karena agungnya kandungan maknanya<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn5">[5]</a>. <br />
- Sebagian dari ulama ahli <a href="http://muslim.or.id/tafsir">tafsir</a> menamakan surat ini dengan penjaga/pelindung dan penyelamat (dari azab kubur)<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn6">[6]</a>, akan tetapi penamaan ini disebutkan dalam <a href="http://muslim.or.id/hadits">hadits</a> yang lemah<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn7">[7]</a>. <br />
- Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (dengan izin Allah) bagi orang yang membacanya (dengan menghayati artinya) dan mengamalkan isinya<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn8">[8]</a>, sebagaimana sabda Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam,</em> “<em>Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya bacaan al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang-orang yang membacanya (sewaktu di dunia)</em>”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftn9">[9]</a>. <br />
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: medium;">وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين</span> </div>
Kota Kendari, 22 Jumadal ula 1432 H <br />
Penulis: <a href="http://manisnyaiman.com/">Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA</a> <br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/">www.muslim.or.id</a> <br />
<hr size="1" />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref1">[1]</a> HR Abu Dawud (no. 1400), at-Tirmidzi (no. 2891), Ibnu Majah (no. 3786), Ahmad (2/299) dan al-Hakim (no. 2075 dan 3838), dinyatakan shahih oleh imam al-Hakim dan disepakati oleh imam adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani. <a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref2">[2]</a> Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/453). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref3">[3]</a> HR ath-Thabarani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 3654) dan “al-Mu’jamush shagiir” (no. 490), dinyatakan shahih oleh al-Haitsami dan Ibnu hajar (dinukil dalam kitab “Faidhul Qadiir” 4/115) dan dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam “Shahiihul jaami’ish shagiir” (no. 3644). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref4">[4]</a> Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (4/115). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref5">[5]</a> HR at-Tirmidzi (no. 2892) dan Ahmad (3/340), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam “ash-Shahiihah” (no. 585). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref6">[6]</a> Lihat kitab “<a href="http://muslim.or.id/category/tafsir">Tafsir</a> al-Qurthubi” (18/205). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref7">[7]</a> Lihat kitab “Dha’iifut targiibi wat tarhiib” (no. 887). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref8">[8]</a> Lihat kitab “Bahjatun naazhiriin” (2/240). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html#_ftnref9">[9]</a> HSR Muslim (no. 804). <br />
Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-mulk.html">Keutamaan Membaca Surat Al Mulk — Muslim.Or.Id</a>'<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-41881119418317869892013-04-10T00:57:00.001-07:002013-04-10T00:59:38.579-07:00Keutamaan Surat Al Ikhlash<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-4gfNE93TnPWOtVDdDUMbay2cVR4BVpPR5GP1mT3FlZSovqNyxIMtytqTdGwgU3ug5s8h-3wqRrBYKtkdvRDcRRI30soYvyCr-LAAh3v-UaJydAu1WV58OlC5FwFyIoMP8OIkgiMmHZw/s1600/al+ikhlash.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-4gfNE93TnPWOtVDdDUMbay2cVR4BVpPR5GP1mT3FlZSovqNyxIMtytqTdGwgU3ug5s8h-3wqRrBYKtkdvRDcRRI30soYvyCr-LAAh3v-UaJydAu1WV58OlC5FwFyIoMP8OIkgiMmHZw/s1600/al+ikhlash.jpg" /></a></div>
Dari Abu Sa’id al-Khudri <em>radhiyallahu ‘anhu</em> dia berkata: Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, <br />
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: x-large;">وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ</span> </div>
“<em>Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an</em>”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn1">[1]</a>. <br />
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surah al-Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surah ini mengandung nama-nama Allah Y yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, sehingga orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah U<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn2">[2]</a>. Oleh karena itu, dalam <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits">hadits</a> shahih lainnya, Rasulullah r ketika mendengar berita tentang seorang shahabat t yang senang membaca surah ini karena sifat-sifat Allah U yang dikandungnya, beliau r bersabda: “Sampaikanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn3">[3]</a>. <br />
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari <a href="http://muslim.or.id/hadits">hadits</a> ini: <br />
- Surah ini dinamakan surah al-Ikhlas karena mengandung tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah I semata-semata), sehingga orang yang membaca dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah I semata. Atau karena Allah U mengikhlaskan (mengkhususkan) surah ini bagi dari-Nya (hanya berisi nama-nama dan sifat-sifat-Nya) tanpa ada penjelasan lainnya<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn4">[4]</a>.<br />
<a name='more'></a><br />
- Surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an karena pembahasan/kandungan al-Qur’an terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: tauhid, hukum-hukum syariat Islam dan berita tentang makhluk, sedangkan surah al-Ikhlas berisi pembahasan <a href="http://muslim.or.id/tag/tauhid">tauhid</a><a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn5">[5]</a>. <br />
- Makna sabda beliau r: “…sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an” adalah dalam hal ganjaran pahala, dan bukan berarti membacanya tiga kali cukup sebagai pengganti mambaca al-Qur’an<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn6">[6]</a>. <br />
- Hadits ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan bahwa al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain dan satu surah dengan surah lainnya), jika ditinjau dari segi isi dan kandungannya<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn7">[7]</a>. <br />
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-’Utsaimin berkata: “Pembahasan masalah ini harus diperinci dengan penjelasan berikut: jika ditinjau dari (segi) zat yang mengucapkan/berfirman (dengan al-Qur-an) maka al-Qur-an tidak berbeda-beda keutamaannya, karena zat yang mengucapkannya adalah satu, yaitu Allah U. Adapun jika ditinjau dari (segi) kandungan dan pembahasannya maka al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain). Surat al-Ikhlash yang berisi pujian bagi Allah U karena mengandung (penyebutan) nama-nama dan sifat-sifat Allah (tentu) tidak sama dari segi kandungannya dengan surat al-Masad (al-Lahab) yang berisi penjelasan (tentang) keadaan Abu Lahab. <br />
Demikian pula al-Qur-an berbeda-beda keutamaannya (satu ayat dengan ayat yang lain) dari segi pengaruhnya (terhadap hati manusia) dan kekuatan/ketinggian <em>uslub</em> (gaya bahasanya). Karena kita dapati di antara ayat-ayat al-Qur-an ada yang pendek tetapi berisi nasehat dan berpengaruh besar bagi hati manusia, sementara kita dapati ayat lain yang jauh lebih panjang, akan tetapi tidak berisi kandungan seperti ayat tadi”<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftn8">[8]</a>. <br />
<div align="right">
<span style="font-family: Traditional Arabic; font-size: medium;">وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين</span> </div>
Kota Kendari, 29 Rabi’ul awal 1432 H <br />
Abdullah bin Taslim al-Buthoni <br />
<hr size="1" />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref1">[1]</a> HSR al-Bukhari (no. 4726, 6267 dan 6939). <a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref2">[2]</a> Lihat kitab “Fathul Baari” (13/357). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref3">[3]</a> HSR al-Bukhari (no. 6940) dan Muslim (no. 813). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref4">[4]</a> Lihat kitab ” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/157). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref5">[5]</a> Lihat kitab “Fathul Baari” (9/61) dan ” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/158). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref6">[6]</a> Lihat kitab ” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/157-158). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref7">[7]</a> Lihat keterangan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam “Majmu’ul fataawa” (17/211-212) dan imam Ibnul Qayyim dalam “Syifa-ul ‘aliil” (hal. 272). <br />
<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html#_ftnref8">[8]</a> Kitab ” Syarhul aqiidatil waasithiyyah” (1/164-165). <br />
Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/tafsir/keutamaan-membaca-surat-al-ikhlas.html">Keutamaan Membaca Surat Al Ikhlas — Muslim.Or.Id</a>'<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-60837942320976066362013-04-08T06:10:00.001-07:002013-04-10T00:55:03.853-07:00Faidah Seputar Basmalah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVF1NtQF9ER7FVyXje4Ljbq-U9a_h7ARzPrIpqh-FjfKAl_3aBFYGeiiYBvaXBvj8t0GPjBvVV4MykK88lhtviXrjNa3rCEqBdiS1ZhbnXETvBP04L7Ih1Dz9IUduY1ojq63BUH183rBE/s1600/bismillah1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVF1NtQF9ER7FVyXje4Ljbq-U9a_h7ARzPrIpqh-FjfKAl_3aBFYGeiiYBvaXBvj8t0GPjBvVV4MykK88lhtviXrjNa3rCEqBdiS1ZhbnXETvBP04L7Ih1Dz9IUduY1ojq63BUH183rBE/s320/bismillah1.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="justify">
<strong>Tafsir Basmalah</strong> </div>
<div align="justify">
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” (<em>Shifatush Shalah</em>, hal. 64). </div>
<div align="justify">
<strong>Kitabullah Diawali Basmalah</strong> </div>
<div align="justify">
Penulisan Al-Qur’an diawali dengan basmalah. Hal itu telah ditegaskan tidak hanya oleh seorang ulama, di antara mereka adalah Al Qurthuby <em>yarhamuhullah</em> di dalam tafsirnya. Beliau menyebutkan bahwa para sahabat <em>radhiyallahu ‘anhum</em> telah sepakat menjadikan basmalah tertulis sebagai ayat permulaan dalam Al-Qur’an, inilah kesepakatan mereka yang menjadi permanen -semoga Allah meridhai mereka- dan Al Hafizh Ibnu Hajar <em>yarhamuhullah</em> pun menyebutkan pernyataan serupa di dalam <em>Fathul Baari</em> (<em>Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat</em>, hal. 9).</div>
<a name='more'></a> <div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<strong>Teladan Nabi</strong> </div>
<div align="justify">
Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> apabila menulis surat memulai dengan <em>bismillaahirrahmaanirrahiim</em> (lihat <em>Shahih Bukhari</em> 4/402 <em>Kitabul <a href="http://muslim.or.id/tag/jihad">Jihad</a></em> Bab <em>Du’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ilal Islam wa Nubuwah wa ‘an laa Yattakhidza Ba’dhuhum Ba’dhan Arbaaban min duunillaah wa Qauluhu ta’ala Maa kaana libasyarin ‘an yu’tiyahullaahu ‘ilman ila akhiril ayah</em>, <em>Fathul Bari</em> 6/109 lihatlah perincian tentang hal ini di dalam <em>Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad</em> karya Ibnul Qayyim 3/688-696, beliau menceritakan surat menyurat Nabi kepada para raja dan lain sebagainya (<em>Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat</em> Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 17). Di dalam Kitab <em>Bad’ul Wahyi</em> Imam Bukhari menyebutkan hadits: <em>“Bismillahirrahmaanirrahiim min Muhammadin ‘Abdillah wa Rasuulihi ila Hiraqla ‘Azhiimir Ruum…”</em> (<em>Shahih Bukhari</em> no. 7, <em>Shahih Muslim</em> no. 1773 dari hadits Ibnu ‘Abbas <em>radhiyallahu’anhuma</em>, lihat <em>Hushuulul Ma’muul</em>, hal. 9, lihat juga <em>Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat</em>, hal. 9). </div>
<div align="justify">
<strong>Hadits Tentang Keutamaan Basmalah</strong> </div>
<div align="justify">
Syaikh Abdullah bin Shalih Al Fauzan berkata: <em>“Adapun hadits-hadits qauliyah tentang masalah basmalah, seperti hadits, ‘Kullu amrin dzii baalin laa yubda’u fiihi bibismillaahi fahuwa abtar.’ hadits-hadits tersebut adalah hadits yang dilemahkan oleh para ulama.”</em> Hadits ini dikeluarkan oleh Al Khathib dalam <em>Al Jami’</em> (2/69,70), As Subki dalam <em>Thabaqaat Syafi’iyah Al Kubra</em>, muqaddimah hal. 12 dari hadits Abu Hurairah <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, tetapi hadits itu adalah hadits <em>dha’ifun jiddan</em> (sangat lemah) karena ia merupakan salah satu riwayat Ahmad bin Muhammad bin Imran yang dikenal dengan panggilan Ibnul Jundi. Al Khathib berkata di dalam <em>Tarikh</em>-nya (5/77): ‘Orang ini dilemahkan riwayat-riwayatnya dan ada celaan pada madzhabnya.’ Maksudnya: karena ia cenderung pada ajaran Syi’ah. Ibnu ‘Iraq berkata di dalam <em>Tanziihusy Syari’ah Al Marfuu’ah</em> (1/33): ‘Dia adalah pengikut Syi’ah. Ibnul Jauzi menuduhnya telah memalsukan hadits.’ Hadits ini pun telah dinyatakan lemah oleh Al Hafizh Ibnu Hajar <em>rahimahullah</em> sebagaimana dinukil dalam <em>Futuhaat Rabbaniyah</em> (3/290) silakan periksa <em>Hushuulul Ma’muul</em>, hal. 9). Adapun hadits: <em>‘Kullu amrin laa yubda’u fiihi bibismillaahiirahmaanirrahiim fahuwa ajdzam’</em> adalah hadits dha’if, didha’ifkan Syaikh Al Albani dalam <em>Dha’iful Jaami’</em> 4217 (lihat catatan kaki <em>Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azhim</em> tahqiq Hani Al Hajj, 1/24). </div>
<div align="justify">
<strong>Hikmah Memulai dengan Basmalah</strong> </div>
<div align="justify">
Hikmah yang tersimpan dalam mengawali perbuatan dengan <em>bismillahirrahmaanirraahiim</em> adalah demi mencari barakah dengan membacanya. Karena ucapan ini adalah kalimat yang berbarakah, sehingga apabila disebutkan di permulaan kitab atau di awal risalah maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala (lihat <em>Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat</em> Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 17). Selain itu basmalah termasuk pujian dan <a href="http://muslim.or.id/tag/dzikir">dzikir</a> yang paling mulia (lihat Taudhihaat Al Kasdalamyifaat, hal. 48). </div>
<div align="justify">
<strong>Apakah Basmalah Termasuk Al Fatihah ?</strong> </div>
<div align="justify">
Syaikh Al ‘Utsaimin berkata: “Dalam masalah ini terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Ada di antara mereka yang berpendapat ia adalah termasuk ayat dari Al Fatihah dan dibaca dengan keras dalam shalat jahriyah (dibaca keras oleh imam) dan mereka berpandangan tidak sah orang yang shalat tanpa membaca basmalah karena ia termasuk surat Al Fatihah. Dan ada pula di antara mereka yang berpendapat bahwa ia bukan bagian dari Al Fatihah namun sebuah ayat tersendiri di dalam Kitabullah. Pendapat inilah yang benar. Dalilnya adalah nash serta konteks isi surat tersebut.” Kemudian beliau merinci alasan beliau (lihat <em><a href="http://muslim.or.id/category/tafsir">Tafsir</a> Juz ‘Amma</em>, hal. 9 cet Darul Kutub ‘Ilmiyah). </div>
<div align="justify">
<strong>Sahkah Shalat Tanpa Membaca Basmalah ?</strong> </div>
<div align="justify">
Dari Anas <em>radhiyallahu ‘anhu</em>: <em>Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar mengawali shalat dengan membaca Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin</em> (Muttafaqun ‘alaihi). Muslim menambahkan: Mereka semua tidak membaca <em>bismillaahirrahmaanirrahiim</em> di awal bacaan maupun di akhirnya. Sedangkan dalam riwayat Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah Anas berkata: Mereka semua tidak mengeraskan bacaan <em>bismillaahirrahmaanirrahiim</em>. Di dalam riwayat lainnya dalam <em>Shahih Ibnu Khuzaimah</em> dengan kata-kata: Mereka semua membacanya dengan sirr (pelan) </div>
<div align="justify">
Diantara faidah yang bisa dipetik dari hadits di atas adalah: </div>
<ol>
<li> <div align="justify">
Tata cara Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan para khulafa’ur rasyidin membuka bacaan shalat dengan <em>alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.</em></div>
</li>
<li> <div align="justify">
Hadits ini menunjukkan bahwa basmalah bukan termasuk bagian awal dari surat Al Fatihah. Oleh sebab itu tidak wajib membacanya beriringan dengan surat ini. Akan tetapi hukum membacanya hanyalah sunnah sebagai pemisah antara surat-surat, meskipun dalam hal ini memang ada perselisihan pendapat ulama.</div>
</li>
</ol>
<div align="justify">
Para imam yang empat berbeda pendapat tentang hukum membaca basmalah: </div>
<ol>
<li> <div align="justify">
Imam Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad berpendapat bacaan itu disyari’atkan di dalam shalat. </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Imam Malik berpendapat bacaan itu tidak disyari’atkan untuk dibaca dalam shalat wajib, baik dengan pelan maupun keras.</div>
</li>
</ol>
<div align="justify">
Kemudian Imam yang tiga (Abu Hanifah, Syafi’i dan Ahmad) berselisih tentang hukum membacanya: </div>
<ol>
<li> <div align="justify">
Imam Abu Hanifah dan Ahmad berpendapat membacanya adalah sunnah bukan wajib karena basmalah bukan bagian dari Al Fatihah. </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Imam Syafi’i berpendapat membacanya adalah wajib.<br />
(lihat <em>Taudhihul Ahkaam</em>, 1/413-414 cet. Dar Ibnul Haitsam)</div>
</li>
</ol>
<div align="justify">
<strong>Menjahrkan Basmalah dalam Shalat Jahriyah</strong> </div>
<div align="justify">
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya: Apakah hukum menjahrkan (mengeraskan bacaan) basmalah? Beliau menjawab: “Pendapat yang lebih kuat adalah mengeraskan bacaan basmalah itu tidak semestinya dilakukan dan yang sunnah adalah melirihkannya karena ia bukan bagian dari surat Al Fatihah. Akan tetapi jika ada orang yang terkadang membacanya dengan keras maka tidak mengapa. Bahkan sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa hendaknya memang dikeraskan kadang-kadang sebab adanya riwayat yang menceritakan Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pernah mengeraskannya (HR. Nasa’i di dalam <em>Al Iftitah</em> Bab <em>Qiro’atu bismillahirrahmaanirrahiim</em> (904), Ibnu Hibban 1788, Ibnu Khuzaimah 499, Daruquthni 1/305, Baihaqi 2/46,58) Akan tetapi hadits yang jelas terbukti keabsahannya menerangkan bahwa beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> biasa tidak mengeraskannya (berdasarkan hadits Anas bin Malik <em>radhiyallahu ‘anhu</em>: <em>Aku pernah <a href="http://muslim.or.id/tag/shalat">shalat</a> menjadi makmum di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di belakang Abu Bakar, di belakang Umar dan tidak ada seorang pun di antara mereka yang memperdengarkan bacaan bismillahirrahmanirrahiim</em> (HR. Muslim dalam kitab <em>Shalat</em> Bab <em>Hujjatu man Qoola la yajharu bil basmalah</em> (399)) Akan tetapi apabila seandainya ada seseorang yang menjahrkannya dalam rangka melunakkan hati suatu kaum yang berpendapat jahr saya berharap hal itu tidak mengapa.” (<em>Fatawa Arkanil Islam</em>, hal. 316-317) </div>
<div align="justify">
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Bassaam mengatakan: “Syaikhul Islam mengatakan: Terus menerus mengeraskan bacaan (basmalah) adalah bid’ah dan bertentangan dengan <a href="http://muslim.or.id/tag/sunnah">sunnah</a> Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Dan <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits">hadits</a>-<a href="http://muslim.or.id/hadits">hadits</a> yang menegaskan cara keras dalam membacanya semuanya adalah palsu.” (<em>Taudhihul Ahkaam</em>, 1/414) Imam Ibnu Katsir mengatakan : <em>“…para ulama sepakat menyatakan sah orang yang mengeraskan bacaan basmalah maupun yang melirihkannya…”</em> (<em><a href="http://muslim.or.id/tafsir">Tafsir</a> Al-Qur’an Al ‘Azhim</em>, 1/22). </div>
<div align="justify">
*** </div>
<div align="justify">
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi<br />Artikel www.muslim.or.id</div>
<div align="justify">
Dari artikel '<a href="http://muslim.or.id/al-quran/faedah-seputar-basmalah.html">Faedah Seputar Basmalah — Muslim.Or.Id</a>' </div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-72293328191775738662013-04-07T13:07:00.001-07:002013-04-07T13:07:13.457-07:00Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 27-37<p align="justify"><b>Ayat 27-35: Gambaran keadaan umat-umat pada hari hati Kiamat sambil menunggu tempat mereka; di surga atau di neraka.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ (٢٧) وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٢٨) هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٢٩) فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (٣٠) وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا أَفَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنْتُمْ قَوْمًا مُجْرِمِينَ (٣١) وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ لا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُمْ مَا نَدْرِي مَا السَّاعَةُ إِنْ نَظُنُّ إِلا ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ (٣٢) وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٣٣) وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (٣٤) ذَلِكُمْ بِأَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَغَرَّتْكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ لا يُخْرَجُونَ مِنْهَا وَلا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (٣٥)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 27-35</u></strong> <p align="justify">27. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_8900" name="_ftnref1_8900">[1]</a>Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, maka akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa). <p align="justify">28. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_8900" name="_ftnref2_8900">[2]</a>Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_8900" name="_ftnref3_8900">[3]</a>. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_8900" name="_ftnref4_8900">[4]</a>. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan. <p align="justify">29. (Allah berfirman), "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.” <p align="justify">30. Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_8900" name="_ftnref5_8900">[5]</a>, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_8900" name="_ftnref6_8900">[6]</a>. <p align="justify">31. Dan adapun kepada orang-orang yang kafir (difirmankan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_8900" name="_ftnref7_8900">[7]</a>), "Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_8900" name="_ftnref8_8900">[8]</a>, tetapi kamu menyombongkan diri dan kamu menjadi orang-orang yang berbuat dosa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_8900" name="_ftnref9_8900">[9]</a>?" <p align="justify">32. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_8900" name="_ftnref10_8900">[10]</a>Dan apabila dikatakan (kepadamu), "Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja dan kami tidak yakin<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_8900" name="_ftnref11_8900">[11]</a>.” </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">33. Dan nyatalah bagi mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_8900" name="_ftnref12_8900">[12]</a> keburukan-keburukan yang mereka kerjakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_8900" name="_ftnref13_8900">[13]</a>, dan berlakulah (azab) terhadap mereka yang dahulu mereka perolok-olokkan. <p align="justify">34. Dan kepada mereka dikatakan, "Pada hari ini Kami melupakan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_8900" name="_ftnref14_8900">[14]</a> sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_8900" name="_ftnref15_8900">[15]</a>; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak akan ada penolong bagimu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_8900" name="_ftnref16_8900">[16]</a>. <p align="justify">35. Yang demikian itu karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_8900" name="_ftnref17_8900">[17]</a>, dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_8900" name="_ftnref18_8900">[18]</a>.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_8900" name="_ftnref19_8900">[19]</a>. <p align="justify"><b>Ayat 36-37: Segala puji milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala Yang memiliki segala sesuatu, yang mempunyai kebesaran, keperkasaan dan kekuasaan.</b> <p align="justify"> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">فَلِلَّهِ الْحَمْدُ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ الأرْضِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٣٦) وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٣٧)</font></font></span></p> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 36-37</u></strong> <p align="justify">36. Segala puji hanya bagi Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_8900" name="_ftnref20_8900">[20]</a>, Tuhan (pemilik) langit dan Tuhan bumi, Tuhan seluruh alam<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_8900" name="_ftnref21_8900">[21]</a>. <p align="justify">37. Dan hanya bagi-Nya segala keagungan di langit dan di bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_8900" name="_ftnref22_8900">[22]</a>, dan Dialah Yang Mahaperkasa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_8900" name="_ftnref23_8900">[23]</a> lagi Mahabijaksana<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_8900" name="_ftnref24_8900">[24]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_8900" name="_ftn1_8900">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang luasnya kerajaan-Nya, sendirinya Dia dalam di setiap waktu, dan bahwa pada saat tibanya Kiamat, sedangkan semua makhluk dikumpulkan di padang mahsyar, maka rugilah orang-orang yang berada di atas kebatilan yang menggunakan kebatilan untuk menolak yang hak, dan amal mereka juga batil karena terikat dengan yang batil sehingga batil pula pada hari Kiamat; hari dimana semua hakikat tampak jelas, kebaikan luput dari mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_8900" name="_ftn2_8900">[2]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyifati dahsyatnya hari Kiamat untuk memperingatkan hamba dan agar mereka bersiap-siap menghadapinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_8900" name="_ftn3_8900">[3]</a> Karena takut dan khawatir sambil menunggu keputusan Ar Rahman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_8900" name="_ftn4_8900">[4]</a> Menurut Syaikh As Sa’diy, setiap umat dipanggil kepada syariat nabi mereka yang datang kepada mereka dari sisi Allah, apakah mereka mengerjakannya sehingga mereka mendapatkan pahala dan keselamatan atau mereka malah menyia-nyiakannya sehingga mereka memperoleh kerugian? Umat Nabi Musa ‘alaihis salam akan dipanggil kepada syariat Nabi Musa, demikian pula umat Nabi Isa ‘alaihis salam dan umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Setiap umat dipanggil kepada syariat yang dibebankan kepadanya. Ini salah satu tafsir ayat tesebut, dan tafsir ini benar. Bisa juga maksudnya, bahwa setiap umat dipanggil kepada catatan amalnya dan apa yang tertulis di sana baik atau buruk, dan bahwa setiap orang akan dibalas sesuai amal yang dikerjakannya seperti dalam firman Allah Ta’ala, “<i>Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.”</i> (Terj. Al Jaatsiyah: 15) Bisa jadi kedua tafsir ini merupakamn maksud ayat tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh firman-Nya di ayat selanjutnya, <i>“</i><i>(Allah berfirman), "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya.” </i>Yakni ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu yang akan memutuskan di antara kamu dengan hak atau adil. Firman-Nya lagi, <i>“Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”</i> Ini adalah catatan amal. Oleh karena itu, pada ayat selanjutnya lagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan secara rinci tindakan Allah terhadap dua golongan; golongan mukminin dan golongan kafirin. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_8900" name="_ftn5_8900">[5]</a> Mereka beriman dengan iman yang benar dan membenarkan keimanan mereka dengan amal saleh, baik yang wajib maupun yang sunat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_8900" name="_ftn6_8900">[6]</a> Karena apabila seseorang mendapatkannya, maka ia akan mendapatkan semua kebaikan dan akan terhindar dari semua keburukan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_8900" name="_ftn7_8900">[7]</a> Dengan dicela dan ditegur secara keras. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_8900" name="_ftn8_8900">[8]</a> Yang di sana diterangkan hal yang menjadi kebaikan bagi kamu dan dilarang hal yang memadharratkan kamu. Ia merupakan nikmat terbesar yang sampai kepada kamu jika kamu diberi taufiq untuknya, akan tetapi kamu menyombongkan diri darinya dan berpaling serta kafir kepadanya. Maka pada hari ini, kamu akan diberi balasan terhadap amalmu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_8900" name="_ftn9_8900">[9]</a> Yakni orang-orang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_8900" name="_ftn10_8900">[10]</a> Mereka juga dicela lagi dengan ayat ini. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_8900" name="_ftn11_8900">[11]</a> Ia akan datang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_8900" name="_ftn12_8900">[12]</a> Di akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_8900" name="_ftn13_8900">[13]</a> Di dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_8900" name="_ftn14_8900">[14]</a> Yakni membiarkan kamu dalam azab. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_8900" name="_ftn15_8900">[15]</a> Yakni tidak beramal untuk menghadapinya. Hal itu, karena balasan sesuai dengan amal yang dikerjakan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_8900" name="_ftn16_8900">[16]</a> Yang menolong kamu dari azab Allah dan menghindarkan siksa-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_8900" name="_ftn17_8900">[17]</a> Padahal ayat-ayat Allah itu seharusnya diseriusi dan diterima dengan senang hati. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_8900" name="_ftn18_8900">[18]</a> Sehingga kamu katakan, bahwa kebangkitan itu tidak ada dan neraka juga tidak ada. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_8900" name="_ftn19_8900">[19]</a> Karena ketika itu sudah tidak bermanfaat dan mereka tidak akan dikembalikan ke dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_8900" name="_ftn20_8900">[20]</a> Sebagaimana yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran kerajaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_8900" name="_ftn21_8900">[21]</a> Dia berhak mendapat segala puji karena rububiyyah (pengurusan)-Nya terhadap semua makhluk, Dia yang menciptakan mereka dan mengurus mereka serta mengaruniakan berbagai nikmat kepada mereka yang tampak maupun yang tersembunyi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_8900" name="_ftn22_8900">[22]</a> Dalam pujian terdapat sanjungan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena sifat-Nya yang sempurna, kecintaan kepada-Nya dan pengagungan-Nya. Sedangkan pada keagungan terdapat pengagungan dan pembesaran-Nya. Dan ibadah itu dibangun di atas dua rukun, yaitu cinta kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan menghinakan diri kepada-Nya, dan keduanya muncul dari pengetahuan terhadap keberhakan Allah untuk dipuji, keagungan dan kebesaran-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_8900" name="_ftn23_8900">[23]</a> Dia menundukkan segala sesuatu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_8900" name="_ftn24_8900">[24]</a> Dia menempatkan sesuatu pada tempatnya, Dia tidaklah mensyariatkan suatu syariat kecuali karena hikmah dan maslahat dan tidaklah mencipta kecuali karena faedah dan manfaat. <p align="justify">Selesai tafsir surah Al Jaatsiyah dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wal hamdulillahi rabbil ‘aalamiin.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-48885937065664779202013-04-07T13:04:00.001-07:002013-04-07T13:04:22.757-07:00Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 14-26<p align="justify"><b>Ayat 14-15: Balasan bagi orang-orang mukmin dan hukuman bagi orang-orang kafir.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤) مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (١٥)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 14-15</u></strong> <p align="justify">14. Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka memaafkan (gangguan dari) orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_9515" name="_ftnref1_9515">[1]</a>, karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. <p align="justify">15. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_9515" name="_ftnref2_9515">[2]</a>Barang siapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu dikembalikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_9515" name="_ftnref3_9515">[3]</a>. <p align="justify"><b>Ayat 16-19: Nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Bani Israil berupa kitab Taurat, kekuasaan dan kenabian, tetapi mereka mengingkarinya dan malah mengikuti yang batil seperti keingkaran mereka kepada kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah mereka mengetahui bukti-bukti kebenarannya.</b> </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَقَدْ آتَيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (١٦) وَآتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الأمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (١٧) ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الأمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ (١٨) إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ (١٩)</font></font></span> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 16-19</u></strong> <p align="justify">16. Dan sungguh, kepada Bani Israil telah Kami berikan kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_9515" name="_ftnref4_9515">[4]</a>, Kami anugerahkan kepada mereka rezeki yang baik<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_9515" name="_ftnref5_9515">[5]</a>, dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masa itu). <p align="justify">17. Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas tentang urusan (agama)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_9515" name="_ftnref6_9515">[6]</a>; <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_9515" name="_ftnref7_9515">[7]</a>maka mereka tidak berselisih<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_9515" name="_ftnref8_9515">[8]</a> kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_9515" name="_ftnref9_9515">[9]</a>. Sungguh, Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_9515" name="_ftnref10_9515">[10]</a>. <p align="justify">18. Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari (agama itu)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_9515" name="_ftnref11_9515">[11]</a>, maka ikutilah (syariat itu)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_9515" name="_ftnref12_9515">[12]</a> dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_9515" name="_ftnref13_9515">[13]</a>. <p align="justify">19. Sungguh, mereka tidak akan dapat menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_9515" name="_ftnref14_9515">[14]</a>. Dan Sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain; sedang Allah pelindung bagi orang-orang yang bertakwa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_9515" name="_ftnref15_9515">[15]</a>. <p align="justify"><b>Ayat 20-22: Al Qur’anul Karim adalah kitab yang mengandung petunjuk dan cahaya, dan perbedaan antara orang yang beramal saleh dengan orang yang beramal buruk.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (٢٠) أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ اجْتَرَحُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ نَجْعَلَهُمْ كَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَوَاءً مَحْيَاهُمْ وَمَمَاتُهُمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (٢١) وَخَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ وَلِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ (٢٢)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 20-22</u></strong> <p align="justify">20. Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_9515" name="_ftnref16_9515">[16]</a>, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_9515" name="_ftnref17_9515">[17]</a>. <p align="justify">21. Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_9515" name="_ftnref18_9515">[18]</a> mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_9515" name="_ftnref19_9515">[19]</a>, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka?<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_9515" name="_ftnref20_9515">[20]</a> Alangkah buruknya penilaian mereka itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_9515" name="_ftnref21_9515">[21]</a>. <p align="justify">22. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_9515" name="_ftnref22_9515">[22]</a>, dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_9515" name="_ftnref23_9515">[23]</a>, dan mereka tidak akan dirugikan. <p align="justify"><b>Ayat 23-26: Bantahan terhadap ucapan kaum musyrik tentang akhirat dan terhadap sangkaan mereka bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.</b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٢٣) وَقَالُوا مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ (٢٤)وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ مَا كَانَ حُجَّتَهُمْ إِلا أَنْ قَالُوا ائْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٢٥) قُلِ اللَّهُ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لا رَيْبَ فِيهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٢٦)</font></font></span> <p align="justify">23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_9515" name="_ftnref24_9515">[24]</a> dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_9515" name="_ftnref25_9515">[25]</a>, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_9515" name="_ftnref26_9515">[26]</a> serta meletakkan tutupan atas penglihatannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_9515" name="_ftnref27_9515">[27]</a>? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_9515" name="_ftnref28_9515">[28]</a>? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_9515" name="_ftnref29_9515">[29]</a> <p align="justify">24. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_9515" name="_ftnref30_9515">[30]</a>Dan mereka berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_9515" name="_ftnref31_9515">[31]</a>, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_9515" name="_ftnref32_9515">[32]</a>, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_9515" name="_ftnref33_9515">[33]</a>." Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn34_9515" name="_ftnref34_9515">[34]</a>, mereka hanyalah menduga-duga saja<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn35_9515" name="_ftnref35_9515">[35]</a>. <p align="justify">25. Dan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn36_9515" name="_ftnref36_9515">[36]</a>, tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, "Hidupkanlah kembali nenek moyang kami jika kamu orang yang benar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn37_9515" name="_ftnref37_9515">[37]</a>." <p align="justify">26. Katakanlah, "Allah-lah yang menghidupkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn38_9515" name="_ftnref38_9515">[38]</a> kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn39_9515" name="_ftnref39_9515">[39]</a> pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn40_9515" name="_ftnref40_9515">[40]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_9515" name="_ftn1_9515">[1]</a> Yang dimaksud hari-hari Allah ialah hari-hari di waktu Allah menimpakan siksaan-siksaan kepada mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_9515" name="_ftn2_9515">[2]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin agar berakhlak mulia, bersabar terhadap gangguan kaum musyrik yang tidak takut azab Allah kepada mereka yang durhaka kepada-Nya dan tidak menginginkan pahala-Nya. Orang-orang yang mukmin, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan membalas iman, sikap memaafkan dan bersabar dari mereka dengan pahala yang besar, sedangkan mereka (kaum musyrik) jika tetap mendustakan maka mereka akan ditimpa azab yang pedih dan kehinaan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_9515" name="_ftn3_9515">[3]</a> Lalu Dia akan memberikan balasan kepada orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat jahat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_9515" name="_ftn4_9515">[4]</a> Yakni Kami telah memberi berbagai nikmat kepada Bani Israil yang tidak diberikan kepada bangsa yang lain; Kami beri mereka kitab, yaitu Taurat dan Injil, kekuasaan terhadap manusia, dan kenabian. Oleh karena itu, banyak para nabi yang berasal dari Bani Israil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_9515" name="_ftn5_9515">[5]</a> Seperti makanan, minuman, pakaian, manna dan salwa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_9515" name="_ftn6_9515">[6]</a> Seperti tentang yang halal dan yang haram dan tentang pengutusan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayat ini bisa juga diartikan dengan, “<i>Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas dari perkara (qadari).</i>” Yakni yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala sampaikan kepada mereka. Keterangan yang jelas ini menurut Syaikh As Sa’diy adalah mukjizat-mukjizat yang mereka lihat di tangan Nabi Musa ‘alaihis salam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_9515" name="_ftn7_9515">[7]</a> Nikmat-nikmat yang Allah Subhaanahu wa Ta'aala berikan kepada Bani Israil ini menghendaki mereka mengikuti yang hak secara sempurna dan berkumpul di atas yang hak yang telah Allah terangkan kepada mereka, akan tetapi kenyataannya berbeda, mereka malah melakukan sebaliknya; mereka berpecah belah dalam hal yang mereka diperintahkan untuk berkumpul di atasnya. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “<i>Maka mereka tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka.</i>” Ilmu yang datang kepada mereka menghendaki mereka agar tidak berselisih, tetapi mereka malah berselisih disebabkan kedengkian mereka antara yang satu dengan yang lain dan disebabkan kezaliman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_9515" name="_ftn8_9515">[8]</a> Tentang kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_9515" name="_ftn9_9515">[9]</a> Seperti kedengkian mereka kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_9515" name="_ftn10_9515">[10]</a> Dia akan memisahkan yang hak dengan yang batil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_9515" name="_ftn11_9515">[11]</a> Yakni kemudian Kami mensyariatkan kepadamu syariat yang sempurna yang mengajak kepada semua kebaikan dan melarang semua keburukan yang berasal dari perintah Kami yang syar’i. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_9515" name="_ftn12_9515">[12]</a> Karena dengan mengikutinya seseorang akan bahagia, baik dan beruntung. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_9515" name="_ftn13_9515">[13]</a> Yaitu mereka yang keinginannya tidak mengikuti ilmu dan tidak berjalan di belakangnya. Mereka ini adalah orang-orang yang hawa nafsunya tidak sejalan dengan syariat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_9515" name="_ftn14_9515">[14]</a> Maksudnya mereka tidak bermanfaat bagimu di sisi Allah; mereka tidak dapat memberikan kebaikan kepadamu dan tidak dapat menghindarkan keburukan darimu jika kamu mengikuti keinginan mereka. Oleh karena itu, kamu tidak pantas sejalan dan sepakat dengan mereka karena kamu dan mereka berbeda, sedangkan mereka menjadi pelindung antara sesama mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_9515" name="_ftn15_9515">[15]</a> Dia akan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya disebabkan ketakwaan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_9515" name="_ftn16_9515">[16]</a> Dengan Al Qur’an diperoleh pandangan yang jelas dalam menyikapi semua masalah, sehingga orang-orang mukmin akan mendapatkan manfaat, petunjuk dan rahmat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_9515" name="_ftn17_9515">[17]</a> Dengan Al Qur’an mereka memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus baik dalam masalah ushul (dasar) maupun furu’ (cabang), demikian pula tercapai kebaikan, kesenangan, kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan inilah rahmat. Dengannya jiwa mereka menjadi bersih, kecerdasan mereka bertambah, demikian pula keimanan dan keyakinan mereka dan dengannya hujjah pun menjadi tegak kepada orang yang tetap membangkang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_9515" name="_ftn18_9515">[18]</a> Yaitu mereka yang banyak dosa dan meremehkan hak Tuhan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_9515" name="_ftn19_9515">[19]</a> Yaitu mereka yang memenuhi hak-hak Tuhan mereka, menjauhi kemurkaan-Nya, dan senantiasa mengutamakan keridhaan Tuhan mereka daripada hawa nafsu mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_9515" name="_ftn20_9515">[20]</a> Maksudnya, apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka akan disamakan dengan kaum mukmin di akhirat, yakni berada dalam kebaikan dan kenikmatan seperti halnya orang-orang mukmin. Bahkan tidak demikian, mereka (orang-orang kafir) di akhirat berada dalam azab, kehinaan, dan kesengsaraan tidak seperti keadaan mereka ketika di dunia, sedangkan kaum mukmin di akhirat mendapatkan pahala, kemenangan, keberuntungan, kebahagiaan karena amal mereka ketika di dunia, seperti shalat, zakat, puasa, dsb. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_9515" name="_ftn21_9515">[21]</a> Hal itu karena keputusan tersebut menyelisihi kebijaksanaan hakim yang paling baik dan paling adil, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Keputusan tersebut juga bertentangan dengan akal yang sehat dan fitrah yang lurus, bertentangan dengan kitab-kitab yang diturunkan dan bertentangan dengan apa yang dibawa para rasul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_9515" name="_ftn22_9515">[22]</a> Untuk menunjukkan kekuasaan dan keesaan-Nya. Atau maksud “<i>bil haq</i>” adalah dengan hikmah (kebijaksanaan) dan agar Dia diibadahi saja, selanjutnya Dia akan menghisab mereka setelah itu, yakni setelah mereka diperintahkan beribadah dan dikaruniakan berbagai nikmat, apakah mereka bersyukur dan mengerjakan perintah-Nya atau tidak? Atau bahkan mereka malah kufur dan meninggalkan perintah-Nya? <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_9515" name="_ftn23_9515">[23]</a> Baik berupa ketaatan atau kemaksiatan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_9515" name="_ftn24_9515">[24]</a> Yakni apa yang diinginkan hawa nafsunya dia kerjakan, baik mendatangkan keridhaan Allah atau kemurkaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_9515" name="_ftn25_9515">[25]</a> Maksudnya Allah membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa orang itu tidak mau menerima petunjuk yang diberikan kepadanya sebelum ia diciptakan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_9515" name="_ftn26_9515">[26]</a> Sehingga dia tidak dapat mendengar petunjuk dan tidak dapat memahami. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_9515" name="_ftn27_9515">[27]</a> Sehingga ia tidak dapat melihat petunjuk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_9515" name="_ftn28_9515">[28]</a> Tidak ada seorang pun yang dapat memberinya hidayah ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah menutup pintu-pintu hidayah dan membuka pintu-pintu kesesatan. Allah tidaklah menzaliminya, akan tetapi dialah yang menzalimi dirinya dan yang mengadakan sebab untuk terhalang dari rahmat Allah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_9515" name="_ftn29_9515">[29]</a> Bisa juga diartikan, “Tidakkah kamu ingat?” Yakni ingat sesuatu yang bermanfaat bagimu lalu kamu mengerjakannya dan ingat sesuatu yang bermadharrat sehingga kamu dapat menjauhinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_9515" name="_ftn30_9515">[30]</a> Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Orang-orang jahiliyyah mengatakan bahwa yang membinasakan kami adalah malam dan siang, itulah yang membinasakan kami, mematikan dan menghidupkan kami.” Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman dalam kitab-Nya, <i>“</i><i>Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa."</i> Beliau bersabda, “Mereka mencaci-maki masa, maka Allah Tabaaraka wa Ta'aala berfirman, <i>“Anak Adam menyakiti-Ku karena mencaci-maki masa. Aku adalah masa; di tangan-Ku segala urusan; Aku mengatur malam dan siang.</i>” (Hadits ini disebutkan As Suyuthi dalam Al Lubab secara mauquf sampai kepada Abu Hurairah dan ia menisbatkan kepada Ibnul Mundzir, dan di sana disebutkan, maka Allah menurunkan ayat, dan disebutkanlah ayat itu. Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya juz 4 hal. 151, “Ibnu Jarir menyebutkan dengan susunan yang asing sekali,” lalu ia menyebutkannya dan berkata, “Demikian pula Ibnu Abi Hatim dari Ahmad bin Manshur dari Suraih bin Nu’man dari Ibnu Uyaynah.” Syaikh Muqbil berkata, “Saya tidak mengetahui sisi gharib (asing) pada susunannya. Adapun sanad, maka para perawinya perawi hadits shahih, Al Haafizh menyebutkannya dalam Al Fath-h juz 10 hal. 195 dan ia mendiamkannya.” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_9515" name="_ftn31_9515">[31]</a> Sambil mengingkari kebangkitan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_9515" name="_ftn32_9515">[32]</a> Yakni sebagian kita mati, sedangkan sebagian lagi hidup (lahir). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_9515" name="_ftn33_9515">[33]</a> Yakni berlalunya waktu. Oleh karena itu, menurut mereka setelah seorang mati, maka ia tidak akan kembali kepada Allah dan tidak akan dibalas amalnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref34_9515" name="_ftn34_9515">[34]</a> Yakni tentang ucapan itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref35_9515" name="_ftn35_9515">[35]</a> Oleh karena mereka hanya menduga-duga saja sehingga mereka mengingkari akhirat, mendustakan para rasul tanpa dalil dan bukti yang menguatkan sikap mereka itu. Hal itu hanyalah sangkaan-sangkaan mereka saja yang kosong dari hakikat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref36_9515" name="_ftn36_9515">[36]</a> Yakni yang menunjukkan bahwa Kami berkuasa membangkitkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref37_9515" name="_ftn37_9515">[37]</a> Ini adalah sikap beraninya mereka kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dimana mereka mengusulkan usulan ini dan menyangka bahwa untuk membuktikan kebenaran para rasul Allah tergantung apakah mereka (para rasul tersebut) mampu mendatangkan nenek moyang mereka atau tidak, dan meskipun para rasul telah mendatangkan semua ayat, mereka tidak akan beriman kecuali jika rasul mengikuti usulan mereka. Mereka telah berdusta dalam ucapannya itu, maksud mereka hanyalah untuk menolak dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan untuk diterangkannya yang hak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref38_9515" name="_ftn38_9515">[38]</a> Ketika kamu sebelumnya sebagai mani. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref39_9515" name="_ftn39_9515">[39]</a> Dalam keadaan hidup. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref40_9515" name="_ftn40_9515">[40]</a> Kalau seandainya pengetahuan mereka terhadap hari akhir masuk ke dalam hati mereka, tentu mereka akan mengerjakan amalan-amalan untuk menghadapinya. </p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-87391810978736746312013-04-07T13:01:00.001-07:002013-04-07T13:01:19.215-07:00Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 1-13<p align="justify"><b>Surah Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)</b><b></b> <p align="justify"><b>Surah ke-45. 37 ayat. Makkiyyah </b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </font></font></span> <p align="justify">Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. <p align="justify"><b>Ayat 1-5: Keutamaan Al Qur’anul Karim, isyarat agar hati sadar dan tidak lalai, dan dalil-dalil terhadap keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.</b> <p align="justify"><b></b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">حم (١) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (٢) إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (٣) وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (٤) وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٥)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 1-5</u></strong> <p align="justify">1. Haa Miim. <p align="justify">2. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_3919" name="_ftnref1_3919">[1]</a>Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. <p align="justify">3. Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan dan keesaan Allah) bagi orang-orang mukmin. <p align="justify">4. Dan pada penciptakan dirimu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_3919" name="_ftnref2_3919">[2]</a> dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_3919" name="_ftnref3_3919">[3]</a>, <p align="justify">5. dan pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengerti. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 6-13: Sifat orang-orang kafir, ancaman untuk mereka dengan azab pada hari Kiamat dan menerangkan tentang keagungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan keesaan-Nya.</b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ (٦) وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ (٧) يَسْمَعُ آيَاتِ اللَّهِ تُتْلَى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (٨) وَإِذَا عَلِمَ مِنْ آيَاتِنَا شَيْئًا اتَّخَذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (٩) مِنْ وَرَائِهِمْ جَهَنَّمُ وَلا يُغْنِي عَنْهُمْ مَا كَسَبُوا شَيْئًا وَلا مَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (١٠) هَذَا هُدًى وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (١١) اللَّهُ الَّذِي سَخَّرَ لَكُمُ الْبَحْرَ لِتَجْرِيَ الْفُلْكُ فِيهِ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (١٢) وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (١٣)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 6-13</u></strong> <p align="justify">6. Itulah ayat-ayat Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_3919" name="_ftnref4_3919">[4]</a> yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya. <p align="justify">7. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_3919" name="_ftnref5_3919">[5]</a>Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_3919" name="_ftnref6_3919">[6]</a> lagi banyak berdosa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_3919" name="_ftnref7_3919">[7]</a>, <p align="justify">8. (yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya, namun dia tetap menyombongkan diri<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_3919" name="_ftnref8_3919">[8]</a> seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih. <p align="justify">9. Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan. <p align="justify">10. Di hadapan mereka neraka Jahannam<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_3919" name="_ftnref9_3919">[9]</a>, dan tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun apa yang telah mereka usahakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_3919" name="_ftnref10_3919">[10]</a>, dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) selain Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_3919" name="_ftnref11_3919">[11]</a>. Dan mereka akan mendapat azab yang besar. <p align="justify">11. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_3919" name="_ftnref12_3919">[12]</a>Ini (Al Quran) adalah petunjuk<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_3919" name="_ftnref13_3919">[13]</a>. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_3919" name="_ftnref14_3919">[14]</a>, mereka akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih. <p align="justify">12. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_3919" name="_ftnref15_3919">[15]</a>Allah-lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya dan agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_3919" name="_ftnref16_3919">[16]</a> dan agar kamu bersyukur<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_3919" name="_ftnref17_3919">[17]</a>. <p align="justify">13. Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_3919" name="_ftnref18_3919">[18]</a> dan apa yang ada di bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_3919" name="_ftnref19_3919">[19]</a> untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berpikir<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_3919" name="_ftnref20_3919">[20]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_3919" name="_ftn1_3919">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan suatu berita yang di dalamnya mengandung perintah mengagungkan Al Qur’an dan memuliakannya. Hal itu, karena Al Qur’an turun dari Allah Tuhan yang berhak disembah karena sifat sempurna pada-Nya dan karena Dia yang sendiri melimpahkan nikmat-nikmat-Nya. Dia memiliki keperkasaan dan kebijaksanaan yang sempurna. Selanjutnya, Dia menguatkan hal itu dengan menyebutkan ayat-ayat-Nya yang ada di ufuk (cakrawala) dan pada diri manusia, berupa penciptaan langit dan bumi serta makhluk yang disebarkan-Nya pada keduanya, serta apa yang Dia simpan pada keduanya berupa berbagai manfaat, demikian pula apa yang Allah turunkan dari langit berupa air hujan yang dengannya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menghidupkan negeri dan penduduknya. Ini semua merupakan ayat yang jelas dan dalil yang terang yang menunjukkan kebenaran Al Qur’an dan kebenaran isinya yang terdiri dari hikmah dan hukum-hukum. Demikian pula menunjukkan kesempurnaan yang dimiliki Allah Subhaanahu wa Ta'aala, serta menunjukkan benarnya kebangkitan manusia setelah mati. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_3919" name="_ftn2_3919">[2]</a> Dari mani, lalu berubah menjadi segumpal darah dan berubah menjadi segumpal daging sehingga kemudian menjadi manusia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_3919" name="_ftn3_3919">[3]</a> Adanya kebangkitan. Mereka ini adalah orang-orang mukmin. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_3919" name="_ftn4_3919">[4]</a> Yang menunjukkan keesaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_3919" name="_ftn5_3919">[5]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala membagi manusia dari sisi dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya atau tidak kepada dua golongan: <p align="justify"><i>Pertama</i>, golongan yang dapat mengambil dalil darinya, yang memikirkan ayat-ayat-Nya, mereka dapat mengambil manfaat darinya sehingga keadaan mereka menjadi tinggi. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir dengan keimanan yang sempurna yang sampai kepada derajat yakin, sehingga akal mereka menjadi bersih, pengetahuan dan pandangan mereka semakin bertambah dan tajam. <p align="justify"><i>Kedua</i>, golongan yang mendengar ayat-ayat Allah yang hanya sebagai penegak hujjah saja bagi mereka, ia lalu berpaling dan sombong seakan-akan belum pernah mendengarnya karena hatinya tidak menjadi bersih karenanya, bahkan dengan sebab kesombongannya maka bertambahlah sikap melampaui batasnya. Bahkan ketika ia mengetahui sedikit ayat-ayat Allah, maka ia menjadikannya sebagai bahan olok-olokkan sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengancam celaka kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_3919" name="_ftn6_3919">[6]</a> Dalam ucapannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_3919" name="_ftn7_3919">[7]</a> Dalam perbuatannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_3919" name="_ftn8_3919">[8]</a> Dari beriman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_3919" name="_ftn9_3919">[9]</a> Yang cukup sebagai hukuman yang dahsyat baginya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_3919" name="_ftn10_3919">[10]</a> Seperti harta dan perbuatan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_3919" name="_ftn11_3919">[11]</a> Yaitu patung-patung dan berhala-berhala yang mereka sembah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_3919" name="_ftn12_3919">[12]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan ayat-ayat-Nya baik yang ada dalam Al Qur’an atau yang ada di alam semesta yang mereka saksikan, dan bahwa manusia dalam hal tersebut terbagi menjadi dua golongan, maka Dia memberitahukan bahwa Al Qur’an yang mengandung tuntutan-tuntutan yang tinggi ini adalah sebagai petunjuk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_3919" name="_ftn13_3919">[13]</a> Petunjuk merupakan sifat yang merata kepada seluruh isi Al Qur’an. Al Qur’an menunjuki ma’rifatullah (mengenalkan Allah) dengan sifat-sifat-Nya yang suci dan perbuatan-Nya yang terpuji. Demikian pula menunjuki kepada mengenal para rasul-Nya, para wali-Nya, musuh-musuh-Nya serta sifat-sifat mereka. Ia (Al Qur’an) juga menunjuki amal yang saleh dan mengajak kepadanya, demikian pula menerangkan amal yang buruk serta melarangnya, serta menunjuki dengan menerangkan balasan terhadap amal serta menerangkan balasan di dunia dan akhirat. Orang-orang yang mendapat petunjuk mengambil petunjuk darinya sehingga mereka beruntung dan berbahagia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_3919" name="_ftn14_3919">[14]</a> Yang begitu jelas, dimana tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang sudah terlalu zalim dan banyak sikap melampaui batasnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_3919" name="_ftn15_3919">[15]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan karunia dan ihsan-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan menundukkan lautan agar dapat dilintasi kapal dan perahu dengan perintah dan kemudahan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_3919" name="_ftn16_3919">[16]</a> Yaitu dengan melakukan perdagangan dan bisnis. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_3919" name="_ftn17_3919">[17]</a> Kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena dengan bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan menambahkan nikmat-nikmat-Nya serta membalas dengan pahala yang besar terhadap sikap syukur itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_3919" name="_ftn18_3919">[18]</a> Seperti matahari, bulan, bintang dan benda-benda langit lainnya baik yang diam maupun yang bergerak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_3919" name="_ftn19_3919">[19]</a> Seperti binatang melata, pepohonan, sungai, barang tambang dan lainnya. Semua itu diciptakan untuk manfaat dan maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas nikmat-nikmat-Nya dan berusaha memikirkan ayat-ayat-Nya dan hikmah-hikmah-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_3919" name="_ftn20_3919">[20]</a> Ya, pada penciptaan, pengaturan dan penundukan-Nya kepada alam semesta terdapat dalil yang menunjukkan berlakunya kehendak Allah dan sempurnanya kekuasaan-Nya. Demikian pula kerapihan, keserasian dan indahnya ciptaan-Nya juga menunjukkan sempurnanya hikmah-Nya dan ilmu-Nya. Apa yang terlihat di alam semesta berupa luas, besar dan banyak juga menunjukkan luasnya kerajaan-Nya. Pengkhususan yang diberikan-Nya serta adanya sesuatu yang berlawanan juga menunjukkan bahwa Dia berbuat apa yang Dia kehendaki. Manfaat dan maslahat baik yang terkait dengan agama maupun dunia menunjukkan luasnya rahmat-Nya, meratanya karunia dan ihsan-Nya, dan pada indahnya kelembutan-Nya dan kebaikan-Nya dan pada semua yang disebutkan tadi juga menunjukkan bahwa Dia yang berhak disembah, dimana tidak pantas ibadah, penghinaan diri dan kecintaan kecuali kepada-Nya, dan bahwa apa yang dibawa para rasul-Nya adalah benar. Ini adalah dalil ‘aqli (akal) yang begitu jelas, yang tidak menerima lagi keraguan dan kebimbangan.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-65460763669890894142013-04-07T12:58:00.001-07:002013-04-07T12:58:08.283-07:00Tafsir Ad Dukhaan Ayat 51-59<p align="justify"><b>Ayat 51-59: Keadaan orang-orang yang bertakwa di surga dan kenikmatannya dan peringatan agar jangan mendustakan.</b> <p align="justify"> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (٥١) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٥٢) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (٥٣) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٥٤) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ (٥٥) لا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلا الْمَوْتَةَ الأولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (٥٦) فَضْلا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (٥٧)فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (٥٨) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (٥٩)</font></font></span><span style="line-height: 28pt; color: ; mso-bidi-font-family: 'Traditional Arabic'" dir="ltr"></span></p> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 51-59</u></strong> <p align="justify">51. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_5204" name="_ftnref1_5204">[1]</a>Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, <p align="justify">52. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, <p align="justify">53. mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_5204" name="_ftnref2_5204">[2]</a>, <p align="justify">54. demikianlah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_5204" name="_ftnref3_5204">[3]</a>, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_5204" name="_ftnref4_5204">[4]</a> yang bermata jeli. <p align="justify">55. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_5204" name="_ftnref5_5204">[5]</a> dengan aman dan tenteram<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_5204" name="_ftnref6_5204">[6]</a>, <p align="justify">56. mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya, selain kematian (pertama) di dunia. Allah melindungi mereka dari azab neraka, </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">57. Itu merupakan karunia dari Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_5204" name="_ftnref7_5204">[7]</a>. Demikian itulah kemenangan yang agung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_5204" name="_ftnref8_5204">[8]</a>. <p align="justify">58. Sungguh, Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_5204" name="_ftnref9_5204">[9]</a> agar mereka mendapat pelajaran<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_5204" name="_ftnref10_5204">[10]</a>. <p align="justify">59. Maka tunggulah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_5204" name="_ftnref11_5204">[11]</a>; sungguh, mereka itu (juga sedang) menunggu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_5204" name="_ftnref12_5204">[12]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_5204" name="_ftn1_5204">[1]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan balasan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu mereka yang ketika di dunia menjaga diri dari kemurkaan dan azab-Nya dengan meninggalkan maksiat dan mengerjakan ketaatan, sehingga mereka memperoleh keridhaan Allah dan pahala-Nya. Mereka berada dalam naungan yang teduh karena banyak pepohonan dan buah-buahan serta mata air, di bawahnya mengalir sungai-sungai dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_5204" name="_ftn2_5204">[2]</a> Dengan santai yang sempurna, tenang, saling mencintai, berhubungan baik dan beradab baik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_5204" name="_ftn3_5204">[3]</a> Kenikmatan dan kesenangan yang sempurna itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_5204" name="_ftn4_5204">[4]</a> Yakni wanita-wanita yang cantik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_5204" name="_ftn5_5204">[5]</a> Baik yang ada namanya di dunia maupun yang tidak ada namanya serta tidak ada bandingannya di dunia. Buah-buahan itu ada pada saat itu di hadapan mereka tanpa susah payah memperolehnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_5204" name="_ftn6_5204">[6]</a> Maksudnya, mereka aman dari dikeluarkan dari surga dan aman dari kematian. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_5204" name="_ftn7_5204">[7]</a> Mendapatkan nikmat dan terhindar dari azab termasuk karunia Allah kepada mereka dan kemurahan-Nya karena Allah yang memberi mereka taufiq untuk mengerjakan amal saleh sehingga mereka memperoleh kebaikan akhirat, serta memberikan kepada mereka apa yang tidak dicapai oleh amal mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_5204" name="_ftn8_5204">[8]</a> Kemenangan apa yang lebih besar daripada memperoleh keridhaan Allah dan surga-Nya, serta selamat dari azab dan kemurkaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_5204" name="_ftn9_5204">[9]</a> Yakni Kami mudahkan Al Qur’an dengan bahasamu yang merupakan bahasa yang paling fasih secara mutlak dan paling agung sehingga lafaz dan maknanya mudah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_5204" name="_ftn10_5204">[10]</a> Yakni mengingatkan mereka sesuatu yang bermanfaat bagi mereka sehingga mereka mengerjakannya, dan mengingatkan sesuatu yang terdapat madharrat sehingga mereka meninggalkannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_5204" name="_ftn11_5204">[11]</a> Kehancuran mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_5204" name="_ftn12_5204">[12]</a> Kehancuranmu. Bisa juga diartikan, maka tunggulah apa yang dijanjikan Tuhanmu berupa kebaikan dan pertolongan, sesungguhnya mereka juga menunggu hal yang menimpa mereka berupa azab. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para pengikutnya menunggu kebaikan di dunia dan akhirat, sedangkan musuh mereka menunggu keburukan di dunia dan akhirat. <p align="justify"><i>Selesai tafsir surah Ad Dukhaan dengan pertolongan Allah, taufiq dan kelembutan-Nya wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin</i>.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-26632883485718680672013-04-07T12:56:00.001-07:002013-04-07T12:56:37.674-07:00Tafsir Ad Dukhaan Ayat 34-50<p align="justify"><b>Ayat 34-39: Keingkaran kaum musyrik kepada kebangkitan dan pembatalan syubhat mereka, dan penjelasan bahwa sunnatullah berlaku dalam membinasakan kaum yang melampaui batas dan berdosa.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">إِنَّ هَؤُلاءِ لَيَقُولُونَ (٣٤) إِنْ هِيَ إِلا مَوْتَتُنَا الأولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (٣٥) فَأْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٣٦) أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (٣٧) وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ (٣٨) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ (٣٩)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 34-39</u></strong> <p align="justify">34. Sesungguhnya mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_4066" name="_ftnref1_4066">[1]</a> itu pasti akan berkata, <p align="justify">35. "Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_4066" name="_ftnref2_4066">[2]</a>, <p align="justify">36. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_4066" name="_ftnref3_4066">[3]</a>maka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_4066" name="_ftnref4_4066">[4]</a>.” <p align="justify">37. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_4066" name="_ftnref5_4066">[5]</a>Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba'<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_4066" name="_ftnref6_4066">[6]</a>, dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka adalah orang-orang yang sungguh berdosa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_4066" name="_ftnref7_4066">[7]</a>. <p align="justify">38. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_4066" name="_ftnref8_4066">[8]</a>Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. <p align="justify">39. Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_4066" name="_ftnref9_4066">[9]</a>, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_4066" name="_ftnref10_4066">[10]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 40-50: Ancaman bagi orang-orang kafir dengan azab pada hari ketika harta, anak dan kedudukan tidak lagi bermanfaat.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ (٤٠) يَوْمَ لا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ (٤١) إِلا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (٤٢)إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّومِ (٤٣) طَعَامُ الأثِيمِ (٤٤) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (٤٥)كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (٤٦) خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ (٤٧)ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (٤٨) ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ (٤٩) إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ (٥٠)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 40-50</u></strong> <p align="justify">40. Sungguh, hari keputusan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_4066" name="_ftnref11_4066">[11]</a> (hari Kiamat) adalah waktu yang dijanjikan bagi mereka semuanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_4066" name="_ftnref12_4066">[12]</a>, <p align="justify">41. (yaitu) pada hari (ketika) seorang teman sama sekali tidak dapat memberi manfaat kepada teman lainnya, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_4066" name="_ftnref13_4066">[13]</a>, <p align="justify">42. kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_4066" name="_ftnref14_4066">[14]</a>. Sungguh, Dia Mahaperkasa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_4066" name="_ftnref15_4066">[15]</a> lagi Maha Penyayang<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_4066" name="_ftnref16_4066">[16]</a>. <p align="justify">43. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_4066" name="_ftnref17_4066">[17]</a>Sungguh pohon zaqqum itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_4066" name="_ftnref18_4066">[18]</a>, <p align="justify">44. Makanan bagi orang yang banyak dosa. <p align="justify">45. Seperti cairan tembaga<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_4066" name="_ftnref19_4066">[19]</a> yang mendidih di dalam perut, <p align="justify">46. seperti mendidihnya air yang sangat panas. <p align="justify">47. “Peganglah dia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_4066" name="_ftnref20_4066">[20]</a>, kemudian seretlah dia sampai ke tengah-tengah neraka, <p align="justify">48. kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat panas. <p align="justify">49. “Rasakanlah, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang perkasa lagi mulia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_4066" name="_ftnref21_4066">[21]</a>. <p align="justify">50. Sungguh, inilah azab yang dahulu kamu ragukan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_4066" name="_ftnref22_4066">[22]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_4066" name="_ftn1_4066">[1]</a> Yaitu kaum musyrik yang mengingkari kebangkitan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_4066" name="_ftn2_4066">[2]</a> Yakni menurut mereka, tidak ada kehidupan selain di dunia saja, setelah itu tidak ada kebangkitan, surga dan neraka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_4066" name="_ftn3_4066">[3]</a> Selanjutnya mereka berkata dengan lancang dan berani kepada Tuhan mereka sambil mencoba melemahkan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_4066" name="_ftn4_4066">[4]</a> Ini adalah usulan orang-orang yang bodoh lagi menentang. Padahal dimana letak keterkaitan kebenaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan dihadirkan kembali nenek moyang mereka, karena ayat-ayat telah membuktikan kebenaran apa yang Beliau bawa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_4066" name="_ftn5_4066">[5]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_4066" name="_ftn6_4066">[6]</a> Kaum Tubba' ialah orang-orang Himyar di Yaman dan Tubba' adalah gelar raja-raja mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_4066" name="_ftn7_4066">[7]</a> Yakni mereka (kaum musyrik) saat ini tidaklah lebih baik dari mereka, bahkan sama-sama berdosa. Oleh karena itu, hendaklah mereka menunggu apa yang telah menimpa saudara-saudara mereka dahulu dari kalangan orang-orang yang berdosa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_4066" name="_ftn8_4066">[8]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang sempurnanya kekuasaan-Nya dan sempurnanya hikmah (kebiaksanaan)-Nya, yaitu Dia tidaklah menciptakan langit dan bumi dengan main-main atau percuma saja tanpa faedah, bahkan Dia menciptakan keduanya dengan hak (kebenaran), mengandung yang hak, dan bahwa Dia menciptakan keduanya adalah agar mereka menyembah-Nya, agar Dia memerintah dan melarang hamba, memberi pahala dan memberi siksa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_4066" name="_ftn9_4066">[9]</a> Yakni untuk menunjukkan kekuasaan dan keesaan Kami. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_4066" name="_ftn10_4066">[10]</a> Oleh karena itu, mereka tidak memikirkan penciptaan langit dan bumi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_4066" name="_ftn11_4066">[11]</a> Pada hari itu Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan keputusan kepada hamba-hamba-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_4066" name="_ftn12_4066">[12]</a> Semuanya akan Allah kumpulkan pada hari itu, Dia menghadirkan mereka dan menghadirkan amal mereka dan pembalasan disesuaikan dengan amal mereka. Ketika itu seorang kerabat atau teman tidak dapat menolong kerabatnya atau temannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_4066" name="_ftn13_4066">[13]</a> Yakni dihindarkan dari azab Allah Subhaanahu wa Ta'aala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_4066" name="_ftn14_4066">[14]</a> Mereka adalah kaum mukmin, dimana sebagian mereka memberi syafaat kepada yang lain dengan izin Allah Subhaanahu wa Ta'aala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_4066" name="_ftn15_4066">[15]</a> Dalam memberikan hukuman kepada orang-orang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_4066" name="_ftn16_4066">[16]</a> Kepada orang-orang mukmin. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_4066" name="_ftn17_4066">[17]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan tentang hari Kiamat dan bahwa pada hari itu Dia akan memberikan keputusan di antara hamba-hamba-Nya, maka Dia menyebutkan bahwa mereka terbagi menjadi dua golongan; golongan yang menjadi penghuni surga dan golongan yang menjadi penghuni neraka. Adapun golongan penghuni neraka yaitu mereka yang melakukan dosa dengan mengerjakan kekufuran dan kemaksiatan, maka balasannya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_4066" name="_ftn18_4066">[18]</a> Zaqqum adalah jenis pohon yang tumbuh di neraka, pohon tersebut adalah pohon yang paling jelek dan paling buruk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_4066" name="_ftn19_4066">[19]</a> Muhl dalam ayat tersebut juga bisa berarti nanah yang berbau busuk, dan akan panas sampai mendidih dalam perut mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_4066" name="_ftn20_4066">[20]</a> Yakni orang yang berdosa itu. Perkataan ini diucapkan kepada malaikat Zabaniyyah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_4066" name="_ftn21_4066">[21]</a> Ucapan ini merupakan ejekan baginya, dimana dia mengira bahwa tidak ada orang yang paling perkasa dan paling mulia daripadanya. Dia mengira bahwa dirinya adalah orang yang perkasa dan mampu meloloskan diri dari azab Allah, dan bahwa dirinya adalah orang yang mulia yang tidak mungkin ditimpa azab, maka pada hari itu tampak jelas, bahwa dirinya adalah orang yang lemah dan hina. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_4066" name="_ftn22_4066">[22]</a> Yakni sekarang kamu baru meyakininya.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-74437802438280172122013-04-07T12:54:00.001-07:002013-04-07T12:54:32.550-07:00Tafsir Ad Dukhaan Ayat 17-33<p align="justify"><b>Ayat 17-33: Pelajaran yang dapat diambil dari azab yang menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta akibat sikapnya yang melampaui batas.</b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (١٧) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (١٨) وَأَنْ لا تَعْلُوا عَلَى اللَّهِ إِنِّي آتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (١٩) وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ (٢٠) وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (٢١) فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (٢٢) فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (٢٣)وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (٢٤) كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٢٥) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (٢٦) وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (٢٧)كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آخَرِينَ (٢٨) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالأرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (٢٩) وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (٣٠) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (٣١) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (٣٢)وَآتَيْنَاهُمْ مِنَ الآيَاتِ مَا فِيهِ بَلاءٌ مُبِينٌ (٣٣)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 17-33</u></strong> <p align="justify">17. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_8800" name="_ftnref1_8800">[1]</a>Dan sungguh, sebelum mereka, Kami telah menguji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia (Musa)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_8800" name="_ftnref2_8800">[2]</a>, <p align="justify">18. (dengan berkata), "Serahkanlah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_8800" name="_ftnref3_8800">[3]</a> kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_8800" name="_ftnref4_8800">[4]</a>. Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_8800" name="_ftnref5_8800">[5]</a>, <p align="justify">19. dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_8800" name="_ftnref6_8800">[6]</a>. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_8800" name="_ftnref7_8800">[7]</a>. <p align="justify">20. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_8800" name="_ftnref8_8800">[8]</a>Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku, <p align="justify">21. dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biarkanlah aku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_8800" name="_ftnref9_8800">[9]</a> (memimpin Bani Israil).” <p align="justify">22. Kemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, "Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_8800" name="_ftnref10_8800">[10]</a> (segerakanlah azab kepada mereka).” <p align="justify">23. (Allah berfirman), "Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar, <p align="justify">24. Dan biarkanlah laut itu terbelah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_8800" name="_ftnref11_8800">[11]</a>. Sesungguhnya mereka bala tentara yang akan ditenggelamkan.” </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">25. Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan, <p align="justify">26. juga kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah, <p align="justify">27. dan kesenangan-kesenangan yang dapat mereka nikmati di sana, <p align="justify">28. demikianlah, dan Kami wariskan (semua) itu kepada kaum yang lain (Bani Israil). <p align="justify">29. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_8800" name="_ftnref12_8800">[12]</a>, dan mereka pun tidak diberi penangguhan waktu. <p align="justify">30. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_8800" name="_ftnref13_8800">[13]</a>Dan sungguh, telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_8800" name="_ftnref14_8800">[14]</a>, <p align="justify">31. dari (siksaan) Fir'aun, sungguh, dia itu orang yang sombong<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_8800" name="_ftnref15_8800">[15]</a>, termasuk orang-orang yang melampaui batas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_8800" name="_ftnref16_8800">[16]</a>. <p align="justify">32. Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_8800" name="_ftnref17_8800">[17]</a> di atas semua bangsa (pada masa itu)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_8800" name="_ftnref18_8800">[18]</a>. <p align="justify">33. Dan Kami telah berikan kepada mereka di antara tanda-tanda (kekuasaan Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_8800" name="_ftnref19_8800">[19]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_8800" name="_ftn1_8800">[1]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan pendustaan orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Dia menyebutkan bahwa mereka mempunyai pendahulu mereka yang sama mendustakan, yaitu kaum Fir’aun. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kisah mereka dengan Nabi Musa ‘alaihis salam dan apa yang Allah timpakan kepada mereka agar orang-orang yang mendustakan itu berhenti dari apa yang mereka pegang selama ini berupa kesyirkkan dan kekufuran. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_8800" name="_ftn2_8800">[2]</a> Pada diri Beliau (Nabi Musa ‘alaihis salam) terdapat kemuliaan dan akhlak yang mulia yang tidak ada pada orang lain. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_8800" name="_ftn3_8800">[3]</a> Yakni lepaskanlah mereka dari siksaanmu, karena mereka adalah keluargaku dan bangsa yang paling mulia di zaman ini. Kamu telah menzalimi dan memperbudak mereka dengan tanpa hak, maka lepaskanlah mereka agar beribadah kepada Tuhan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_8800" name="_ftn4_8800">[4]</a> Ayat ini juga bisa diartikan, “Lakukanlah apa yang aku seru kepadamu, yaitu beriman wahai hamba-hamba Allah.” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_8800" name="_ftn5_8800">[5]</a> Yakni dapat dipercaya terhadap risalah-Nya kepadaku, aku tidak akan menyembunyikannya meskipun sedikit, aku tidak menambah dan tidak pula mengurangi. Hal ini seharusnya membuat mereka tunduk secara sempurna kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_8800" name="_ftn6_8800">[6]</a> Dengan enggan beribadah kepada-Nya serta bersikap sombong terhadap hamba-hamba Allah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_8800" name="_ftn7_8800">[7]</a> Yaitu mukjizat dan dalil, namun ternyata mereka mendustakan Beliau dan hendak membunuh Beliau dengan mengancam akan merajam Beliau. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_8800" name="_ftn8_8800">[8]</a> Maka Nabi Musa ‘alaihis salam berlindung kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari ancaman itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_8800" name="_ftn9_8800">[9]</a> Yakni jika kamu tidak mau beriman kepadaku, maka jangan menggangguku. Tetapi mereka di samping tidak mau beriman malah menambah dengan mengganggunya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_8800" name="_ftn10_8800">[10]</a> Yakni mereka telah mengerjakan dosa yang mengharuskan untuk disegerakan hukuman. Nabi Musa ‘alaihis salam berdoa dengan menyebutkan keadaan mereka, dan ini adalah doa bil haal (dengan menyebutkan keadaan), dimana doa ini lebih dalam daripada doa dengan perkataan sebagaimana doa Nabi Musa ‘alaihisa salam ketika lapar, <i>“Ya Rabbi, sesungguhnya aku butuh kepada kebaikan yang Engkau turunkan.</i>” Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Beliau membawa pergi Bani Israil pada malam hari dan memberitahukan, bahwa Fir’aun dan kaumnya akan mengejar mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_8800" name="_ftn11_8800">[11]</a> Ketika Nabi Musa ‘alaihis salam membawa pergi Bani Israil pada malam hari sebagaimana yang Allah perintahkan, lalu Fir’aun mengejar mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Musa memukul laut. Lalu Musa memukulnya sehingga terbelahlah dua belas jalan, dan ketika itu air laut seperti gunung yang besar, lalu Musa dan kaumnya melintasinya. Setelah mereka melintasinya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan Musa agar membiarkan laut seperti itu agar Fir’aun dan tentaranya melintasinya karena mereka akan ditenggelamkan. Ketika kaum Fir’aun telah masuk ke dalamnya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan laut agar menyatu sehingga mereka (Fir’aun dan kaumnya) tenggelam semuanya, mereka mati dalam keadaan meninggalkan kesenangan yang banyak dari kehidupan dunia (lihat ayat 26-28 surah ini) dan Allah mewariskannya kepada Bani Israil yang sebelumnya diperbudak oleh mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_8800" name="_ftn12_8800">[12]</a> Bahkan merasa senang dengan kematian mereka, karena mereka meninggalkan sesuatu yang buruk yang merusak bumi. Berbeda dengan orang-orang mukmin, maka bumi yang menjadi tempat shalat mereka akan menangisi mereka, demikian pula langit yang menjadi tempat naiknya amal mereka akan menangis. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_8800" name="_ftn13_8800">[13]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan nikmat kepada Bani Israil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_8800" name="_ftn14_8800">[14]</a> Yaitu pembunuhan anak laki-laki dan menjadikan kaum wanita sebagai pelayan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_8800" name="_ftn15_8800">[15]</a> Dia sombong di muka bumi dengan tanpa hak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_8800" name="_ftn16_8800">[16]</a> Yakni yang melanggar batasan Allah dan berani mengerjakan larangan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_8800" name="_ftn17_8800">[17]</a> Yakni dengan pengetahuan Kami terhadap keadaan mereka dan layaknya mereka mendapatkan keutamaan itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_8800" name="_ftn18_8800">[18]</a> Allah melebihkan mereka pada masa itu dan memberi mereka nikmat yang tidak diberikan-Nya kepada selain mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_8800" name="_ftn19_8800">[19]</a> Yang dimaksud tanda-tanda kekuasaan Allah ialah seperti naungan awan, turunnya manna dan salwa, terpancarnya air dari batu, terbelahnya laut merah. Itu semua merupakan hujjah atas mereka yang membuktikan kebenaran apa yang dibawa Nabi mereka Musa ‘alaihis salam.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-90431907818751839162013-04-07T12:52:00.001-07:002013-04-07T12:52:05.711-07:00Tafsir Ad Dukhaan Ayat 1-16<p align="justify"><b>Surah</b><b> Ad Dukhaan (Asap)</b><b></b> <p align="justify"><b>Surah ke-44. 59 ayat. Makkiyyah </b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </font></font></span> <p align="justify">Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. <p align="justify"><b>Ayat 1-8: Turunnya Al Qur’an pada malam yang diberkahi, yaitu malam Lailatul Qadr.</b> <p align="justify"><b></b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦) رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (٧) لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (٨)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 1-8</u></strong> <p align="justify">1. Haa miim. <p align="justify">2. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_4159" name="_ftnref1_4159">[1]</a>Demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan, <p align="justify">3. sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_4159" name="_ftnref2_4159">[2]</a> Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. <p align="justify">4. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_4159" name="_ftnref3_4159">[3]</a> yang penuh hikmah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_4159" name="_ftnref4_4159">[4]</a>, <p align="justify">5. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_4159" name="_ftnref5_4159">[5]</a>. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_4159" name="_ftnref6_4159">[6]</a>, <p align="justify">6. Sebagai rahmat dari Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_4159" name="_ftnref7_4159">[7]</a>. Sungguh, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_4159" name="_ftnref8_4159">[8]</a>, <p align="justify">7. Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_4159" name="_ftnref9_4159">[9]</a>; jika kamu orang-orang yang meyakini<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_4159" name="_ftnref10_4159">[10]</a>. <p align="justify">8. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Dia yang menghidupkan dan yang mematikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_4159" name="_ftnref11_4159">[11]</a>. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 9-16: Sikap kaum musyrik terhadap Al Qur’anul Karim, keraguan mereka terhadapnya padahal jelas bukti-bukti kebenarannya dan ancaman azab untuk mereka.</b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ يَلْعَبُونَ (٩) فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (١٠) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (١١) رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ (١٢) أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ (١٣) ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ (١٤) إِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيلا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (١٥) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (١٦)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 9-16</u></strong> <p align="justify">9. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_4159" name="_ftnref12_4159">[12]</a>Tetapi mereka dalam keraguan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_4159" name="_ftnref13_4159">[13]</a>, mereka bermain-main<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_4159" name="_ftnref14_4159">[14]</a>. <p align="justify">10. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_4159" name="_ftnref15_4159">[15]</a>Maka tunggulah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_4159" name="_ftnref16_4159">[16]</a> pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_4159" name="_ftnref17_4159">[17]</a>, <p align="justify">11. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. <p align="justify">12. (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, lenyapkanlah azab itu dari kami. Sungguh, kami akan beriman<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_4159" name="_ftnref18_4159">[18]</a>.” <p align="justify">13. Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka, <p align="justify">14. kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, "Dia itu orang yang menerima ajaran (dari orang lain) dan orang gila<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_4159" name="_ftnref19_4159">[19]</a>.” <p align="justify">15. Sungguh, (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_4159" name="_ftnref20_4159">[20]</a>. <p align="justify">16. (Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_4159" name="_ftnref21_4159">[21]</a>. Kami pasti memberi balasan. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_4159" name="_ftn1_4159">[1]</a> Ini adalah sumpah Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan Al Qur’an untuk Al Qur’an. Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan Al Qur’an yang menjelaskan, yakni menjelaskan semua yang butuh dijelaskan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_4159" name="_ftn2_4159">[2]</a> Malam yang diberkahi ialah malam Al Quran pertama kali diturunkan, yaitu malam Lailatul qadr. Lailatuq dar adalah malam yang diberkahi, karena pada malam itu banyak kebaikan dan berkah, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan ucapan yang paling mulia di malam yang paling mulia kepada manusia yang paling mulia dengan bahasa orang-orang Arab yang mulia untuk memperingatkan kaum yang diliputi oleh kebodohan dan kesengsaraan, agar mereka mendapat penerangan dengan sinarnya dan dapat mengambil petunjuknya, serta berjalan di belakangnya sehingga mereka memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “<i>Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.</i>” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_4159" name="_ftn3_4159">[3]</a> Yang dimaksud dengan segala urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti hidup, mati, rezeki, keberuntungan, kerugian dan sebagainya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_4159" name="_ftn4_4159">[4]</a> Ibnu Katsir berkata, “Yakni pada malam Lailatul qadr dijelaskan dari Lauh Mahfuzh kepada para malaikat yang mencatat, urusan yang terjadi setahun, dan apa yang terjadi pada tahun itu berupa ajal, rezeki, dan apa yang terjadi sampai akhir tahun.” <p align="justify">Syaikh As Sa’diy menjelaskan, “Yakni dipisahkan dan dicatat semua perkara, baik yang qadari (terhadap alam semesta) dan yang syar’i (terhadap agama) yang Allah putuskan. Pemisahan dan pencatatan yang terjadi pada malam Lailatul qadr ini adalah salah satu catatan yang ditulis dan dipisahkan, sehingga bersesuaian antara catatan pertama yang Allah catat dengannya taqdir semua makhluk, ajalnya, rezeki, amal dan keadaan mereka, kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewakilkan kepada para malaikat untuk mencatat apa yang akan terjadi pada seorang hamba, yaitu ketika dia masih dalam perut ibunya. Selanjutnya Dia menyerahkan kepada mereka (para malaikat) setelah manusia terlahir ke dunia, Allah menyerahkan kepada para malaikat yang mulia lagi mencatat, mereka menulisnya dan menjaga amal manusia. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala menaqdirkan pada malam Lailatul qadr apa yang terjadi dalam setahun. Semua ini termasuk sempurnanya pengetahuan-Nya, sempurnanya kebijaksanaan-Nya, teliti menjaganya dan perhatian-Nya kepada makhluk-Nya.” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_4159" name="_ftn5_4159">[5]</a> Yakni perkara yang penuh hikmah ini muncul dari sisi Kami. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_4159" name="_ftn6_4159">[6]</a> Yakni untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_4159" name="_ftn7_4159">[7]</a> Maksudnya, pengutusan rasul dan penurunan kitab adalah rahmat dari Rabbul ‘alamin. Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah memberikan rahmat yang lebih besar daripada memberikan hidayah kepada mereka dengan menurunkan kitab dan mengutus rasul, dimana setiap kebaikan yang mereka peroleh di dunia dan akhirat adalah karena hal itu dan sebabnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_4159" name="_ftn8_4159">[8]</a> Dia mendengar semua suara dan mengetahui semua perkara yang lahir maupun yang batin. Dia mengetahui butuhnya hamba-hamba-Nya kepada para rasul dan kitab, maka Dia merahmati mereka dengan menurunkan kitab dan mengutus para rasul serta menganugerahkan nikmat kepada mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_4159" name="_ftn9_4159">[9]</a> Dia yang menciptakan semua itu, yang mengaturnya dan yang bertindak padanya sesuai yang Dia kehendaki. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_4159" name="_ftn10_4159">[10]</a> Jika kamu meyakini bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala Tuhan pemelihara langit dan bumi, maka yakinilah bahwa Dia yang berhak disembah saja dan bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_4159" name="_ftn11_4159">[11]</a> Dia yang sendiri menghidupkan dan mematikan, dan akan menghimpun kamu setelah kamu mati, lalu memberi balasan kepada amalmu, jika baik maka dibalas dengan kebaikan dan jika buruk, maka dibalas dengan keburukan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_4159" name="_ftn12_4159">[12]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyatakan rububiyyah dan uluhiyyah-Nya (ketuhanan dan keberhakan-Nya disembah) dimana hal ini mengharuskan ada pengetahuan yang sempurna (yakin) dan menolak keraguan, maka Dia memberitahukan, bahwa orang-orang kafir setelah dijelaskan hal ini, ternyata masih bergelimang di atas keraguan dan syubhat serta lalai dari tujuan mereka diciptakan, demikian juga mereka menyibukkan dengan permainan yang batil yang tidak menghasilkan bagi mereka selain bahaya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_4159" name="_ftn13_4159">[13]</a> Terhadap tauhid dan kebangkitan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_4159" name="_ftn14_4159">[14]</a> Yakni mengolok-olok Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau panjang selama tujuh tahun sebagaimana yang menimpa bangsa Mesir di zaman Nabi Yusuf ‘alaihis salam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_4159" name="_ftn15_4159">[15]</a> Imam Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Masruq, ia berkata: Abdullah (Ibnu Mas’ud) berkata, “Sesungguhnya hal ini adalah karena orang-orang Quraisy ketika mereka mendurhakai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Beliau mendoakan mereka agar ditimpakan kemarau panjang seperti kemarau (pada zaman) Nabi Yusuf, sehingga mereka merasakan kelaparan dan kesusahan sampai mereka memakan tulang, lalu ada seorang yang melihat ke langit dan ia lihat antara dirinya dengan langit ada seperti asap, hal itu karena penderitaan yang menimpanya, maka Allah Ta’ala menurunkan ayat, “<i>Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,</i>-- <i>yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih.” (Ad Dukhan: 10-11) </i>Maka orang itu mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu dikatakan kepada Beliau, “Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan kepada Allah untu suku Mudhar, karena mereka telah binasa.” Beliau menjawab, “(Apa) untuk Mudhar? Sesungguhnya engkau benar-benar lantang.” Maka Beliau meminta hujan, lalu mereka diberi hujan, maka turunlah ayat, “<i>Tentu kamu akan kembali (ingkar).</i>” (Ad Dukhan: 15) Ketika mereka memperoleh kesenangan, maka mereka kembali kepada keadaan mereka ketika senang sebelumnya, lalu Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat, <i>“(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan.” </i>(Terj. Ad Dukhaan: 16) Ia (Ibnu Mas’ud) berkata, “Yaitu pada perang Badar.” <p align="justify">Syaikh Muqbil berkata, “Hadits di atas diriwayatkan pula oleh Imam Muslim juz 17 hal. 141 dan di sana disebutkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Abdullah dan berkata, “Saya tinggalkan seseorang di masjid yang menafsirkan Al Qur’an dengan pendapatnya, ia menafsirkan ayat, “<i>Pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas,</i>” bahwa pada hari Kiamat akan datang kepada manusia dukhaan (asap) lalu mengena kepada nafas-nafas mereka sehingga mengenai mereka seperti pilek, lalu Abdullah berkata, “Barang siapa yang mengetahui ilmu, maka katakanlah dan barang siapa yang tidak tahu, maka katakanlah, “Allahu a’lam (Allah lebih tahu).” Karena termasuk kepandaian seseorang adalah mengatakan kepada yang tidak ia ketahui, “<i>Allahu a’lam.</i>” Sesungguhnya hal ini adalah karena…dst.” Lalu disebutkanlah hadits itu. Hadits itu ada di Bukhari juga, dan diriwayatkan oleh Ahmad juz 1 hal. 381.” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_4159" name="_ftn16_4159">[16]</a> Yakni azab. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_4159" name="_ftn17_4159">[17]</a> Para mufassir berbeda pendapat tentang maksud dukhan (asap/kabut) di ayat ini. Ada yang berpendapat, bahwa dukhan tersebut adalah asap yang meliputi manusia ketika neraka mendekat kepada orang-orang yang berdosa pada hari Kiamat, dan bahwa Dia mengancam mereka dengan azab pada hari Kiamat serta menyuruh Nabi-Nya menunggu hari itu. Hal ini diperkuat oleh jalan yang dilalui Al Qur’an dalam memberikan ancaman kepada orang-orang kafir dan menakut-nakuti mereka dengan hari itu dan azabnya, sekaligus menghibur rasul dan kaum mukmin agar menunggu azab yang menimpa orang yang mengganggu mereka. Hal ini juga diperkuat dengan firman-Nya, “<i>Bagaimana mereka dapat menerima peringatan, padahal (sebelumnya pun) seorang rasul telah datang memberi penjelasan kepada mereka.”</i> (Terj. Ad Dukhaan: 13) Hal ini diucapkan pada hari Kiamat kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta kembali ke dunia lalu dikatakan bahwa waktunya telah hilang. <p align="justify">Adapula yang berpendapat, bahwa maksud dukhan (kabut/asap) yang nyata ialah bencana kelaparan yang menimpa kaum Quraisy karena mereka menentang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak mau beriman dan sombong kepada kebenaran sehingga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau yang menimpa bangsa Mesir pada zaman Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala menimpakan kepada mereka kelaparan yang dahsyat sehingga mereka memakan bangkai dan tulang serta melihat seperti ada kabut di antara langit dan bumi karena lapar yang dahsyat. Mereka tetap seperti ini sampai meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar dikasihani serta meminta kepada Beliau agar Beliau berdoa kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala agar Dia menghilangkan azab itu dari mereka, lalu Beliau berdoa dan Allah menghilangkan azab itu. Sehingga firman-Nya, “<i>Sungguh, (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu akan kembali (ingkar).”</i> Merupakan pemberitahuan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menghilangkannya dan memberitahukan bahwa mereka akan kembali ingkar, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menghukum mereka dengan azab yang lebih besar lagi sebagaimana pada lanjutan ayatnya (ayat 16), yaitu dengan terjadinya perang Badar. <p align="justify">Ada pula yang berpendapat, bahwa maksud dukhan adalah salah satu tanda Kiamat dan bahwa pada akhir zaman akan ada dukhan (asap/kabut) yang mengena kepada nafas manusia dan menimpa orang-orang mukmin di antara mereka seperti asap. <i>Wallahu a’lam</i>. <p align="justify">Syaikh As Sa’diy berkata, “Jika beberapa ayat ini turun menurut dua makna (kemungkinan itu), maka engkau tidak temukan dalam lafaz yang menolaknya, bahkan engkau menemukannya sama persis, dan inilah yang tampak dan rajih menurut saya, wallahu a’lam.” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_4159" name="_ftn18_4159">[18]</a> Kepada Nabi-Mu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_4159" name="_ftn19_4159">[19]</a> Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dituduh menerima pelajaran dari seorang yang bukan bangsa Arab bernama Addas yang beragama Kristen. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_4159" name="_ftn20_4159">[20]</a> Ternyata mereka kembali ingkar. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_4159" name="_ftn21_4159">[21]</a> Hantaman yang keras itu terjadi di peperangan Badar di mana orang-orang musyrik dipukul dengan sehebat-hebatnya sehingga menderita kekalahan dan banyak di antara pemimpin-pemimpin mereka yang tewas.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-4065604964948731502013-04-07T12:47:00.001-07:002013-04-07T12:47:59.372-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 81-89<p align="justify"><b>Ayat 81-89: Bantahan Al Qur’an tentang kepercayaan Tuhan mempunyai anak, bersihnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari sekutu dan anak dan perintah memperhatikan kerajaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.</b> <p align="justify"> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ (٨١) سُبْحَانَ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ (٨٢) فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (٨٣) وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الأرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (٨٤)وَتَبَارَكَ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٨٥) وَلا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (٨٦) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (٨٧) وَقِيلِهِ يَا رَبِّ إِنَّ هَؤُلاءِ قَوْمٌ لا يُؤْمِنُونَ (٨٨) فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلامٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٨٩)</font></font></span></p> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 81-89</u></strong> <p align="justify">81. Katakanlah (Muhammad)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_3506" name="_ftnref1_3506">[1]</a>, “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_3506" name="_ftnref2_3506">[2]</a>. <p align="justify">82. Mahasuci Tuhan pemilik langit dan bumi, Tuhan pemilik 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_3506" name="_ftnref3_3506">[3]</a>. <p align="justify">83. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_3506" name="_ftnref4_3506">[4]</a> sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_3506" name="_ftnref5_3506">[5]</a>. <p align="justify">84. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_3506" name="_ftnref6_3506">[6]</a>Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi, dan Dialah Yang Mahabijaksana<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_3506" name="_ftnref7_3506">[7]</a> lagi Maha Mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_3506" name="_ftnref8_3506">[8]</a>. <p align="justify">85. Dan Mahatinggi Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_3506" name="_ftnref9_3506">[9]</a> yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">86. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_3506" name="_ftnref10_3506">[10]</a>Dan orang-orang yang menyeru kepada selain Allah tidak mendapat syafa'at (pertolongan di akhirat)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_3506" name="_ftnref11_3506">[11]</a>; kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_3506" name="_ftnref12_3506">[12]</a>. <p align="justify">87. Dan jika engkau bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, "Allah; jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_3506" name="_ftnref13_3506">[13]</a>, <p align="justify">88. Dan (Allah mengetahui) ucapannya (Muhammad)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_3506" name="_ftnref14_3506">[14]</a>, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.” <p align="justify">89. Maka berpalinglah dari mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_3506" name="_ftnref15_3506">[15]</a> dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)." Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_3506" name="_ftnref16_3506">[16]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_3506" name="_ftn1_3506">[1]</a> Kepada orang-orang yang mengatakan Allah punya anak, padahal Dia Maha Esa, semua makhluk bergantung kepada-Nya, Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_3506" name="_ftn2_3506">[2]</a> Yakni akan tetapi kenyataannya Dia tidak punya anak, sehingga aku tidak menyembahnya. Oleh karena itulah, aku adalah orang yang pertama mengingkarinya dan menafikannya. Ayat ini merupakan hujjah yang besar yang menerangkan kebatilan perkataan mereka, dan bahwa tidak ada satu pun kebaikan, kecuali para rasul adalah orang yang pertama melakukannya, dan tidak ada satu pun keburukan kecuali para rasul adalah orang yang pertama meninggalkannya, mengingkarinya dan menjauhinya. Bisa juga maksud ayat ini adalah, bahwa jika Allah Yang Maha Pengasih punya anak, maka aku sebagai orang yang pertama beribadah kepada Allah, sehingga termasuk beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah menetapkan apa yang ditetapkan-Nya dan meniadakan apa yang ditiadakan-Nya, dan hal ini termasuk ibadah pada perkataan dan keyakinan. Dengan demikian, jika hal itu benar tentu aku adalah orang yang pertama menetapkannya, sehingga dari sini diketahui kebatilan perkataan orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa Allah punya anak baik secara akal maupun naql (nukilan). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_3506" name="_ftn3_3506">[3]</a> Yaitu penisbatan anak, istri, sekutu, penolong kepada-Nya Subhaanahu wa Ta'aala yang dilakukan oleh orang-orang musyrik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_3506" name="_ftn4_3506">[4]</a> Di dunia. Oleh karena itu, ilmu mereka merugikan mereka dan tidak bermanfaat; mereka tenggelam dalam mengkaji ilmu-ilmu untuk menolak yang hak dan apa yang dibawa para rasul. Perbuatan mereka adalah main-main dan kebodohan, tidak membersihkan jiwa dan membuahkan pengetahuan. Oleh karena itu, pada lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengancam mereka dengan hari Kiamat, “<i>Sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.”</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_3506" name="_ftn5_3506">[5]</a> Yaitu hari Kiamat, dimana mereka akan mengetahui apa yang mereka dapatkan, yaitu kesengsaraan yang kekal dan azab yang tetap. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_3506" name="_ftn6_3506">[6]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia yang berhak disembah saja baik di langit maupun di bumi. Oleh karena itu, penghuni langit semuanya dan penduduk bumi yang beriman mereka beribadah kepada-Nya, mengagungkan-Nya, dan tunduk kepada kebesaran-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “<i>Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.”</i> (Terj. Ar Ra’d: 15) <p align="justify">Ayat di atas sama seperti firman-Nya, “<i>Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi.</i>” (Terj. Al An’aam: 3) Yakni Dia yang disembah dan dicintai baik di langit maupun di bumi. Adapun Dzat-Nya, maka berada di atas ‘Arsyi-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya, sendiri dengan keagungan-Nya dan mulia dengan kesempurnaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_3506" name="_ftn7_3506">[7]</a> Dia merapihkan ciptaan-Nya dan merapihkan syariat-Nya. Oleh karena itu, Dia tidaklah menciptakan sesuatu kecuali karena hikmah (kebijaksanaan) dan tidak mensyariatkan sesuatu kecuali karena hikmah, dan ketetapan-Nya baik yang qadari (terhadap alam semesta) maupun yang syar’i (dalam agama-Nya) juga mengandung hikmah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_3506" name="_ftn8_3506">[8]</a> Terhadap hal yang bermaslahat bagi mereka. Dia mengetahui segala sesuatu, yang tampak maupun yang tersembunyi, dan tidak ada satu pun yang luput dari pengetahuan Allah Subhaanahu wa Ta'aala seberat dzarrah (debu) pun baik di langit maupun di bumi, demikian pula yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_3506" name="_ftn9_3506">[9]</a> Tabaaraka artinya Mahatinggi, Maha Agung, Mahabanyak kebaikan-Nya, luas sifat-Nya dan Maha besar kerajaan-Nya. Oleh karena itu, Dia menyebutkan luasnya kerajaan-Nya meliputi langit, bumi dan apa yang ada di antara keduanya, demikian pula luas ilmu-Nya dan bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, sehingga Dia sendiri saja dalam mengetahui banyak hal gaib yang tidak ada satu pun makhluk mengetahuinya, baik nabi yang diutus maupun malaikat yang didekatkan. Dia menerangkan bahwa di sisi-Nyalah pengetahuan tentang kapan datang hari Kiamat. <p align="justify">Di antara sempurnanya kerajaan-Nya dan luasnya adalah bahwa Dia yang memiliki dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Dia berfirman, <i>“</i><i>dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”</i> Yaitu di akhirat, lalu Dia akan memberikan keputusan di antara kamu dengan keputusan-Nya yang adil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_3506" name="_ftn10_3506">[10]</a> Di antara sempurnanya kerajaan-Nya juga adalah tidak ada seorang pun yang berkuasa terhadap urusan-Nya, dan tidak ada yang berani memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_3506" name="_ftn11_3506">[11]</a> Syaikh As Sa’diy menerangkan, bahwa semua yang diibadahi selain Allah, baik para nabi, malaikat, maupun selain mereka tidak memiliki syafaat, dan mereka tidaklah memberi syafaat kecuali dengan izin Allah, dan lagi mereka pun tidak memberi syafaat kecuali kepada orang yang Allah ridhai. Oleh karena itulah pada lanjutan ayatnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, <i>“</i><i>kecuali orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini.” </i>Dengan demikian, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Nabi yang lain ‘alaihimush shalaatu was salam dapat memberi syafa'at setelah diberi izin oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan kepada orang yang diridhai-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_3506" name="_ftn12_3506">[12]</a> Yakni mengucapkan dengan lisannya dan mengakui dengan hatinya serta mengetahui (meyakini) apa yang diikrarkannya itu. Demikian pula disyaratkan pengakuan ini terhadap yang hak, yaitu bersaksi bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang berhak disembah saja (Laailaahaillallah), mengakui kenabian dan kerasulan para rasul-Nya dan benarnya apa yang mereka bawa, baik yang terkait dengan dasar agama maupun cabang, hakikat maupun syariat. Mereka inilah oran yang bermanfaat bagi mereka syafaat orang-orang yang memberi syafaat dan mereka inilah orang-orang yang selamat dari azab Allah serta mendapatkan pahala-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_3506" name="_ftn13_3506">[13]</a> Pengakuan mereka bahwa Allah Pencipta mereka mengharuskan mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya. Hal ini merupakan dalil terbesar yang menunjukkan batilnya perbuatan syrik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_3506" name="_ftn14_3506">[14]</a> Yaitu keluhannya kepada Tuhannya karena pendustaan kaumnya dan rasa sedihnya Beliau terhadapnya karena mereka tidak mau beriman. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui keadaan Beliau, mampu segera menyiksa mereka, akan tetapi Dia Maha halim (santun), Dia menundanya agar mereka bertobat dan kembali. Oleh karena itulah dalam ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, <i>“</i><i>Maka berpalinglah dari mereka dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)."</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_3506" name="_ftn15_3506">[15]</a> Yakni maafkanlah gangguan yang datang kepadamu dari mereka baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, dan jangan kamu sikapi selain dengan sikap yang dilakukan oleh orang-orang yang berakal dan berpandangan tajam terhadap orang-orang yang bodoh, yaitu sikap salam (selamat tinggal). Maka Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan perintah Tuhannya, dan menyikapi gangguan kaumnya dengan membiarkan dan memaafkan serta tidak membalas selain dengan berbuat ihsan kepada mereka serta ucapan yang baik. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Beliau atas kesabarannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_3506" name="_ftn16_3506">[16]</a> Yakni akibat perbuatan mereka. <p align="justify">Selesai tafsir surah Az Zukhruf dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kelembutan-Nya <i>wal hamdulillahi awwalan wa aakhiran wa zhaahiran wa baathinan.</i></p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-34369679191292612542013-04-07T12:45:00.001-07:002013-04-07T12:45:40.029-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 67-80<p align="justify"><b>Ayat 67-73: Balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan kenikmatan di akhirat yang akan mereka peroleh, dan pentingnya memilih teman yang saleh lagi bertakwa.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ (٦٧) يَا عِبَادِ لا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (٦٨) الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ (٦٩) ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ (٧٠) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٧١) وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٧٢)لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِنْهَا تَأْكُلُونَ (٧٣)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 67-73</u></strong> <p align="justify">67. Teman-teman karib<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_2395" name="_ftnref1_2395">[1]</a> pada hari itu saling bermusuhan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_2395" name="_ftnref2_2395">[2]</a> satu sama lain kecuali mereka yang bertakwa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_2395" name="_ftnref3_2395">[3]</a>. <p align="justify">68. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_2395" name="_ftnref4_2395">[4]</a>"Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu dan tidak pula kamu bersedih hati<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_2395" name="_ftnref5_2395">[5]</a>. <p align="justify">69. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_2395" name="_ftnref6_2395">[6]</a> dan mereka berserah diri<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_2395" name="_ftnref7_2395">[7]</a>. <p align="justify">70. Masuklah kamu ke dalam surga<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_2395" name="_ftnref8_2395">[8]</a>, kamu dan pasanganmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_2395" name="_ftnref9_2395">[9]</a> akan digembirakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_2395" name="_ftnref10_2395">[10]</a>.” <p align="justify">71. Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_2395" name="_ftnref11_2395">[11]</a>, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_2395" name="_ftnref12_2395">[12]</a>. Dan kamu kekal di dalamnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_2395" name="_ftnref13_2395">[13]</a>. <p align="justify">72. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_2395" name="_ftnref14_2395">[14]</a>. <p align="justify">73. Di dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_2395" name="_ftnref15_2395">[15]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 74-80: Penjelasan tentang azab yang akan menimpa orang-orang yang berdosa.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (٧٤) لا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ (٧٥) وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ (٧٦)وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (٧٧) لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ (٧٨) أَمْ أَبْرَمُوا أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ (٧٩) أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ (٨٠)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 74-80</u></strong> <p align="justify">74. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_2395" name="_ftnref16_2395">[16]</a>Sungguh, orang-orang yang berdosa itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_2395" name="_ftnref17_2395">[17]</a> kekal di dalam azab neraka Jahannam<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_2395" name="_ftnref18_2395">[18]</a>. <p align="justify">75. Tidak diringankan (azab) itu dari mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_2395" name="_ftnref19_2395">[19]</a>, dan mereka berputus asa di dalamnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_2395" name="_ftnref20_2395">[20]</a>. <p align="justify">76. Dan tidaklah Kami menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. <p align="justify">77. Dan mereka berseru<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_2395" name="_ftnref21_2395">[21]</a>, "Wahai (malaikat) Malik<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_2395" name="_ftnref22_2395">[22]</a>! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_2395" name="_ftnref23_2395">[23]</a>.” Dia menjawab<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_2395" name="_ftnref24_2395">[24]</a>, "Sungguh, kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).” <p align="justify">78. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_2395" name="_ftnref25_2395">[25]</a>Sungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_2395" name="_ftnref26_2395">[26]</a>, tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_2395" name="_ftnref27_2395">[27]</a>. <p align="justify">79. Ataukah mereka telah merencanakan suatu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami telah berencana (mengatasi tipu daya mereka)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_2395" name="_ftnref28_2395">[28]</a>. <p align="justify">80. Ataukah mereka mengira<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_2395" name="_ftnref29_2395">[29]</a>, bahwa Kami tidak mendengar rahasia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_2395" name="_ftnref30_2395">[30]</a> dan bisikan-bisikan mereka?<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_2395" name="_ftnref31_2395">[31]</a> <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_2395" name="_ftnref32_2395">[32]</a>Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) selalu mencatat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_2395" name="_ftnref33_2395">[33]</a> di sisi mereka. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_2395" name="_ftn1_2395">[1]</a> Yang bersahabat di atas kekafiran, mendustakan dan maksiat kepada Allah sewaktu di dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_2395" name="_ftn2_2395">[2]</a> Hal itu, karena persahabatan mereka bukan karena Allah sehingga pada hari Kiamat berubah menjadi permusuhan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_2395" name="_ftn3_2395">[3]</a> Yakni mereka yang menjauhi diri dari syrik dan maksiat, maka persahabatan mereka akan kekal dan terus-menerus. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_2395" name="_ftn4_2395">[4]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan pahala orang-orang yang bertakwa, dan bahwa Allah akan memanggil mereka pada hari Kiamat dengan sesuatu yang membuat senang hati mereka dan ketika itu hilang segala musibah dan penderitaan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_2395" name="_ftn5_2395">[5]</a> Yakni tidak ada kekhawatiran yang akan menimpamu di masa mendatang dan tidak pula kamu bersedih hati terhadap hal yang telah berlalu bagimu. Jika sesuatu yang tidak diinginkan sudah hilang dari berbagai sisi, maka yang ada adalah hal yang diinginkan dan diharapkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_2395" name="_ftn6_2395">[6]</a> Sifat mereka beriman kepada ayat-ayat Allah, hal ini tentu mencakup membenarkannya, dan melakukan sesuatu yang dengannya pembenaran menjadi sempurna, yaitu mengetahui maknanya dan mengamalkan konsekwensinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_2395" name="_ftn7_2395">[7]</a> Kepada Allah dan tunduk kepada-Nya dalam semua keadaan mereka. Oleh karena itu, mereka menggabung antara mengerjakan amalan zhahir (berserah diri dan tunduk) maupun batin (beriman). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_2395" name="_ftn8_2395">[8]</a> Yang merupakan tempat menetap. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_2395" name="_ftn9_2395">[9]</a> Yang seperti amalmu; baik istri, anak, kawan, maupun lainnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_2395" name="_ftn10_2395">[10]</a> Yakni akan diberi nikmat dan akan dimuliakan, dan karunia Tuhanmu akan datang kepadamu baik berupa kebaikan, kesenangan maupun kenikmatan yang tidak dapat diuraikan oleh lisan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_2395" name="_ftn11_2395">[11]</a> Pelayan mereka yang terdiri dari anak muda yang tetap muda mengedarkan makanan dan minuman kepada mereka dengan piring dan gelas yang paling baik, yaitu piring dan gelas emas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_2395" name="_ftn12_2395">[12]</a> Semua yang diinginkan oleh hati, seperti makanan, minuman, menggauli istri, dan yang sedap dipandang mata seperti pemandangan yang indah, pohon-pohon yang lebat, kesenangan yang mengagumkan ada bagi mereka dengan keadaan yang paling sempurna dan paling utama. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_2395" name="_ftn13_2395">[13]</a> Inilah pelengkap kenikmatan surga, yaitu kekal selamanya di sana, dimana di dalamnya mengandung tetapnya nikmat itu dan bertambah serta tidak pernah putus. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_2395" name="_ftn14_2395">[14]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala mewariskannya kepada kamu karena amal yang telah kamu kerjakan, dan menjadikan surga karena karunia-Nya sebagai balasan terhadap amalmu serta menyimpan di dalamnya dari rahmat-Nya apa yang Dia simpan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_2395" name="_ftn15_2395">[15]</a> Yaitu buah yang kamu pilih di antara sekian buah yang enak itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_2395" name="_ftn16_2395">[16]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kenikmatan di surga, maka Dia melanjutnya dengan menyebutkan azab di neraka Jahanam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_2395" name="_ftn17_2395">[17]</a> Karena kekafiran dan pendustaan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_2395" name="_ftn18_2395">[18]</a> Azab meliputi mereka dari berbagai sisi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_2395" name="_ftn19_2395">[19]</a> Yakni tidak dikurangi apalagi dihilangkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_2395" name="_ftn20_2395">[20]</a> Mereka berputus asa dari semua kebaikan dan tidak mengharapkan lagi jalan keluar. Hal itu adalah karena mereka menyeru Tuhan mereka dengan mengatakan, “<i>Ya Tuhan Kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim."--Allah berfirman, "<b>Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku</b>.”</i> (Terj. Al Mu’minuun: 107-108) Azab yang pedih ini disebabkan perbuatan mereka dan karena mereka menzalimi diri mereka sendiri, dan Allah tidaklah menzalimi mereka; Dia tidak menghukum mereka tanpa dosa sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_2395" name="_ftn21_2395">[21]</a> Ketika berada dalam neraka dengan harapan mereka dapat beristirahat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_2395" name="_ftn22_2395">[22]</a> Malik adalah Malaikat penjaga neraka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_2395" name="_ftn23_2395">[23]</a> Yakni agar kami dapat beristirahat, karena kami dalam kesedihan yang sangat dan azab yang keras, kami tidak sanggup bersabar terhadapnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_2395" name="_ftn24_2395">[24]</a> Dengan jawaban yang tidak sesuai dengan yang mereka minta dan membuat mereka bertambah sedih. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_2395" name="_ftn25_2395">[25]</a> Selanjutnya mereka dicela lagi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_2395" name="_ftn26_2395">[26]</a> Melalui lisan para rasul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_2395" name="_ftn27_2395">[27]</a> Oleh karena itu kamu mendapatkan kesengsaraan yang tidak ada lagi kebahagiaan setelahnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_2395" name="_ftn28_2395">[28]</a> Maksudnya, kaum musyrikin Mekah bukan saja benci kepada kebenaran, bahkan mereka juga telah merencanakan hendak membunuh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tetapi rencana itu gagal, karena Allah juga mempunyai rencana untuk menyelamatkan Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Bisa juga maksudnya, mereka (orang-orang kafir) juga telah membuat rencana jahat terhadap kebenaran dan orang-orangnya agar mereka dapat membatalkan yang hak, seperti dengan menghias kebatilan, namun Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah berencana pula untuk mengatasinya dengan menetapkan sebab dan dalil untuk mengokohkan yang hak dan membatalkan yang batil sebagaimana firman-Nya, “<i>Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap...dst.</i>” (Terj. Al Anbiyaa’: 18) <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_2395" name="_ftn29_2395">[29]</a> Dengan kebodohan dan kezaliman mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_2395" name="_ftn30_2395">[30]</a> Yang disembunyikan dalam hati mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_2395" name="_ftn31_2395">[31]</a> Sehingga mereka berani berbuat maksiat dan mengira bahwa maksiat itu tidak ada akibatnya serta tidak diberikan balasan terhadap hal yang tersembunyi darinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_2395" name="_ftn32_2395">[32]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah sangkaan mereka itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_2395" name="_ftn33_2395">[33]</a> Mereka mencatat apa yang mereka kerjakan dan menjaganya untuk mereka sampai tiba hari Kiamat, lalu mereka mendapatkan amal mereka ada di hadapan, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak pernah menzalimi seorang pun.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-58245178865766140892013-04-07T12:36:00.001-07:002013-04-07T12:36:40.504-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 57-66<p align="justify"><b>Ayat 57-66: Ajakan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada kaumnya agar beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, batilnya sangkaan golongan-golongan sesat terhadap Nabi Isa ‘alaihis salam, dan ancaman bagi orang-orang kafir dengan azab pada hari Kiamat.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ (٥٧) وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ (٥٨) إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ (٥٩)وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ يَخْلُفُونَ (٦٠) وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦١) وَلا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٦٢) وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلأبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (٦٣) إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦٤) فَاخْتَلَفَ الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ (٦٥) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٦٦)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 57-66</u></strong> <p align="justify">57. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_6159" name="_ftnref1_6159">[1]</a>Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (suku Quraisy) bersorak karenanya. <p align="justify">58. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_6159" name="_ftnref2_6159">[2]</a>. <p align="justify">59. Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya, dan Kami jadikan dia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_6159" name="_ftnref3_6159">[3]</a> sebagai tanda contoh bagi Bani lsrail<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_6159" name="_ftnref4_6159">[4]</a>. <p align="justify">60. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_6159" name="_ftnref5_6159">[5]</a>. <p align="justify">61. Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_6159" name="_ftnref6_6159">[6]</a>. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_6159" name="_ftnref7_6159">[7]</a> dan ikutilah aku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_6159" name="_ftnref8_6159">[8]</a>. Inilah jalan yang lurus<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_6159" name="_ftnref9_6159">[9]</a>. <p align="justify">62. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_6159" name="_ftnref10_6159">[10]</a>; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_6159" name="_ftnref11_6159">[11]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">63. Dan ketika Isa datang membawa keterangan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_6159" name="_ftnref12_6159">[12]</a>, dia berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_6159" name="_ftnref13_6159">[13]</a>, "Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa hikmah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_6159" name="_ftnref14_6159">[14]</a>, dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_6159" name="_ftnref15_6159">[15]</a>; maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_6159" name="_ftnref16_6159">[16]</a>. <p align="justify">64. Sungguh, Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_6159" name="_ftnref17_6159">[17]</a>.” <p align="justify">65. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_6159" name="_ftnref18_6159">[18]</a>Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_6159" name="_ftnref19_6159">[19]</a> di antara mereka; maka celakalah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_6159" name="_ftnref20_6159">[20]</a> orang-orang yang zalim<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_6159" name="_ftnref21_6159">[21]</a> karena azab pada hari yang pedih (Kiamat). <p align="justify">66. Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari Kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_6159" name="_ftnref22_6159">[22]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_6159" name="_ftn1_6159">[1]</a> Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Maula bin ‘Aqil ia berkata: Ibnu Abbas berkata, “Sungguh aku mengetahui sebuah ayat dalam Al Qur’an yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun. Aku tidak mengetahui, apakah orang-orang sudah mengetahuinya sehingga tidak lagi bertanya atau mereka tidak mengerti sehingga (perlu) bertanya?” Lalu ia (Ibnu Abbas) mulai berbicara dengan kami. Ketika ia (Ibnu Abbas) bangun (dan pergi), maka kami saling cela-mencela karena tidak bertanya kepadanya, maka aku berkata, “Saya siap untuk bertanya, jika ia datang besok. Ketika ia datang, aku berkata, “Wahai Ibnu Abbas, kemarin engkau menyebutkan tentang sebuah ayat yang belum ditanyakan oleh seorang pun; engkau tidak mengetahui apakah orang-orang sudah mengetahuinya sehingga tidak lagi bertanya atau mereka tidak mengerti? Lalu aku melanjutkan kata-kataku, “Beritahukanlah kepadaku tentang ayat itu dan tentang beberapa ayat yang telah engkau bacakan.” Ia (Ibnu Abbas) menjawab, “Ya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata kepada orang-orang Quraisy, <i>“Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya tidak ada satu pun yang disembah selain Allah ada kebaikannya.”</i> Orang-orang Quraisy mengetahui, bahwa orang-orang Nasrani menyembah Isa putra Maryam dan mengetahui apa yang dikatakan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka berkata, “Wahai Muhammad! Bukankah engkau menyangka bahwa Isa seorang nabi dan salah satu hamba di antara hamba-hamba Allah yang saleh. Jika engkau benar, maka sesungguhnya sembahan-sembahan mereka sama seperti yang engkau katakan.” Maka Allah menurunkan ayat, <i>“</i><i>Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (suku Quraisy) bersorak karenanya.” </i>Aku bertanya, “Apa maksud bersorak?” Ia (Ibnu Abbas) menjawab, “Berteriak dengan gaduh.” (Apa maksud), <i>“Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat.” (Az Zukhruf: 61) </i>Ibnu Abbas menjawab, “Yaitu keluarnya Isa putra Maryam ‘alaihis salam sebelum hari Kiamat.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Thahawi dalam Musykilul Aatsar juz 1 hal. 431. Hadits ini menurut Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id juz 7 hal. 104, diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani yang sama seperti itu (hanyasaja di sana disebutkan lafaznya, “Fa in kunta shaadiqan fa innahaa li aalihatihim”) dan di dalam sanadnya terdapat ‘Ashim bin Bahdalah yang ditsiqahkan oleh Ahmad dan yang lain, ia buruk hapalannya, sedangkan para perawi selebihnya adalah para perawi hadits shahih. As Suyuthiy dalam Lubaabun Nuqul berkata, “Sesungguhnya sanadnya shahih,” Syaikh Muqbill mengatakan, bahwa yang ditetapkan oleh Adz Dzahabi dalam Al Mizan adalah bahwa hadits ‘Ashim itu hasan.”). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_6159" name="_ftn2_6159">[2]</a> Ayat 57 dan 58 di atas menceritakan kembali kejadian ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan di hadapan orang-orang Quraisy surah Al Anbiya ayat 98 yang artinya, <i>“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahannam.”</i> Maka seorang Quraisy bernama Abdullah bin Az Zab'ari menanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang keadaan Isa yang disembah orang Nasrani apakah beliau juga menjadi bahan bakar neraka Jahannam seperti halnya sembahan-sembahan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terdiam dan mereka pun mentertawakannya; lalu mereka menanyakan lagi mengenai mana yang lebih baik antara sembahan-sembahan mereka dengan Isa ‘alaihis salam? Pertanyaan-pertanyan mereka ini hanyalah mencari perbantahan saja, bukan mencari kebenaran. Jalan pikiran mereka itu adalah kesalahan yang besar. Nabi Isa ‘alaihis salam yang disembah oleh orang-orang Nasrani sesungguhnya tidak rela dijadikan sesembahan. <p align="justify">Di samping itu, penyamaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala antara larangan menyembah berhala dan larangan menyembah Nabi Isa ‘alaihi salam adalah karena ibadah adalah hak Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja, tidak dimiliki oleh seorang pun dari makhluk, baik malaikat yang didekatkan, para nabi yang diutus maupun lainnya, dimanakah letak syubhat ketika pelarangan diratakan baik menyembah patung maupun menyembah Isa ‘alaihis salam? Tidak ada bukan? Dan lagi kelebihan Nabi Isa ‘alaihis salam dan keadaannya yang dekat dengan Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah menunjukkan dibedakannya Beliau dalam masalah ini, karena Beliau sebagaimana diterangkan dalam lanjutan ayat adalah seorang hamba yang Allah berikan nikmat kepadanya dengan kenabian, hikmah, ilmu dan amal. <p align="justify">Adapun firman Allah Ta’ala di surah Al Anbiya: 98, “<i>Innakum wa maa ta’buduuna minduunillahi hashabu Jahannam</i>” (artinya: <i>Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahannam.) </i>maka dapat dikaji sebagai berikut: <p align="justify"><i>Pertama</i>, firman-Nya tersebut menggunakan kata “maa” (apa) yang biasa digunakan untuk sesuatu yang tidak berakal, sehingga tidak termasuk ke dalamnya Nabi Isa ‘alaihis salam. <p align="justify"><i>Kedua</i>, ayat ini tertuju kepada orang-orang musyrik yang tinggal di Mekah dan sekitarnya, dimana mereka menyembah patung dan berhala dan tidak menyembah Al Masih. <p align="justify"><i>Ketiga</i>, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala setelah ayat tersebut berfirman, “<i>Bahwa orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka,”</i> (Terj. Al Anbiyaa’: 101) Tidak diragukan lagi bahwa Isa dan para nabi yang lain serta para wali tergolong ke dalam ayat ini. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_6159" name="_ftn3_6159">[3]</a> Lahir dari Maryam tanpa bapak. Hal itu sebagai dalil Mahakuasanya Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas apa yang Dia kehendaki. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_6159" name="_ftn4_6159">[4]</a> Ayat ini menegaskan pandangan Islam terhadap kedudukan lsa ‘alaihis salam, yaitu sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_6159" name="_ftn5_6159">[5]</a> Yakni lalu mereka tinggal di bumi, kemudian Allah mengutus utusan yang terdiri dari para malaikat. Adapun kamu wahai manusia! Maka tidak bisa yang diutus kepadamu adalah para malaikat (tidak sejalan). Oleh karena itu, termasuk rahmat Allah kepadamu adalah Dia mengutus para rasul dari jenismu agar kami dapat menimba ilmu dari mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_6159" name="_ftn6_6159">[6]</a> Yakni ketika Isa turun ke dunia di akhir zaman saat Dajjal telah keluar, merupakan tanda dekatnya hari Kiamat, demikian pula menunjukkan bahwa yang berkuasa menciptakannya tanpa bapak, berkuasa pula membangkitkan orang-orang yang telah mati dari kubur mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_6159" name="_ftn7_6159">[7]</a> Karena meragukannya adalah sebuah kekufuran. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_6159" name="_ftn8_6159">[8]</a> Yaitu dengan mengerjakan apa yang aku perintahkan dan menjauhi apa yang aku larang. Di antara yang aku perintahkan adalah mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_6159" name="_ftn9_6159">[9]</a> Yang menghubungkan kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_6159" name="_ftn10_6159">[10]</a> Dari menjalankan perintah Allah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_6159" name="_ftn11_6159">[11]</a> Ia berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan kamu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_6159" name="_ftn12_6159">[12]</a> Yang menunjukkan benarnya kenabian Beliau dan apa yang Beliau bawa, seperti menghidupkan orang yang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit sopak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_6159" name="_ftn13_6159">[13]</a> Kepada Bani Israil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_6159" name="_ftn14_6159">[14]</a> Yang dimaksud dengan hikmah di sini ialah kenabian, Injil, ilmu dan hukum. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_6159" name="_ftn15_6159">[15]</a> Sehingga kesamaran menjadi hilang. Oleh karena itu, Nabi Isa ‘alaihis salam datang menyempurnakan syariat Nabi Musa ‘alaihis salam dan datang membawa sebagian kemudahan yang seharusnya diikuti dan diterima <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_6159" name="_ftn16_6159">[16]</a> Yakni sembahlah Allah saja, ikutilah perintah-Nya dan jauhilah larangan-Nya, berimanlah kepadaku, benarkanlah aku dan taatilah aku. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_6159" name="_ftn17_6159">[17]</a> Dalam ayat ini terdapat pengakuan terhadap tauhid rububiyyah (Allah adalah Pengatur alam semesta) dan tauhid Uluhiyyah (Allah yang berhak disembah saja), demikian pula terdapat pemberitahuan bahwa Isa ‘alaihis salam adalah salah satu di antara hamba-hamba Allah, dan bahwa apa yang disebutkan ini adalah jalan yang lurus; yang menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_6159" name="_ftn18_6159">[18]</a> Setelah Nabi Isa ‘alaihis salam menerangkan kebenaran. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_6159" name="_ftn19_6159">[19]</a> Tentang Nabi Isa, ada yang mengatakan bahwa dia adalah Allah, atau dia putra Allah atau dia salah satu di antara yang tiga. Padahal yang benar bahwa Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula mereka membantah apa yang Beliau bawa. Kecuali orang-orang yang beriman, yang bersaksi terhadap kerasulan Beliau, membenarkan semua yang Beliau bawa, dan mereka berkata tentang Beliau, bahwa Beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_6159" name="_ftn20_6159">[20]</a> Yakni alangkah sedih, rugi dan celaka mereka pada hari itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_6159" name="_ftn21_6159">[21]</a> Yakni orang-orang yang kafir karena ucapan mereka yang salah tentang Nabi Isa ‘alaihis salam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_6159" name="_ftn22_6159">[22]</a> Ketika Kiamat tiba, maka janganlah engkau tanya keadaan orang-orang yang mendustkannya dan orang-orang yang mengolok-oloknya, dan bahwa teman akrab pada hari itu akan bermusuhan.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-59988361405319846392013-04-07T12:32:00.001-07:002013-04-07T12:32:40.164-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 40-56<p align="justify"><b>Ayat 40-45: Hiburan untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap sikap berpaling orang-orang kafir dan bahwa mereka akan ditanya pada hari Kiamat.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٤٠) فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُمْ مُنْتَقِمُونَ (٤١) أَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِي وَعَدْنَاهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِمْ مُقْتَدِرُونَ (٤٢) فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤٣) وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ (٤٤) وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ (٤٥)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Az Zukhruf Ayat 40-45</u></strong> <p align="justify">40. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_5020" name="_ftnref1_5020">[1]</a>Maka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya), dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_5020" name="_ftnref2_5020">[2]</a>? <p align="justify">41. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_5020" name="_ftnref3_5020">[3]</a>Sungguh, sekiranya Kami mewafatkan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_5020" name="_ftnref4_5020">[4]</a>, maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab mereka (di akhirat), <p align="justify">42. atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_5020" name="_ftnref5_5020">[5]</a>. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_5020" name="_ftnref6_5020">[6]</a>. <p align="justify">43. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_5020" name="_ftnref7_5020">[7]</a>Maka berpegang teguhlah kamu kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_5020" name="_ftnref8_5020">[8]</a>. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_5020" name="_ftnref9_5020">[9]</a>. <p align="justify">44. Dan sungguh, Al Quran itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_5020" name="_ftnref10_5020">[10]</a>, dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_5020" name="_ftnref11_5020">[11]</a>. <p align="justify">45. Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_5020" name="_ftnref12_5020">[12]</a>, "Apakah kami menentukan tuhan-tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih untuk disembah?"<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_5020" name="_ftnref13_5020">[13]</a> </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 46-56: Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun yang merupakan kisah pertarungan antara kebenaran dengan kebatilan, dan bahwa kemenangan akan selalu diraih oleh kebenaran dan orang-orang yang berpegang di atasnya.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَقَالَ إِنِّي رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٤٦) فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآيَاتِنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُونَ (٤٧)وَمَا نُرِيهِمْ مِنْ آيَةٍ إِلا هِيَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا وَأَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤٨) وَقَالُوا يَا أَيُّهَا السَّاحِرُ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ إِنَّنَا لَمُهْتَدُونَ (٤٩) فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِذَا هُمْ يَنْكُثُونَ (٥٠) وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الأنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلا تُبْصِرُونَ (٥١) أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلا يَكَادُ يُبِينُ (٥٢) فَلَوْلا أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ جَاءَ مَعَهُ الْمَلائِكَةُ مُقْتَرِنِينَ (٥٣) فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (٥٤) فَلَمَّا آسَفُونَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ (٥٥)فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلا لِلآخِرِينَ (٥٦)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Az Zukhruf Ayat 46-56</u></strong> <p align="justify">46. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_5020" name="_ftnref14_5020">[14]</a>Dan sunguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_5020" name="_ftnref15_5020">[15]</a> kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka dia (Musa) berkata, "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seluruh alam<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_5020" name="_ftnref16_5020">[16]</a>.” <p align="justify">47. Maka ketika dia (Musa) datang kepada mereka membawa mukjizat-mukjizat Kami, seketika itu mereka mentertawakannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_5020" name="_ftnref17_5020">[17]</a>. <p align="justify">48. Dan tidaklah Kami perlihatkan suatu mukjizat kepada mereka kecuali (mukjizat itu) lebih besar dari mukjizat-mukjizat (yang sebelumnya). Dan Kami timpakan kepada mereka azab<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_5020" name="_ftnref18_5020">[18]</a> agar mereka kembali (ke jalan yang benar)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_5020" name="_ftnref19_5020">[19]</a>. <p align="justify">49. Dan mereka berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_5020" name="_ftnref20_5020">[20]</a>, "Wahai pesihir<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_5020" name="_ftnref21_5020">[21]</a>! Berdoalah kepada Tuhanmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikan-Nya kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_5020" name="_ftnref22_5020">[22]</a>; Sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) akan menjadi orang yang mendapat petunjuk.” <p align="justify">50. Maka ketika Kami hilangkan azab itu dari mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_5020" name="_ftnref23_5020">[23]</a>, ketika itu (juga) mereka ingkar janji<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_5020" name="_ftnref24_5020">[24]</a>. <p align="justify">51. Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_5020" name="_ftnref25_5020">[25]</a>, "Wahai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir itu milikku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_5020" name="_ftnref26_5020">[26]</a> dan (bukankah) sungai-sungai<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_5020" name="_ftnref27_5020">[27]</a> ini mengalir di bawahku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_5020" name="_ftnref28_5020">[28]</a>; apakah kamu tidak melihat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_5020" name="_ftnref29_5020">[29]</a>? <p align="justify">52. Bukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_5020" name="_ftnref30_5020">[30]</a>? <p align="justify">53. Maka mengapa dia (Musa) tidak dipakaikan gelang dari emas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_5020" name="_ftnref31_5020">[31]</a>, atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_5020" name="_ftnref32_5020">[32]</a>?" <p align="justify">54. Maka Fir'aun (dengan perkataan itu) telah mempengaruhi kaumnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_5020" name="_ftnref33_5020">[33]</a>, sehingga mereka patuh kepadanya. Sungguh, mereka adalah kaum yang fasik<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn34_5020" name="_ftnref34_5020">[34]</a>. <p align="justify">55. Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), <p align="justify">56. dan Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu, dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn35_5020" name="_ftnref35_5020">[35]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_5020" name="_ftn1_5020">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman kepada Rasul-Nya memberinya hiburan karena orang-orang yang mendustakan tidak mau memenuhi seruan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bahwa mereka tidak memiliki kebaikan sama sekali serta tidak memiliki sifat baik yang membuat mereka mendatangi petunjuk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_5020" name="_ftn2_5020">[2]</a> Dia tersesat dalam keadaan tahu bahwa dirinya tersesat dan ridha dengannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_5020" name="_ftn3_5020">[3]</a> Sebagaimana orang yang tuli tidak dapat mendengar suara, orang yang buta tidak dapat melihat dan orang yang sesat dengan kesesatan yang nyata tidak mendapatkan petunjuk, maka mereka ini telah rusak fitrah dan akalnya karena berpaling dari peringatan dan mengadakan keyakinan yang baru dan sifat yang buruk yang menghalangi mereka dari petunjuk dan mengharuskan mereka bertambah sengsara, sehingga tidak tersisa lagi bagi mereka selain azab dan hukuman baik di dunia maupun di akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_5020" name="_ftn4_5020">[4]</a> Yakni sebelum engkau mencapai kemenangan atau sebelum memperlihatkan azab yang dijanjikan-Nya kepada mereka, maka ketahuilah Kami tetap akan memberikan azab kepada mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_5020" name="_ftn5_5020">[5]</a> Maksudnya ialah kemenangan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan kehancuran kaum musyrik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_5020" name="_ftn6_5020">[6]</a> Akan tetapi hal itu sesuai kebijaksanaan-Nya untuk menangguhkan azab atau menyegerakannya. Inilah keadaan engkau dan keadaan orang-orang yang mendustakanmu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_5020" name="_ftn7_5020">[7]</a> Yakni adapun engkau, maka berpeganglah…dst. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_5020" name="_ftn8_5020">[8]</a> Baik dengan mengerjakannya maupun bersifat dengannya, demikian pula mendakwahkannya dan berusaha mewujudkannya (berpegang teguh itu) baik pada dirimu maupun pada diri orang lain. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_5020" name="_ftn9_5020">[9]</a> Yang menyampaikan kepada Allah dan kepada surga-Nya. Hal ini mengharuskan engkau berpegang kepada agama-Nya dengan kuat dan menjadikannya petunjuk, jika engkau mengetahui bahwa engkau berada di atas yang hak, di atas keadilan, dan kebenaran, dan engkau berada di atas bangunan yang berpondasi kuat, sedangkan orang lain berada di atas bangunan yang mudah roboh; di atas keraguan, persangkaan, dan kezaliman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_5020" name="_ftn10_5020">[10]</a> Bisa juga diartikan sebagai kemuliaan dan ketinggian bagimu serta nikmat yang tidak dapat diukur besarnya, demikian pula mengingatkan kamu sesuatu yang di sana terdapat kebaikan di dunia maupun di akhirat, mendorongmu kepadanya, serta mengingatkan kamu kepada keburukan dan menakut-nakuti kamu darinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_5020" name="_ftn11_5020">[11]</a> Yakni yang terkait dengan Al Qur’an itu; apakah kamu sudah memenuhi haknya sehingga Al Qur’an menjadi hujjah bagimu atau malah tidak memenuhinya sehingga Al Qur’an menjadi hujjah atasmu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_5020" name="_ftn12_5020">[12]</a> Ada yang berpendapat, bahwa perintah ini sesuai zhahirnya, yaitu pada malam Beliau berisraa’-mi’raj dikumpulkan para rasul kepada Beliau, lalu Beliau diperintahkan untuk bertanya kepada para rasul, namun Beliau sudah cukup yakin sehingga tidak bertanya. Namun kebanyakan para mufassir berkata, “(Maksudnya) bertanyalah kepada orang-orang mukmin dari Ahli Kitab yang para nabi diutus kepada mereka, bukankah para rasul datang membawa tauhid?” Ini adalah pendapat Ibnu Abbas dalam semua riwayat, Mujahid, Qatadah, Adh Dhahhak, As Suddiy, Al Hasan dan dua orang Muqatil. Hal ini ditunjukkan pula oleh qiraat Abdullah (Ibnu Mas’ud) dan Ubay, “<i>Was ‘alilladziina ar salnaa ilaihim qablaka rusulanaa.</i>” <p align="justify">Perintah untuk bertanya ini adalah untuk menyatakan kepada kaum musyrik Quraisy, bahwa tidak ada satu pun rasul maupun kitab yang memerintahkan beribadah kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_5020" name="_ftn13_5020">[13]</a> Ayat ini menunjukkan bahwa semua para rasul menyuruh menyembah Allah dan menjauhi sesembahan selain-Nya. Demikian pula menunjukkan bahwa kaum musyrik tidak memiliki sandaran dalam syriknya, baik dari akal yang sehat maupun nukilan dari para rasul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_5020" name="_ftn14_5020">[14]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, <i>“</i><i>Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau, "Apakah kami menentukan tuhan-tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih untuk disembah?", </i>maka Dia menerangkan keadaan Musa dan dakwahnya yang sudah masyhur. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_5020" name="_ftn15_5020">[15]</a> Yang menunjukkan kebenaran kerasulannya dan apa yang Beliau serukan, seperti tongkat, ular, pengiriman belalang dan kutu, dll. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_5020" name="_ftn16_5020">[16]</a> Beliau mengajak mereka mengakui Tuhan mereka (Allah) dan melarang mereka beribadah kepada selain-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_5020" name="_ftn17_5020">[17]</a> Mereka menolak dan mengingkarinya serta memperolok-oloknya dengan sikap zalim dan sombong, sehingga hal itu bukan karena mukjizatnya yang kurang dan tidak jelasnya ayat-ayatnya. Oleh karena itulah di ayat selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “<i>Dan tidaklah Kami perlihatkan suatu mukjizat kepada mereka kecuali (mukjizat itu) lebih besar dari mukjizat-mukjizat (yang sebelumnya).”</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_5020" name="_ftn18_5020">[18]</a> Yang dimaksud azab di sini ialah azab duniawi sebagai cobaan dari Allah seperti kurangnya makanan, berjangkitnya hama tumbuh-tumbuhan, merebaknya belalang, katak, darah dsb. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_5020" name="_ftn19_5020">[19]</a> Agar mereka beriman dan tidak berbuat syrik dan berbuat buruk. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_5020" name="_ftn20_5020">[20]</a> Ketika azab itu menimpa mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_5020" name="_ftn21_5020">[21]</a> Yang mereka maksud dengan pesihir di sini ialah Nabi Musa ‘alaihis salam. Ucapan ini bisa maksudnya memperolok-olok Beliau dan bisa maksudnya sebagai ucapan penghormatan mereka kepada Beliau, karena mereka menyangka bahwa ulama mereka adalah para pesihir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_5020" name="_ftn22_5020">[22]</a> Yakni dengan keistimewaan yang Allah berikan kepadamu berupa keutamaan dan kelebihan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_5020" name="_ftn23_5020">[23]</a> Dengan doa Musa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_5020" name="_ftn24_5020">[24]</a> Mereka tidak memenuhi janji mereka untuk beriman dan mereka tetap di atas kekafiran (lihat pula surah Al A’raaf: 133-135). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_5020" name="_ftn25_5020">[25]</a> Merasa tinggi dengan kebatilannya dan telah tertipu oleh kerajaannya. Harta dan tentaranya juga telah membuatnya bersikap melampaui batas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_5020" name="_ftn26_5020">[26]</a> Yakni aku rajanya dan yang berkuasa bertindak di dalamnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_5020" name="_ftn27_5020">[27]</a> Yang berasal dari sungai Nil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_5020" name="_ftn28_5020">[28]</a> Yakni di bawah istanaku. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_5020" name="_ftn29_5020">[29]</a> Kebesaran dan kerajaanku yang panjang dan lebar. Hal ini termasuk kebodohannya yang dalam, karena ia berbangga dengan sesuatu yang berada di luar dirinya dan tidak berbangga dengan sifat-sifat terpuji dan perbuatan yang baik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_5020" name="_ftn30_5020">[30]</a> Hal itu karena Beliau tidak fasih lisannya. Ini bukanlah aib jika Beliau masih bisa menerangkan isi hatinya meskipun berat dalam mengucapkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_5020" name="_ftn31_5020">[31]</a> Maksudnya, mengapa Tuhan tidak memakaikan gelang emas kepada Musa, sebab menurut kebiasaan mereka apabila seseorang akan diangkat menjadi pemimpin, mereka mengenakan gelang dan kalung emas kepadanya sebagai tanda kebesaran. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_5020" name="_ftn32_5020">[32]</a> Sambil menjadi saksi atas kebenarannya, membantu dakwahnya dan menguatkan ucapannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_5020" name="_ftn33_5020">[33]</a> Dengan syubhat yang ditampilkannya yang sesungguhnya tidak ada hakikatnya, yang bukan dalil terhadap yang hak maupun yang batil; syubhat yang hanya laku di kalangan orang yang lemah akal. Mana dalil yang menunjukkan bahwa Fir’aun adalah orang yang benar dalam pernyataannya bahwa dirinya sebagai raja Mesir dan sungai-sungai mengalir di bawah istananya. Apakah di sana terdapat dalil yang menunjukkan batilnya apa yang dibawa Nabi Musa ‘alaihis salam hanya karena pengikutnya sedikit, lisannya tidak fasih dan karena Allah tidak memberinya perhiasan selain hanya karena Beliau bertemu dengan para pemuka yang tidak berakal yang selalu mengikuti ucapan pimpinannya; benar atau salah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref34_5020" name="_ftn34_5020">[34]</a> Oleh karena kefasikannya, Allah jadikan Fir’aun untuk mereka; dimana dia menghias kesyirkkan dan keburukan kepada mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref35_5020" name="_ftn35_5020">[35]</a> Agar mereka tidak melakukan hal yang sama dengannya.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-36998762479464728262013-04-07T12:27:00.001-07:002013-04-07T12:27:55.401-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 26-39<p align="justify"><b>Ayat 26-35: Keteguhan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam di atas kalimat tauhid, berlepas dirinya dari penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala, protes kaum musyrik terhadap kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan penjelasan terhadap kerendahan dunia di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (٢٦) إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (٢٧) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٢٨) بَلْ مَتَّعْتُ هَؤُلاءِ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى جَاءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُولٌ مُبِينٌ (٢٩) وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ (٣٠) وَقَالُوا لَوْلا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ (٣١) أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (٣٢)وَلَوْلا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فَضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ (٣٣) وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَابًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِئُونَ (٣٤) وَزُخْرُفًا وَإِنْ كُلُّ ذَلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ (٣٥)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 26-35</u></strong> <p align="justify">26. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_9884" name="_ftnref1_9884">[1]</a>Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_9884" name="_ftnref2_9884">[2]</a> dan kaumnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_9884" name="_ftnref3_9884">[3]</a>, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_9884" name="_ftnref4_9884">[4]</a>, <p align="justify">27. kecuali (aku menyembah) Allah yang mencipatakanku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_9884" name="_ftnref5_9884">[5]</a>; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_9884" name="_ftnref6_9884">[6]</a>.” <p align="justify">28. Dan (lbrahim ‘alaihis salam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_9884" name="_ftnref7_9884">[7]</a> agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_9884" name="_ftnref8_9884">[8]</a>. <p align="justify">29. Bahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_9884" name="_ftnref9_9884">[9]</a> dan nenek moyang mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_9884" name="_ftnref10_9884">[10]</a> sampai kebenaran (Al Qur’an) datang kepada mereka bersama seorang Rasul yang memberi penjelasan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_9884" name="_ftnref11_9884">[11]</a>. <p align="justify">30. Tetapi ketika kebenaran (Al Qur’an)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_9884" name="_ftnref12_9884">[12]</a> itu datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah sihir, dan sesungguhnya kami mengingkarinya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_9884" name="_ftnref13_9884">[13]</a>.” <p align="justify">31. Dan mereka juga berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_9884" name="_ftnref14_9884">[14]</a>, "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu (di antara) dua negeri ini (Mekah dan Thaif)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_9884" name="_ftnref15_9884">[15]</a>?" <p align="justify">32. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_9884" name="_ftnref16_9884">[16]</a>Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_9884" name="_ftnref17_9884">[17]</a>? <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_9884" name="_ftnref18_9884">[18]</a>Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_9884" name="_ftnref19_9884">[19]</a>, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_9884" name="_ftnref20_9884">[20]</a>. Dan rahmat Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_9884" name="_ftnref21_9884">[21]</a> lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_9884" name="_ftnref22_9884">[22]</a>. <p align="justify">33. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_9884" name="_ftnref23_9884">[23]</a>Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga (perak) yang mereka naiki, <p align="justify">34. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar, <p align="justify">35. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_9884" name="_ftnref24_9884">[24]</a>. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 36-39: Permusuhan yang terjadi antara setan dan bala tentaranya dengan hamba-hamba Allah; orang yang berakal adalah orang yang sadar terhadapnya.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ (٣٦)وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (٣٧) حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ (٣٨)وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ (٣٩)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 36-39</u></strong> <p align="justify">36. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_9884" name="_ftnref25_9884">[25]</a>Barang siapa berpaling dari pengajaran Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_9884" name="_ftnref26_9884">[26]</a> Yang Maha Pengasih (Al Quran), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya. <p align="justify">37. Dan sungguh, mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_9884" name="_ftnref27_9884">[27]</a>. <p align="justify">38. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, "Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang setan itu teman yang paling jahat (bagi manusia).” <p align="justify">39. Dan (harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu karena kamu telah menzalimi (dirimu sendiri)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_9884" name="_ftnref28_9884">[28]</a>. Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_9884" name="_ftnref29_9884">[29]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_9884" name="_ftn1_9884">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, dimana orang-orang Ahli Kitab dan kaum musyrik menisbatkan diri kepada Beliau, dan masing-masing mereka menyangka bahwa mereka berada di atas jalan Beliau, maka dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang agama Beliau yang diwariskannya kepada anak cucunya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_9884" name="_ftn2_9884">[2]</a> Di antara mufassir ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_9884" name="_ftn3_9884">[3]</a> Ayah dan kaumnya menyembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_9884" name="_ftn4_9884">[4]</a> Maksudnya, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam tidak menyembah berhala-berhala yang disembah kaumnya, membencinya, menjauhinya dan memusuhi orang-orang yang menyembahnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_9884" name="_ftn5_9884">[5]</a> Dialah yang aku sembah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_9884" name="_ftn6_9884">[6]</a> Yakni aku berharap Dia memberiku petunjuk kepada ilmu terhadap yang hak dan mengamalkannya. Sebagaimana Dia telah menciptakanku dan mengurusku dengan sesuatu yang memperbaiki fisik dan duniaku, maka Dia akan menunjuki pula aku terhadap hal yang bermaslahat bagi agamaku dan akhiratku. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_9884" name="_ftn7_9884">[7]</a> Oleh karena itu, senantiasa pada keturunan Beliau ada orang yang mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_9884" name="_ftn8_9884">[8]</a> Maksudnya, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam menjadikan kalimat tauhid sebagai pegangan bagi keturunannya sehingga kalau di antara mereka ada orang yang mempersekutukan Allah agar mereka kembali kepada tauhid itu, karena sudah masyhurnya kalimat itu dari Beliau dan karena ia merupakan wasiat Beliau kepada keturunannya. Kalimat ini tetap ada pada keturunannya sampai mereka didatangi oleh kemewahan hidup dan sikap melampaui batas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_9884" name="_ftn9_9884">[9]</a> Yakni orang-orang musyrik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_9884" name="_ftn10_9884">[10]</a> Dengan berbagai kesenangan, sehingga hal itu (kesenangan) menjadi tujuan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_9884" name="_ftn11_9884">[11]</a> Di antara keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam itu ada yang melupakan tauhid dan Allah tidak mengazab mereka tetapi memberikan kenikmatan dan kehidupan kepada mereka yang seharusnya mereka syukuri. Namun mereka tidak mensyukurinya, malah menuruti hawa nafsunya, karena itu Allah menurunkan Al Quran dan mengutus seorang Rasul untuk membimbing mereka dan menjelaskan hukum-hukum syar’i. Benarnya kerasulan Beliau dapat dilihat dari akhlak Beliau, mukjizatnya, apa yang Beliau bawa, Beliau membenarkan para rasul sebelumnya, dan dapat dilihat pula dari inti dakwahnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_9884" name="_ftn12_9884">[12]</a> Dimana kebenaran itu mengharuskan orang yang memiliki akal meskipun kurang sempurna untuk menerima dan tunduk kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_9884" name="_ftn13_9884">[13]</a> Ini merupakan penentangan yang paling keras, dimana mereka tidak hanya berpaling dan mengingkari, bahkan mereka belum puas sampai mencacatkan kebenaran dan memperburuk citranya dan menganggapnya sebagai sihir yang tidak dilakukan kecuali oleh orang yang paling buruk dan paling besar kedustaannya, dan yang membuat mereka begitu adalah karena sikap melampaui batas mereka karena Allah telah menganugerahkan kesenangan kepada mereka dan nenek moyang mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_9884" name="_ftn14_9884">[14]</a> Memberikan usulan berdasarkan akal mereka yang rusak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_9884" name="_ftn15_9884">[15]</a> Mereka mengingkari wahyu dan kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, karena menurut pikiran mereka, seorang yang diutus menjadi Rasul itu hendaklah seorang yang kaya raya dan berpengaruh. <p align="justify">Kalau sekiranya mereka mengetahui hakikat laki-laki sejati dan sifat yang dengannya diketahui tingginya kedudukan seseorang di sisi Allah maupun di sisi makhluk-Nya, tentu mereka akan mengetahui, bahwa Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib adalah laki-laki yang paling besar kedudukannya, paling tinggi kemuliaannya, paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, paling tajam dan kuat pendapatnya, paling sempurna akhlaknya, paling luas kasih sayangnya, paling banyak memberikan petunjuk dan paling takwa kepada-Nya. Beliau adalah laki-laki yang paling sempurna, laki-laki nomor satu di dunia; diakui oleh kawan maupun lawan. Oleh karena itu, hanya orang yang dungu saja yang tidak mengakui keutamaan dan kemuliaan Beliau, yaitu orang-orang yang berdoa dan beribadah kepada sesuatu yang lebih lemah dari dirinya, seperti patung, berhala, batu, pohon, dsb. yang tidak dapat menimpakan bahaya dan tidak dapat memberikan manfaat, tidak dapat memberi dan menghalangi, bahkan menjadi beban bagi penyembahnya, perlu diurusnya dan dijaga. Bukankah ini menunjukkan kebodohannya dan tidak dapat menimbang sesuatu secara adil dan tepat? <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_9884" name="_ftn16_9884">[16]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman membantah usulan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_9884" name="_ftn17_9884">[17]</a> Maksudnya, apakah mereka yang menyimpan rahmat Tuhanmu (seperti kenabian, dsb.) dan di tangan mereka hak mengaturnya, sehingga mereka memberikan kenabian dan kerasulan kepada orang yang mereka kehendaki dan mencegahnya dari orang yang mereka kehendaki. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_9884" name="_ftn18_9884">[18]</a> Jika penghidupan manusia dan rezeki mereka di tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Dia yang membagikannya di antara hamba-hamba-Nya, Dia yang melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya kepada siapa yang Dia kehendaki sesuai kebijaksanaan-Nya, maka rahmat agama; dimana yang paling tinggi adalah kenabian dan kerasulan lebih patut berada di Tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, sehingga Dialah yang paling tahu dimanakah Dia menaruh risalah-Nya. Dari sini diketahui, bahwa usulah mereka gugur dengan sendirinya, dan bahwa mengatur segala urusan baik yang terkait dengan agama maupun dunia adalah di Tangan Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja. Hal ini untuk menundukkan mereka dari sisi kesalahan mereka dalam memberikan usulan yang bukan di tangan mereka urusan tentang hal itu, bahkan hal itu sebenarnya sikap zalim mereka dan penolakan terhadap yang hak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_9884" name="_ftn19_9884">[19]</a> Yakni oleh karena itu, Kami jadikan sebagian mereka sebagai orang kaya dan sebagian lagi sebagai orang miskin. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_9884" name="_ftn20_9884">[20]</a> Dalam ayat ini terdapat pengingat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala terhadap hikmah mengapa Dia melebihkan sebagian hamba di atas sebagian yang lain di dunia, yaitu agar sebagian dapat dimanfaatkan oleh orang lain dengan mendapat upah. Jika seandainya manusia semuanya sama kaya, dan sebagiannya tidak membutuhkan yang lain, maka tentu banyak maslahat mereka yang hilang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_9884" name="_ftn21_9884">[21]</a> Yaitu surga. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_9884" name="_ftn22_9884">[22]</a> Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa nikmat agama jauh lebih baik daripada nikmat dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_9884" name="_ftn23_9884">[23]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa dunia tidak ada artinya apa-apa di sisi-Nya, dan kalau bukan karena kelembutan dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya, tentu Dia akan meluaskan dunia kepada orang-orang kafir dengan seluas-luasnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_9884" name="_ftn24_9884">[24]</a> Yakni kalau bukan karena dikhawatirkan orang-orang mukmin akan kafir karena orang-orang kafir diberikan semua kesenangan itu, tentu Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memberikan semua yang disebutkan itu karena rendahnya kedudukan dunia di sisi Allah dan tidak ada artinya dengan kenikmatan di akhirat. <p align="justify">Ayat ini menunjukkan bahwa Dia menghalangi hamba-hamba-Nya sebagian kesenangan dunia baik secara umum maupun khusus karena maslahat mereka, dan bahwa dunia di sisi Allah tidak memiliki arti apa-apa sampai saking rendahnya tidak menyamai beratnya sayap nyamuk, dan bahwa semua yang disebutkan adalah kesenangan hidup di dunia yang memiliki kekurangan, sementara dan akan binasa, dan bahwa akhirat (surga) di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, karena kenikmatannya sempurna, kekal dan semua yang diinginkan ada. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_9884" name="_ftn25_9884">[25]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang hukuman-Nya yang besar bagi orang yang berpaling dari peringatan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_9884" name="_ftn26_9884">[26]</a> Yaitu Al Qur’anul Karim yang merupakan rahmat terbesar yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya. <p align="justify">Barang siapa yang menerimanya, maka ia telah menerima pemberian terbaik, berhasil memperoleh harapan yang paling besar, dan barang siapa yang berpaling darinya dan menolaknya, maka ia telah rugi dengan kerugian yang tidak ada lagi kebahagiaan setelahnya, dan Allah Yang Maha Pengasih akan menyerahkan untuknya setan yang durhaka sebagai kawannya yang menemani, yang menjanjikan dan membuatnya berangan-angan serta mendorongnya berbuat maksiat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_9884" name="_ftn27_9884">[27]</a> Hal ini disebabkan penghiasan dari setan kepada kebatilan dan berpalingnya mereka dari yang hak. <p align="justify">Jika seorang berkata, “Apakah ia bisa diterima uzurnya, yaitu karena ia mengira bahwa hal itu sebagai petunjuk?” Maka dijawab, bahwa orang itu dan yang sepertinya tidak bisa diterima uzurnya karena sumber kebodohan mereka adalah berpaling dari peringatan Allah padahal mampu mengambilnya sebagai petunjuk; mereka tidak suka petunjuk padahal mampu memperolehnya, dan mereka juga senang kepada yang batil. <p align="justify">Inilah keadaan orang yang berpaling dari mengingat Allah di dunia bersama kawannya yaitu setan, ia berada dalam kesesatan, kebodohan dan terbaliknya hakikat yang sebenarnya. Adapun keadaannya ketika datang menghadap Tuhannya, maka lebih buruk lagi, ia akan menampakkan penyesalan dan kesedihan yang tidak dapat ditutupi, dan berlepas diri dari kawannya itu (lihat ayat 38 surah ini). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_9884" name="_ftn28_9884">[28]</a> Dengan kekafiran dan kemaksiatan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_9884" name="_ftn29_9884">[29]</a> Kebersamaan mereka dalam azab tidaklah memberikan manfaat apa-apa bagi mereka, demikian pula mereka tidak mendapatkan ruh hiburan saat tertimpa musibah, karena biasanya ketika di dunia saat seseorang tertimpa musibah, lalu ada orang lain pula yang mendapatkan musibah, maka musibah itu terasa ringan dan sebagiannya menghibur yang lain. Adapun musibah di akhirat, maka musibah itu menghimpun semua siksa, di dalamnya tidak ada istirahat meskipun sebentar. <i>Ya Allah, masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka</i>. </p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-53389766654466872362013-04-07T12:24:00.001-07:002013-04-07T12:24:44.594-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 15-25<p align="justify"><b>Ayat 15-25: Bantahan terhadap anggapan kaum musyrik, penyucian Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari anak dan sekutu, serta celaan terhadap taqlid buta yang membuat akal beku.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ (١٥) أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَاكُمْ بِالْبَنِينَ (١٦) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (١٧) أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ (١٨) وَجَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ (١٩) وَقَالُوا لَوْ شَاءَ الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ مَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (٢٠) أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا مِنْ قَبْلِهِ فَهُمْ بِهِ مُسْتَمْسِكُونَ (٢١) بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ (٢٢) وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ (٢٣) قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (٢٤) فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (٢٥)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 15-25</u></strong> <p align="justify">15. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_3571" name="_ftnref1_3571">[1]</a>Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_3571" name="_ftnref2_3571">[2]</a>. Sungguh, manusia itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_3571" name="_ftnref3_3571">[3]</a> pengingkar (nikmat Allah) yang nyata. <p align="justify">16. Pantaskah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan memberikan anak laki-laki kepadamu? <p align="justify">17. Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi Allah Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat karena menahan sedih dan marah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_3571" name="_ftnref4_3571">[4]</a>. <p align="justify">18. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_3571" name="_ftnref5_3571">[5]</a>. <p align="justify">19. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_3571" name="_ftnref6_3571">[6]</a> dan akan dimintakan pertanggungjawaban. <p align="justify">20. Dan mereka berkata, "Sekiranya Allah Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah Kami tidak menyembah mereka (malaikat)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_3571" name="_ftnref7_3571">[7]</a>.” Mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify">21. Atau apakah pernah Kami berikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Quran<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_3571" name="_ftnref8_3571">[8]</a>, lalu mereka berpegang dengan kitab itu? <p align="justify">22. Bahkan mereka berkata, "Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka.” <p align="justify">23. Dan demikian juga ketika Kami mengutus seorang pemberi peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami sekadar pengikut jejak-jejak mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_3571" name="_ftnref9_3571">[9]</a>.” <p align="justify">24. (Rasul itu) berkata, "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih baik daripada apa yang kamu peroleh dari (agama) yang dianut nenek moyangmu?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami mengingkari (agama) yang kamu diperintahkan untuk menyampaikannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_3571" name="_ftnref10_3571">[10]</a>." <p align="justify">25. Lalu Kami binasakan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_3571" name="_ftnref11_3571">[11]</a>, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_3571" name="_ftnref12_3571">[12]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_3571" name="_ftn1_3571">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang kejinya ucapan orang-orang musyrik yang menjadikan anak untuk Allah, padahal Dia Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tidak punya istri dan anak, dan tidak ada yang setara dengan-Nya, dan bahwa hal tersebut termasuk kebatilan yang paling batil karena beberapa sisi, di antaranya: <p align="justify">- Makhluk semuanya adalah hamba-Nya, dan keadaan sebagai hamba menolak sebagai anak. <p align="justify">- Anak merupakan bagian dari bapaknya, sedangkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala berbeda dengan makhluk-Nya. Berbeda sifat-Nya dan sifat-sifat kebesaran-Nya. Oleh karena itu, mustahil Allah Subhaanahu wa Ta'aala mempunyai anak. <p align="justify">- Mereka menyangka bahwa para malaikat adalah puteri-puteri Allah, padahal sudah menjadi maklum bahwa puteri merupakan bagian yang paling rendah, lalu bagaimana untuk Allah anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki. Apakah mereka lebih mulia dari Allah, Mahatinggi Allah dari hal itu dengan ketinggian yang besar. <p align="justify">- Bagian yang mereka nisbatkan kepada Allah adalah puteri, dimana bagian tersebut adalah bagian yang paling hina, paling mereka benci, bahkan saking bencinya mereka, ketika diberitakan kelahiran seorang anak perempuan wajahnya menjadi hitam, lalu bagaimana mereka menjadikan untuk Allah sesuatu yang mereka benci. <p align="justify">- Perempuan sifatnya memiliki kekurangan, termasuk dalam bicara dan dalam menjelaskan (lihat ayat 18). <p align="justify">- Mereka menjadikan para malaikat yang sesungguhnya sebagai hamba-hamba Allah sebagai perempuan, sehingga mereka berani terhadap para malaikat yang didekatkan, mengangkat mereka (para malaikat) dari kedudukan sebagai hamba sebagai sekutu bagi Allah dalam sesuatu yang menjadi kekhususan-Nya, selanjutnya mereka menurunkan kedudukan mereka (para malaikat) dari kedudukan laki-laki kepada kedudukan perempuan, maka Mahasuci Allah yang memperlihatkan bertentangannya orang yang berdusta terhadap-Nya dan menentang Rasul-Nya. <p align="justify">- Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah mereka (kaum musyrik), bahwa mereka tidak menyaksikan penciptaan malaikat, lalu bagaimana mereka berani berbicara terhadap sesuatu yang tidak mereka ketahui. Meskipun begitu, mereka akan ditanya tentang persaksian tersebut, akan dicatat dan akan diberikan siksa sebagai balasan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_3571" name="_ftn2_3571">[2]</a> Maksudnya orang musyrikin mengatakan bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, padahal malaikat itu sebagian dari makhluk ciptaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_3571" name="_ftn3_3571">[3]</a> Yang mengatakan seperti itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_3571" name="_ftn4_3571">[4]</a> Maksud ayat ini ialah apabila dia diberi kabar tentang kelahiran anaknya yang perempuan, mukanya menjadi merah padam karena malu dan dia sangat marah, padahal dia sendiri mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_3571" name="_ftn5_3571">[5]</a> Yakni tidak jelas hujjahnya dan tidak fasih mengungkapkan isi hatinya, lalu bagaimana mereka menisbatkannya kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala? <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_3571" name="_ftn6_3571">[6]</a> Yaitu bahwa para malaikat adalah perempuan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_3571" name="_ftn7_3571">[7]</a> Mereka ketika menyembah para malaikat berhujjah dengan kehendak Allah; hujjah yang senantiasa dipakai orang-orang musyrik, hujjah yang batil dengan sendirinya secara akal maupun syara’. Semua orang yang berakal tidak akan menerima berhujjah dengan qadar, dan jika tetap dilakukannya, maka pendiriannya tidak akan teguh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memberikan kekuasaan kepada mereka untuk memilih jalan yang benar dan jalan yang salah, dan Dia telah menegakkan hujjah dengan mengutus Rasul-Nya untuk menerangkan jalan yang benar, tetapi mereka malah memilih jalan yang salah dengan kesadaran mereka. Adapun <i>secara syara’</i> adalah karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala membatalkan berhujjah dengannya, Dia telah menegakkan hujjah sehingga tidak ada hujjah bagi seorang pun terhadapnya. Oleh karena itu Dia berfirman, <i>“</i><i>Mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.”</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_3571" name="_ftn8_3571">[8]</a> Yang memberitakan benarnya perbuatan dan ucapan mereka. Bahkan tidak demikian, sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pemberi peringatan kepada mereka, sedangkan mereka sebelumnya tidak didatangi oleh pemberi peringatan. Dengan demikian, akal dan naql (kitab) tidak membenarkan perbuatan mereka, sehingga tidak ada lagi setelahnya selain kebatilan. Ya memang, mereka punya alasan, yang bukan hujjah, tetapi syubhat, dimana syubhat itu adalah syubhat yang paling lemah, yaitu mengikuti nenek moyang mereka yang sesat, dimana orang-orang kafir sejak dulu biasa menolak rasul karena alasan mengikuti nenek moyang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_3571" name="_ftn9_3571">[9]</a> Oleh karena itu, mereka bukanlah orang pertama yang menolak rasul dengan alasan mengikuti nenek moyang, dan mereka bukanlah orang yang pertama mengucapkan kata-kata itu. <p align="justify">Berhujjahnya mereka (kaum musyrik) dengan mengikuti nenek moyang mereka bukanlah tujuannya mengikuti yang hak dan mengikuti petunjuk, ia hanyalah sebatas fanatik yang maksudnya membela kebatilan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_3571" name="_ftn10_3571">[10]</a> Dari sini diketahui, bahwa mereka tidak ingin mengikuti yang hak dan mengikuti petunjuk, maksud mereka adalah mengikuti yang batil dan hawa nafsu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_3571" name="_ftn11_3571">[11]</a> Karena pendustaan mereka terhadap yang hak dan penolakan mereka kepadanya dengan syubhat yang batil ini. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_3571" name="_ftn12_3571">[12]</a> Oleh karena itu, hendaknya mereka ini takut jika terus menerus mendustakan akan ditimpa hal yang sama seperti yang menimpa generasi sebelum mereka.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-6248272595218292412013-04-07T12:22:00.001-07:002013-04-07T12:22:24.603-07:00Tafsir Az Zukhruf Ayat 1-14<p align="justify"><b>Surah</b><b> Az</b><b> Zukhruf (Perhiasan)</b><b></b> <p align="justify"><b>Surah ke-43. 89 ayat. Makkiyyah </b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </font></font></span> <p align="justify">Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. <p align="justify"><b>Ayat 1-8: Kedudukan Al Qur’anul Karim dan keadaannya sebagai undang-undang yang kekal bagi umat, wajibnya mengamalkannya dan tetap berhubungan dengannya, serta keadaan orang-orang kafir yang mengolok-olok para rasul.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٣) وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (٤) أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ (٥) وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الأوَّلِينَ (٦) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٧)فَأَهْلَكْنَا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ الأوَّلِينَ (٨)</font></font></span> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"><strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 1-8</u></strong> <p align="justify">1. Haa Miim<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_1124" name="_ftnref1_1124">[1]</a>. <p align="justify">2. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_1124" name="_ftnref2_1124">[2]</a>Demi kitab (Al Quran) yang menerangkan. <p align="justify">3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_1124" name="_ftnref3_1124">[3]</a> agar kamu mengerti<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_1124" name="_ftnref4_1124">[4]</a>. <p align="justify">4. Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_1124" name="_ftnref5_1124">[5]</a> dan penuh hikmah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_1124" name="_ftnref6_1124">[6]</a>. <p align="justify">5. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_1124" name="_ftnref7_1124">[7]</a>Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al Qur’an kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_1124" name="_ftnref8_1124">[8]</a>, karena kamu kaum yang melampaui batas? <p align="justify">6. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_1124" name="_ftnref9_1124">[9]</a>Dan betapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. <p align="justify">7. Dan setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_1124" name="_ftnref10_1124">[10]</a>. <p align="justify">8. Karena itu, Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya di antara mereka dan telah berlalu contoh umat-umat terdahulu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_1124" name="_ftnref11_1124">[11]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 9-14: </b><b>Kaum musyrik mengakui bahwa Allah Pencipta langit dan bumi, namun yang mereka sembah malah berhala, bukti-bukti keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan keberhakan-Nya untuk diibadahi, dan nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya</b><b>.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (٩) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠) وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (١١) وَالَّذِي خَلَقَ الأزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (١٢) لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (١٣) وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (١٤)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 9-14</u></strong> <p align="justify">9. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Pastilah mereka akan menjawab, "Semuanya diciptakan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_1124" name="_ftnref12_1124">[12]</a> lagi Maha Mengetahui<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_1124" name="_ftnref13_1124">[13]</a>.” <p align="justify">10. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_1124" name="_ftnref14_1124">[14]</a>Yang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan di atas bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_1124" name="_ftnref15_1124">[15]</a> untukmu agar kamu mendapat petunjuk<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_1124" name="_ftnref16_1124">[16]</a>. <p align="justify">11. Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_1124" name="_ftnref17_1124">[17]</a>, lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). <p align="justify">12. Dan yang menciptakan semua berpasang-pasangan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_1124" name="_ftnref18_1124">[18]</a> dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi, <p align="justify">13. agar kamu duduk di atas punggungnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_1124" name="_ftnref19_1124">[19]</a> kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_1124" name="_ftnref20_1124">[20]</a> apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, "Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_1124" name="_ftnref21_1124">[21]</a>, <p align="justify">14. dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.” <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_1124" name="_ftn1_1124">[1]</a> Lihat pembahasan tentangnya di awal ayat surah Al Baqarah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_1124" name="_ftn2_1124">[2]</a> Ini adalah bersumpah dengan Al Qur’an untuk Al Qur’an. Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan kitab yang menerangkan dan menyebutkan secara mutlak “menerangkan” namun tidak menyebutkan menerangkan apa, untuk menunjukkan bahwa Al Qur’an menerangkan semua yang dibutuhkan hamba baik yang terkait dengan urusan dunia, agama maaupun akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_1124" name="_ftn3_1124">[3]</a> Inilah isi sumpahnya, yakni Al Qur’an dijadikan dengan bahasa yang paling fasih, paling jelas, dan paling terang, dan ini di antara kejelasannya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan hikmahnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_1124" name="_ftn4_1124">[4]</a> Baik lafaz maupun maknanya agar lebih mudah dipahami di pikiran. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_1124" name="_ftn5_1124">[5]</a> Di atas kitab-kitab sebelumnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_1124" name="_ftn6_1124">[6]</a> Penuh hikmah pada perintah dan larangannya serta beritanya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun hukum yang menyelisihi hikmah, keadilan dan keselarasan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_1124" name="_ftn7_1124">[7]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa hikmah dan karunia-Nya menghendaki untuk tidak membiarkan hamba-hamba-Nya begitu saja; dengan tidak mengutus rasul dan tidak menurunkan kitab meskipun mereka sebagai orang-orang yang melampaui batas lagi zalim. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_1124" name="_ftn8_1124">[8]</a> Yakni apakah Kami akan berpaling dari kamu dan Kami tidak menurunkan kitab kepadamu serta membiarkan kamu (tidak memerintahkan kamu dan tidak melarang) karena kamu berpaling dan tidak mau tunduk kepadanya? Bahkan Kami tetap akan menurunkan kitab dan menerangkan segala sesuatu di dalamnya. Jika kamu mengimaninya maka kamu akan mendapatkan petunjuk, dan jika kamu tidak beriman, maka telah tegak hujjah atas kamu dan kamu di atas masalah yang sudah jelas perkaranya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_1124" name="_ftn9_1124">[9]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan ayat ini menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah-Nya; Dia tidak meninggalkan mereka begitu saja, bahkan betapa banyak nabi-nabi yang telah diutus-Nya kepada umat-umat sebelum mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_1124" name="_ftn10_1124">[10]</a> Sebagaimana olok-olokkan kaummu kepadamu. Ini merupakan hiburan untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_1124" name="_ftn11_1124">[11]</a> Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkannya kepada kamu karena di dalamnya terdapat pelajaran dan agar kamu berhenti dari mendustakan dan mengingkari. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_1124" name="_ftn12_1124">[12]</a> Dengan keperkasaan-Nya semua makhluk tunduk kepada-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_1124" name="_ftn13_1124">[13]</a> Dia Maha Mengetahui perkara yang tampak maupun tersembunyi, yang awal maupun yang akhir. <p align="justify">Jika mereka mengakui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan langit dan bumi, lalu mengapa mereka menjadikan anak, istri dan sekutu untuk-Nya? Mengapa mereka menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak mampu menciptakan dan memberi rezeki, tidak dapat mematikan dan menghidupkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_1124" name="_ftn14_1124">[14]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan di antara dalil yang menunjukkan sempurnanya nikmat dan kekuasaan-Nya, yaitu karena Dia telah menciptakan bumi untuk manusia dan menjadikannya sebagai tempat menetap bagi manusia sehingga mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan di atasnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_1124" name="_ftn15_1124">[15]</a> Yakni di antara gunung-gunung. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_1124" name="_ftn16_1124">[16]</a> Yani agar kamu mendapat petunjuk jalan dan tidak tersesat, demikian pula agar kamu mendapat petunjuk dari memperhatikan hal itu; yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah membiarkan hamba-hamba-Nya tersesat dan kebingungan, sehingga Dia jelaskan jalan petunjuk agar mereka tidak tersesat dalam meniti hidup di dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_1124" name="_ftn17_1124">[17]</a> Tidak kurang dan tidak lebih, dan hal itu pun disesuaikan dengan ukuran kebutuhan; tidak kurang sehingga tidak memberi manfaat dan tidak banyak sehingga memadharratkan hamba dan negerinya, bahkan Dia menghujani hamba dan menyelamatkan negeri-negeri dari kesengsaraan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_1124" name="_ftn18_1124">[18]</a> Ada malam dan ada siang, ada panas dan ada dingin, ada laki-laki dan ada perempuan, dst. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_1124" name="_ftn19_1124">[19]</a> Baik punggung kapal maupun punggung binatang ternak. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_1124" name="_ftn20_1124">[20]</a> Yaitu mengakui nikmat Allah, karena Dia telah menundukkannya, serta memuji-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_1124" name="_ftn21_1124">[21]</a> Yakni kalau bukan karena penundukkan-Nya kepada kami baik kapal maupun hewan ternak, tentu kami tidak akan sanggup menguasainya. Akan tetapi, karena kelembutan dan kemurahan-Nya Dia menundukkannya dan memudahkan sebab-sebabnya. <p align="justify">Maksud ayat ini adalah bahwa Tuhan yang memiliki sifat itu, yaitu melimpahkan berbagai nikmat kepada hamba-hamba-Nya, Dialah yang berhak diibadahi, ditujukan shalat dan sujud serta doa.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-2164318772287471392013-04-07T12:18:00.001-07:002013-04-07T12:18:33.100-07:00Tafsir Asy Syuura Ayat 47-53<p align="justify"><b>Ayat 47-50: Keutamaan memenuhi perintah Allah, kewajiban para rasul adalah menyampaikan, kerajaan adalah milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala seluruhnya, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang mengaruniakan anak laki-laki dan perempuan.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">اسْتَجِيبُوا لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ (٤٧) فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُورٌ (٤٨) لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 47-50</u></strong> <p align="justify">47. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_6157" name="_ftnref1_6157">[1]</a>Patuhilah seruan Tuhanmu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_6157" name="_ftnref2_6157">[2]</a> sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu). <p align="justify">48. Jika mereka berpaling<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_6157" name="_ftnref3_6157">[3]</a>, maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_6157" name="_ftnref4_6157">[4]</a>. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_6157" name="_ftnref5_6157">[5]</a>. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_6157" name="_ftnref6_6157">[6]</a>Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami dia menyambutnya dengan gembira<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_6157" name="_ftnref7_6157">[7]</a>; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_6157" name="_ftnref8_6157">[8]</a> karena perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar), sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_6157" name="_ftnref9_6157">[9]</a>. <p align="justify">49. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_6157" name="_ftnref10_6157">[10]</a>Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki, <p align="justify">50. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_6157" name="_ftnref11_6157">[11]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 51-53: Cara wahyu diturunkan kepada rasul (ada yang berupa ilham, mimpi, ucapan yang didengar oleh rasul atau dengan pengutusan malaikat Jibril ‘alaihis salam) dan keutamaan Al Qur’an.</b> <p style="line-height: 13pt; margin: 0in 0in 10pt; unicode-bidi: embed; direction: rtl" dir="rtl" class="MsoNormal" align="right"><span style="line-height: 28pt; font-family: ; color: " lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ (٥١) وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٥٢) صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ أَلا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الأمُورُ (٥٣)</font></font></span></p> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 51-53</u></strong> <p align="justify">51. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_6157" name="_ftnref12_6157">[12]</a>Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_6157" name="_ftnref13_6157">[13]</a> atau dari belakang tabir<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_6157" name="_ftnref14_6157">[14]</a> atau dengan mengutus utusan (malaikat)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_6157" name="_ftnref15_6157">[15]</a> lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_6157" name="_ftnref16_6157">[16]</a> lagi Mahabijaksana<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_6157" name="_ftnref17_6157">[17]</a>. <p align="justify">52. Dan Demikianlah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_6157" name="_ftnref18_6157">[18]</a> Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al Quran)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_6157" name="_ftnref19_6157">[19]</a> dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah kitab (Al Quran) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al Quran itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_6157" name="_ftnref20_6157">[20]</a>. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus; <p align="justify">53. (yaitu) jalan Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_6157" name="_ftnref21_6157">[21]</a> yang milik-Nyalah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_6157" name="_ftnref22_6157">[22]</a> apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_6157" name="_ftnref23_6157">[23]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_6157" name="_ftn1_6157">[1]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memenuhi seruan-Nya dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bersegera melakukannya dan tidak menundanya sebelum datang hari Kiamat yang jika sudah datang, maka tidak mungkin ditolak dan tidak dapat dikejar yang telah luput, dan seorang hamba pada hari itu tidak memiliki tempat berlindung untuk meloloskan diri dari Tuhannya, bahkan para malaikat telah mengepung mereka semua dari belakang dan ketika itu mereka dipanggil, “<i>Wahai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”</i> (Terj. Ar Rahman: 33) Pada hari itu, manusia juga tidak mengingkari perbuatan yang dikerjakannya, bahkan kalau seandainya mereka mengingkari, maka anggota badannya akan menjadi saksi. <p align="justify">Dalam ayat ini terdapat celaan terhadap panjang angan-angan dan perintah memanfaatkan kesempatan untuk beramal saat ada amal saleh di hadapannya, serta tidak menundanya, karena menundanya terdapat malapetaka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_6157" name="_ftn2_6157">[2]</a> Dengan tauhid dan ibadah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_6157" name="_ftn3_6157">[3]</a> Dari apa yang engkau bawa setelah menerangkan secara sempurna. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_6157" name="_ftn4_6157">[4]</a> Yang menjaga dan menanyakan amal mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_6157" name="_ftn5_6157">[5]</a> Oleh karena itu, ketika kamu telah mengerjakan kewajibanmu, maka Allah akan memberimu pahala, baik mereka mengikuti atau tidak, dan hisab mereka terserah kepada Allah yang menjaga amal mereka besar maupun kecil, yang tampak maupun tersembunyi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_6157" name="_ftn6_6157">[6]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan manusia, yaitu apabila Allah merasakan rahmat-Nya kepada mereka, seperti kesehatan, kekayaan, kedudukan, dsb. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_6157" name="_ftn7_6157">[7]</a> Ia merasa tenteram dengannya dan berpaling dari yang memberi nikmat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_6157" name="_ftn8_6157">[8]</a> Seperti sakit, kefakiran, dsb. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_6157" name="_ftn9_6157">[9]</a> Yakni tabiatnya sangat kufur kepada nikmat dan berkeluh kesah terhadap keburukan yang menimpanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_6157" name="_ftn10_6157">[10]</a> Ayat ini di dalamnya terdapat berita tentang luasnya kerajaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, berlakunya tindakan-Nya pada kerajaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki, Dia mengatur semua urusan, sampai-sampai pengaturan Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena meratanya; mengena kepada makhluk terhadap sebab yang dikerjakan mereka. Nikah misalnya, ia termasuk sebab lahirnya anak, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala Dialah yang memberikan kepada mereka anak sesuai yang Dia kehendaki. Di antara makhluk-Nya ada yang Dia karuniakan anak perempuan, ada pula yang Dia karuniakan anak laki-laki, ada pula yang Dia berikan secara berpasangan dan bersamaan; anak laki-laki dan perempuan, dan di antara mereka ada pula yang Dia jadikan mandul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_6157" name="_ftn11_6157">[11]</a> Dia mengetahui segala sesuatu dan berkuasa terhadap segala sesuatu, sehingga Dia bertindak dengan ilmu-Nya dan dengan kekuasaan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_6157" name="_ftn12_6157">[12]</a> Ketika orang-orang yang mendustakan para rasul berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara langsung dengan kami?” karena kesombongan mereka, maka Allah membantah mereka dengan ayat yang mulia ini, dan bahwa pembicaraan Allah Subhaanahu wa Ta'aala hanyalah kepada makhluk pilihan-Nya, dan bahwa caranya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_6157" name="_ftn13_6157">[13]</a> Yaitu dengan menyampaikan wahyu ke dalam hati rasul tersebut tanpa mengutus seorang malaikat dan tanpa berbicara secara langsung. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_6157" name="_ftn14_6157">[14]</a> Dari belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar firman Allah, akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi pada Nabi Musa ‘alaihis salam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_6157" name="_ftn15_6157">[15]</a> Seperti malaikat Jibril ‘alaihis salam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_6157" name="_ftn16_6157">[16]</a> Tinggi zat-Nya, sifat-Nya, tinggi perbuatan-Nya, Dia mengalahkan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_6157" name="_ftn17_6157">[17]</a> Karena menempatkan sesuatu pada tempatnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_6157" name="_ftn18_6157">[18]</a> Sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada para rasul sebelum-Mu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_6157" name="_ftn19_6157">[19]</a> Al Qur’an disebut ruh karena dengannya hati dan ruh menjadi hidup, demikian pula maslahat dunia dan agama menjadi hidup dengannya; karena di dalamnya terdapat kebaikan dan ilmu yang banyak. Ia merupakan pemberian Allah murni kepada rasul-Nya dan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin tanpa sebab dari mereka. Oleh karena itulah, Dia berfirman, <i>“</i><i>Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah kitab (Al Quran) dan apakah iman itu,</i> yakni engkau tidak memiliki pengetahuan tentang berita kitab-kitab terdahulu, demikian pula tidak memiliki iman dan amal terhadap syariat Allah, bahkan engkau adalah seorang yang ummi (buta huruf), tidak bisa menulis dan membaca, lalu datanglah kitab ini kepadamu, <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_6157" name="_ftn20_6157">[20]</a> Mereka mengambil sinarnya untuk menerangi kegelapan kufur, bid’ah, dan hawa nafsu. Dengannya mereka mengenal hakikat dan dengannya mereka memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_6157" name="_ftn21_6157">[21]</a> Jalan tersebut menghubungkan kepada Allah dan kepada surga-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_6157" name="_ftn22_6157">[22]</a> Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya dan hamba-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_6157" name="_ftn23_6157">[23]</a> Semua perkara baik maupun buruk dikembalikan, maka Dia akan memberikan balasan sesuai amal yang dilakukan seseorang; jika baik maka dibalas dengan kebaikan dan jika buruk, maka akan dibalas dengan keburukan. <p align="justify">Selesai tafsir surah Asy Syuuraa, <i>wal hamdulillahi awwalan waa aakhiran, wa zhaahiran wa baathinan</i> karena kemudahan-Nya.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-76531090568142574352013-04-07T12:15:00.001-07:002013-04-07T12:15:32.800-07:00Tafsir Asy Syuura Ayat 36-46<p align="justify"><b>Ayat 36-43: Kenikmatan dunia hanya sebentar, kenikmatan akhirat itulah yang kekal, dan penjelasan tentang sifat-sifat orang-orang mukmin, perlunya musyawarah tentang masalah keduniaan, bersabar dan memaafkan lebih baik daripada mengambil pembalasan.</b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٣٦) وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (٣٧) وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣٨)وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ (٣٩)وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (٤٠) وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ (٤١) إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٤٢) وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأمُورِ (٤٣)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 36-43</u></strong> <p align="justify">36. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_7277" name="_ftnref1_7277">[1]</a>Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_7277" name="_ftnref2_7277">[2]</a>, maka itu adalah kesenangan hidup di dunia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_7277" name="_ftnref3_7277">[3]</a>. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_7277" name="_ftnref4_7277">[4]</a> lebih baik<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_7277" name="_ftnref5_7277">[5]</a> dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_7277" name="_ftnref6_7277">[6]</a>, <p align="justify">37. dan juga (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_7277" name="_ftnref7_7277">[7]</a>, dan apabila mereka marah segera memberi maaf<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_7277" name="_ftnref8_7277">[8]</a>. <p align="justify">38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_7277" name="_ftnref9_7277">[9]</a> dan melaksanakan shalat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_7277" name="_ftnref10_7277">[10]</a>, sedang urusan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_7277" name="_ftnref11_7277">[11]</a> (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_7277" name="_ftnref12_7277">[12]</a>; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_7277" name="_ftnref13_7277">[13]</a>, <p align="justify">39. dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_7277" name="_ftnref14_7277">[14]</a>. <p align="justify">40. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_7277" name="_ftnref15_7277">[15]</a>Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_7277" name="_ftnref16_7277">[16]</a> dan berbuat baik<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_7277" name="_ftnref17_7277">[17]</a> kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_7277" name="_ftnref18_7277">[18]</a>. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. <p align="justify">41. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_7277" name="_ftnref19_7277">[19]</a>, tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka. <p align="justify">42. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_7277" name="_ftnref20_7277">[20]</a> dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_7277" name="_ftnref21_7277">[21]</a>. <p align="justify">43. Tetapi barang siapa bersabar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_7277" name="_ftnref22_7277">[22]</a> dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_7277" name="_ftnref23_7277">[23]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 44-46: Orang-orang yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan menemukan pemimpin yang memberi petunjuk, dan dia akan memperoleh azab yang menghinakan di akhirat.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ وَلِيٍّ مِنْ بَعْدِهِ وَتَرَى الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَى مَرَدٍّ مِنْ سَبِيلٍ (٤٤) وَتَرَاهُمْ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا خَاشِعِينَ مِنَ الذُّلِّ يَنْظُرُونَ مِنْ طَرْفٍ خَفِيٍّ وَقَالَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا إِنَّ الظَّالِمِينَ فِي عَذَابٍ مُقِيمٍ (٤٥) وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ أَوْلِيَاءَ يَنْصُرُونَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ سَبِيلٍ (٤٦)</font></font></span> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 44-46</u></strong> <p align="justify">44. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_7277" name="_ftnref24_7277">[24]</a>Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_7277" name="_ftnref25_7277">[25]</a>, maka tidak ada baginya pelindung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_7277" name="_ftnref26_7277">[26]</a> setelah itu. Kamu akan melihat orang-orang zalim ketika mereka melihat azab berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_7277" name="_ftnref27_7277">[27]</a>, "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?" <p align="justify">45. Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_7277" name="_ftnref28_7277">[28]</a>, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_7277" name="_ftnref29_7277">[29]</a>. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_7277" name="_ftnref30_7277">[30]</a> itu berada dalam azab yang kekal<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_7277" name="_ftnref31_7277">[31]</a>. <p align="justify">46. Dan mereka tidak akan mempunyai pelindung yang dapat menolong mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_7277" name="_ftnref32_7277">[32]</a> selain Allah. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah tidak akan ada jalan keluar baginya (untuk mendapat petunjuk)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_7277" name="_ftnref33_7277">[33]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_7277" name="_ftn1_7277">[1]</a> Ayat ini membuat seseorang zuhud kepada dunia dan cinta kepada akhirat serta menyebutkan amal yang dapat menyampaikan kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_7277" name="_ftn2_7277">[2]</a> Seperti kekuasaan, kedudukan, harta dan anak, serta badan yang sehat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_7277" name="_ftn3_7277">[3]</a> Yang kemudian akan hilang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_7277" name="_ftn4_7277">[4]</a> Yaitu pahala yang besar dan kenikmatan yang kekal. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_7277" name="_ftn5_7277">[5]</a> Daripada kesenangan dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_7277" name="_ftn6_7277">[6]</a> Mereka menggabung antara iman yang benar yang menghendaki amal dengan tawakkal, dimana ia (tawakkal) merupakan alat untuk setiap amal. Oleh karena itu, setiap amal yang tidak dibarengi tawakkal, maka tidak akan sempurna. Tawakkal adalah bersandarnya hati kepada Allah dalam mendatangkan apa yang dicintai hamba dan dalam menghindarkan apa yang tidak disukainya dengan disertai rasa percaya kepada-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_7277" name="_ftn7_7277">[7]</a> Menurut Syaikh As Sa’diy, perbedaan antara dosa-dosa besar dengan perbuatan keji; dimana kedua-duanya sama-sama dosa besar adalah, bahwa perbuatan keji adalah dosa besar dimana dalam hati manusia ada kecenderungan kepadanya, seperti zina dan sebagainya. Sedangkan dosa besar (selain perbuatan keji) tidak seperti itu. Hal ini ketika dipadukan antara keduanya, akan tetapi ketika dipisahkan, maka masing-masingnya masuk ke dalam yang lain. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_7277" name="_ftn8_7277">[8]</a> Yakni mereka memiliki akhlak yang mulia dan kebiasaan yang baik, dimana sifat santun menjadi tabiat mereka, akhlak yang mulia juga sehingga ketika ada yang membuat mereka marah, baik dengan kata-kata maupun perbuatannya, maka mereka menahan marahnya dan tidak memberlakukannya, bahkan mereka memaafkan dan tidak membalas orang yang jahat kecuali dengan ihsan, memaafkan dan mengampuni; sehingga dari sikap itu muncullah berbagai maslahat dan terhindar berbagai mafsadat baik bagi mereka maupun orang lain; bahkan yang sebelumnya terdapat permusuhan menjadi persahabatan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_7277" name="_ftn9_7277">[9]</a> Yakni tunduk menaati-Nya dan menyambut seruan-Nya seperti tauhid dan beribadah kepada-Nya, sehingga niat mereka adalah mencari keridhaan-Nya dan tujuan mereka adalah dekat dengan-Nya. Termasuk memenuhi seruan Allah adalah mendirikan shalat dan menunaikan zakat <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_7277" name="_ftn10_7277">[10]</a> Yang fardhu maupun yang sunat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_7277" name="_ftn11_7277">[11]</a> Baik yang terkait dengan agama maupun dunia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_7277" name="_ftn12_7277">[12]</a> Mereka tidak bertindak sendiri dan tergesa-gesa dalam masalah yang terkait orang banyak. Oleh karena itu, apabila mereka ingin melakukan suatu perkara yang butuh pemikiran dan ide, maka mereka berkumpul dan mengkaji bersama-sama, sehingga ketika sudah jelas maslahatnya, maka mereka segera melakukannya. Misalnya adalah dalam masalah perang dan jihad, mengangkat pegawai pemerintahan atau yang menjadi hakim, demikian pula membahas masalah-masalah agama secara umum, karena ia termasuk masalah yang terkait antara sesama, dan membahasnya agar jelas yang benar yang dicintai Allah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_7277" name="_ftn13_7277">[13]</a> Seperti nafkah yang wajib, misalnya zakat, menafkahi anak-istri dan kerabat, dsb. Sedangkan nafkah yang sunat seperti bersedekah kepada semua manusia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_7277" name="_ftn14_7277">[14]</a> Karena kuat dan mulianya mereka dan mereka bukan orang yang lemah dan hina. <p align="justify">Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyifati mereka dengan iman, tawakkal kepada Allah, menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, ketundukan yang sempurna, memenuhi seruan Tuhan mereka, mendirikan shalat, berinfak dalam hal-hal yang baik, bermusyawarah dalam menetapkan suatu keputusan serta kuat dan mulia sehingga membalas orang yang menzalimi mereka. Ini semua merupakan sifat sempurna yang mereka miliki, dan hal ini berarti mereka juga mengerjakan perkara yang di bawah itu dan tidak melakukan kebalikannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_7277" name="_ftn15_7277">[15]</a> Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan beberapa macam hukuman, dan bahwa ia ada tiga macam, yaitu adil, ihsan dan zalim. Adil contohnya adalah membalas kejahatan dengan kejahatan yang setimpal, tidak kurang dan tidak lebih. Oleh karena itu, jiwa dibalas dengan jiwa, luka dibalas dengan luka yang serupa dan harta ditanggung dengan harta yang serupa. Ihsan contohnya memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_7277" name="_ftn16_7277">[16]</a> Orang yang menzaliminya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_7277" name="_ftn17_7277">[17]</a> Yang dimaksud berbuat baik di sini ialah berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Adapula yang menafsirkan selain ini. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_7277" name="_ftn18_7277">[18]</a> Maksudnya, Allah akan memberikan kepadanya pahala yang besar dan balasan yang banyak, namun Allah mensyaratkan untuk memaafkan hendaknya ada ishlah (memperbaiki), hal itu menunjukkan, bahwa pelaku kejahatan jika tidak layak dimaafkan dan maslahat syar’i menghendaki untuk memberikan hukuman kepadanya, maka dalam keadaan ini tidaklah diperintahkan memaafkan. Firman-Nya, “<i>Fa ajruhuu ‘alallah</i>” (maka pahalanya dari Allah) terdapat dorongan untuk memaafkan dan menyikapi manusia dengan sikap yang dicintai Allah. Oleh karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala suka memaafkan hamba-Nya, maka hendaknya ia memaafkan mereka. Adapun tentang zalim, maka disebutkan dalam firman-Nya, “<i>Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.</i>” Yakni orang-orang yang pertama berbuat kejahatan atas orang lain atau membalas pelaku kejahatan secara lebih, maka lebihnya itu adalah zalim. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_7277" name="_ftn19_7277">[19]</a> Hal ini menunjukkan bahwa membalas hanyalah ketika benar-benar terjadi kezaliman terhadap dirinya. Oleh karena itu, jika sekedar ada keinginan untuk menzalimi orang lain namun tidak terjadi, maka tidak dibalas semisalnya, tetapi cukup diberi ta’dib (pelajaran) yang dapat mencegahnya melakukan kezaliman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_7277" name="_ftn20_7277">[20]</a> Baik darah mereka, harta maupun kehormatan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_7277" name="_ftn21_7277">[21]</a> Yang menyakitkan hati dan badan sesuai kezaliman mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_7277" name="_ftn22_7277">[22]</a> Terhadap gangguan yang menimpanya dari orang lain. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_7277" name="_ftn23_7277">[23]</a> Yakni termasuk perkara yang didorong dan ditekankan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dimana Dia memberitahukan, bahwa hal itu tidaklah dimiliki kecuali oleh orang-orang yang sabar serta memiliki bagian yang besar, dimiliki oleh orang-orang yang berazam kuat, berpikiran cerdas dan berpandangan dalam. Hal itu, karena tidak membela diri baik dengan ucapan maupun perbuatan termasuk sesuatu yang paling sulit. Demikian pula bersabar terhadap gangguan, memaafkan dan mengampuninya serta menyikapinya dengan ihsan merupakan sesuatu yang paling sulit, akan tetapi hal itu mudah bagi orang yang dimudahkan Allah, ia berusaha menyifati diri dengannya serta meminta pertolongan kepada Allah terhadapnya. Selanjutnya, apabila seorang hamba merasakan manisnya kesabaran dan mendapatkan atsar(hasil)nya, maka dia menerimanya dengan dada yang lapang dan merasa senang di dalamnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_7277" name="_ftn24_7277">[24]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia yang sendiri memberi hidayah dan menyesatkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_7277" name="_ftn25_7277">[25]</a> Disebabkan kezalimannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_7277" name="_ftn26_7277">[26]</a> Yang memberikan hidayah kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_7277" name="_ftn27_7277">[27]</a> Menampakkan penyesalan dan kesedihan yang mendalam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_7277" name="_ftn28_7277">[28]</a> Ketika telah tampak keadaan akhir manusia, dan tampak jelas orang yang benar dan orang yang salah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_7277" name="_ftn29_7277">[29]</a> Yang dimaksud dengan merugikan diri dan keluarganya ialah mengekalkan mereka di neraka, mendapatkan azab yang pedih di sana dan dipisahkan dengan keluarganya, ia juga tidak memperoleh kenikmatan surga, demikian pula bidadari yang disiapkan di sana jika mereka beriman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_7277" name="_ftn30_7277">[30]</a> Yakni orang-orang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_7277" name="_ftn31_7277">[31]</a> <i>Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka</i>. <i>Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam surga dan jauhkanlah kami dari neraka.</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_7277" name="_ftn32_7277">[32]</a> Yakni yang menghindarkan azab-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_7277" name="_ftn33_7277">[33]</a> Ia tidak memperoleh petunjuk ketika di dunia dan tidak mengetahui jalan ke surga di akhirat.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-15724973373367895862013-04-07T12:11:00.001-07:002013-04-07T12:11:42.974-07:00Tafsir Asy Syuura Ayat 23-35<p align="justify"><b>Ayat 23-26: Batilnya anggapan orang-orang kafir bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berdusta terhadap Tuhannya, dan bantahan terhadap mereka, serta menerangkan bahwa pintu tobat bagi orang-orang yang berdosa masih terbuka.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ (٢٣) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَإِنْ يَشَأِ اللَّهُ يَخْتِمْ عَلَى قَلْبِكَ وَيَمْحُ اللَّهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٢٤) وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ (٢٥) وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَالْكَافِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ (٢٦)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 23-26</u></strong> <p align="justify">23. Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_9017" name="_ftnref1_9017">[1]</a>. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_9017" name="_ftnref2_9017">[2]</a>Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_9017" name="_ftnref3_9017">[3]</a> kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_9017" name="_ftnref4_9017">[4]</a>.” Dan barang siapa mengerjakan kebaikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_9017" name="_ftnref5_9017">[5]</a> akan Kami tambahkan kebaikan baginya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_9017" name="_ftnref6_9017">[6]</a>. Sungguh, Allah Maha Pengampun<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_9017" name="_ftnref7_9017">[7]</a> lagi Maha Mensyukuri<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_9017" name="_ftnref8_9017">[8]</a>. <p align="justify">24. Ataukah mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_9017" name="_ftnref9_9017">[9]</a> mengatakan, " Dia (Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_9017" name="_ftnref10_9017">[10]</a>.” Sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia kunci hatimu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_9017" name="_ftnref11_9017">[11]</a>. Dan Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan kalimat-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_9017" name="_ftnref12_9017">[12]</a>. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_9017" name="_ftnref13_9017">[13]</a>. <p align="justify">25. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_9017" name="_ftnref14_9017">[14]</a>Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_9017" name="_ftnref15_9017">[15]</a> <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_9017" name="_ftnref16_9017">[16]</a>dan mengetahui apa yang kamu kerjakan, <p align="justify">26. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_9017" name="_ftnref17_9017">[17]</a>Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_9017" name="_ftnref18_9017">[18]</a> serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang yang ingkar akan mendapat azab yang sangat keras<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_9017" name="_ftnref19_9017">[19]</a>. </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 27-31: Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang membagi rezeki kepada hamba-hamba-Nya sesuai maslahat hamba, luasnya rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan peringatan terhadap maksiat.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الأرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ (٢٧) وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ (٢٨) وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَثَّ فِيهِمَا مِنْ دَابَّةٍ وَهُوَ عَلَى جَمْعِهِمْ إِذَا يَشَاءُ قَدِيرٌ (٢٩) وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ (٣٠) وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا نَصِيرٍ (٣١)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 27-31</u></strong> <p align="justify">27. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_9017" name="_ftnref20_9017">[20]</a> <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_9017" name="_ftnref21_9017">[21]</a>Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_9017" name="_ftnref22_9017">[22]</a>, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_9017" name="_ftnref23_9017">[23]</a>. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_9017" name="_ftnref24_9017">[24]</a>. <p align="justify">28. Dan Dialah yang menurunkan hujan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_9017" name="_ftnref25_9017">[25]</a> setelah mereka berputus asa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_9017" name="_ftnref26_9017">[26]</a> dan menyebarkan rahmat-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_9017" name="_ftnref27_9017">[27]</a>. Dan Dialah Yang Maha Pelindung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_9017" name="_ftnref28_9017">[28]</a> lagi Maha Terpuji<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_9017" name="_ftnref29_9017">[29]</a>. <p align="justify">29. Dan di antara tanda-tanda(kebesaran)-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_9017" name="_ftnref30_9017">[30]</a> adalah penciptaan langit dan bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_9017" name="_ftnref31_9017">[31]</a> dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_9017" name="_ftnref32_9017">[32]</a>. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_9017" name="_ftnref33_9017">[33]</a> apabila Dia kehendaki. <p align="justify">30. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn34_9017" name="_ftnref34_9017">[34]</a>Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn35_9017" name="_ftnref35_9017">[35]</a>, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). <p align="justify">31. Dan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn36_9017" name="_ftnref36_9017">[36]</a> tidak dapat melepaskan diri (dari siksaan Allah) di bumi<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn37_9017" name="_ftnref37_9017">[37]</a>, dan kamu tidak memperoleh pelindung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn38_9017" name="_ftnref38_9017">[38]</a> atau penolong<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn39_9017" name="_ftnref39_9017">[39]</a> selain Allah. <p align="justify"><b>Ayat 32-35: Ayat-ayat Allah dan kekuasaan-Nya tampak terlihat di langit dan di bumi.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالأعْلامِ (٣٢) إِنْ يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَى ظَهْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (٣٣) أَوْ يُوبِقْهُنَّ بِمَا كَسَبُوا وَيَعْفُ عَنْ كَثِيرٍ (٣٤)وَيَعْلَمَ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِنَا مَا لَهُمْ مِنْ مَحِيصٍ (٣٥)</font></font></span> <p align="justify"> <strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 32-35</u></strong> <p align="justify">32. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn40_9017" name="_ftnref40_9017">[40]</a> ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn41_9017" name="_ftnref41_9017">[41]</a>. <p align="justify">33. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn42_9017" name="_ftnref42_9017">[42]</a>Jika Dia menghendaki, Dia akan menghentikan angin<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn43_9017" name="_ftnref43_9017">[43]</a>, sehingga jadilah (kapal-kapal) itu terhenti di permukaan laut. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang selalu bersabar dan banyak bersyukur<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn44_9017" name="_ftnref44_9017">[44]</a>, <p align="justify">34. atau (Dia akan) menghancurkan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn45_9017" name="_ftnref45_9017">[45]</a> kapal-kapal itu karena perbuatan (dosa) mereka, dan Dia memaafkan banyak (dari mereka), <p align="justify">35. dan agar orang-orang yang membantah ayat-ayat Kami<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn46_9017" name="_ftnref46_9017">[46]</a> mengetahui bahwa mereka tidak akan memperoleh jalan ke luar (dari siksaan). <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_9017" name="_ftn1_9017">[1]</a> Yakni kabar gembira yang besar ini merupakan kabar gembira yang paling besar secara mutlak yang diberitakan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang melalui tangan manusia paling utama (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh, di mana yang diberitakan itu merupakan cita-cita yang paling besar, sedangkan wasilah (sarana) yang menyampaikan ke sana adalah wasilah yang paling utama. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_9017" name="_ftn2_9017">[2]</a> Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abdul Malik bin Maisarah ia berkata: Aku mendengar Thawus berkata, “Ibnu Abbas ditanya tentang ayat ini, “<i>Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.</i>” Ia (Thawus) berkata, “Sa’id bin Jubair berkata, “(Yaitu) hubungan kekeluargaan dengan Muhammad.” Kemudian Ibnu Abbas berkata, “Engkau terburu-buru, sesungguhnya tidak ada satu pun marga dari marga-marga Quraisy kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mempunyai hubungan kekerabatan dengan mereka, lalu ia berkata, “<i>Kecuali kamu menyambung hubungan kekerabatan antara aku dengan kamu.”</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_9017" name="_ftn3_9017">[3]</a> Yakni atas penyampaian Al Qur’an ini kepadamu dan ajakan kepada hukum-hukumnya. Aku tidak menginginkan hartamu dan berkuasa atas kamu serta kesenangan lainnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_9017" name="_ftn4_9017">[4]</a> Bisa maksudnya, aku tidak meminta kepadamu selain satu imbalan yang diperuntukkan buat kamu dan manfaatnya kembalinya kepadamu, yaitu agar kamu mencintaiku karena hubungan kekerabatan, yakni kasih sayang tambahan setelah kasih sayang karena iman, karena kasih sayang dan cinta karena beriman kepada rasul serta mendahulukannya di atas semua kecintaan -setelah cinta kepada Allah- adalah wajib bagi setiap muslim. Mereka itu diminta lebih dari itu, yaitu agar mereka mencintai Beliau karena hubungan kekerabatan, karena Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam telah langsung mendakwahkan kepada orang yang paling dekat kerabatnya dengan Beliau, bahkan sampai disebutkan bahwa tidak ada satu pun dari kabilah Quraisy kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki hubungan kekerabatan kepadanya. Bisa juga maksudnya, bahwa yang Beliau minta adalah kecintaan kepada Allah yang benar yang diiringi dengan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan mencari sarana untuk taat kepada-Nya yang menunjukkan benarnya kecintaannya. Kedua kemungkinan ini menunjukkan bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak meminta upah selain sesuatu yang kembalinya buat mereka dan hal ini sesungguhnya bukanlah upah, bahkan merupakan imbalan Beliau kepada mereka. <p align="justify">Pengecualian dalam ayat di atas disebut istitsna’ munqathi’ (pengecualian yang memutuskan dengan sebelumnya) seperti ucapan seseorang, “<i>Fulan tidak punya dosa kepadamu selain perbuatan ihsannya kepadamu.</i>” <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_9017" name="_ftn5_9017">[5]</a> Seperti shalat, zakat, puasa, haji atau berbuat ihsan kepada orang lain. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_9017" name="_ftn6_9017">[6]</a> Yaitu Allah akan lapangkan dadanya, memudahkan urusannya, menjadi sebab diberi taufiq kepada amalan yang lain, bertambah amalnya, tinggi derajatnya baik di sisi Allah maupun di sisi makhluk-Nya serta memperoleh pahala cepat atau lambat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_9017" name="_ftn7_9017">[7]</a> Terhadap dosa-dosa meskipun besar dan banyak ketika seseorang bertobat darinya. Dengan ampunan-Nya maka diampuni dosa-dosa dan ditutup semua aib. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_9017" name="_ftn8_9017">[8]</a> Amal yang dikerjakan hamba dengan menerima kebaikannya meskipun sedikit dan melipatgandakannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_9017" name="_ftn9_9017">[9]</a> Yang mendustakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_9017" name="_ftn10_9017">[10]</a> Karena menisbatkan Al Qur’an kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, padahal mereka mengetahui kejujuran dan amanahnya, lalu mengapa mereka berani menuduh Beliau berdusta. Tuduhan tersebut sebenarnya juga mencacatkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena Allah yang memberikan kesempatan kepada Beliau untuk mengemban dakwah yang agung ini, menyuarakannya dan menisbatkannya kepada-Nya, dan Dia memperkuat Beliau dengan mukjizat yang nyata dan dalil-dalil yang kuat, ditambah dengan pertolongan-Nya yang jelas dan keberhasilan mengalahkan musuhnya, padahal Allah Subhaanahu wa Ta'aala berkuasa memutuskan dakwah ini dari dasarnya, yaitu dengan mengunci hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sehingga Beliau tidak dapat menerima apa-apa dan tidak lagi dimasuki oleh kebaikan. Jika hati sudah dikunci maka perkara apa pun terhenti. Ini merupakan dalil yang qath’i benarnya apa yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan persaksian dari Allah yang paling kuat terhadap aa yang Beliau ucapkan, dan bahwa tidak ada persaksian yang lebih besar daripada ini. Oleh karena itulah, termasuk hikmah, rahmat dan sunnah-Nya yang berjalan di alam semesta ini adalah Dia menghapuskan kebatilan dan menyingkirkannya meskipun terkadang kebatilan dalam suatu waktu memiliki sedikit kekuatan, namun akhirnya akan binasa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_9017" name="_ftn11_9017">[11]</a> Untuk bersabar terhadap gangguan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_9017" name="_ftn12_9017">[12]</a> Baik kalimat-Nya di alam semesta yang tidak dapat dirubah dan diganti, janji-Nya yang benar, kalimat agama-Nya yang mewujudkan apa yang disyariatkan-Nya berupa kebenaran, mengokohkannya di hati serta menerangi ulul albab (orang-orang yang berakal). Sehingga termasuk penguatan-Nya terhadap yang hak adalah Dia adakan kebatilan untuk melawannya, jika kebatilan melawannya, maka kebenaran menyerangnya dengan bukti dan keterangannya, sehingga dari cahaya dan petunjuknya kalahlah yang batil itu dan tampak jelas kebatilannya oleh semua orang dan kebenaran semakin jelas bagi setiap orang. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_9017" name="_ftn13_9017">[13]</a> Yakni yang ada di dalamnya dan sifat yang melekat padanya baik atau buruk, yang disembunyikan maupun yang ditampakkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_9017" name="_ftn14_9017">[14]</a> Ayat ini menerangkan sempurnanya kemurahan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, luasnya pemberian-Nya dan sempurnanya kelembutan-Nya; Dia menerima tobat yang muncul dari hamba-hamba-Nya saat mereka mencabut dosa mereka dan menyesalinya serta berazam untuk tidak mengulanginya jika maksud mereka adalah mencari keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala tetap menerimanya meskipun telah sempurna sebab seseorang binasa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_9017" name="_ftn15_9017">[15]</a> Yakni menghapusnya dan menghapus pengaruhnya, seperti aib dan hukuman yang menghendakinya, dan orang yang bertobat di sisi-Nya menjadi mulia seakan-akan dia tidak pernah mengerjakan kejahatan pun, Dia juga mencintainya dan memberinya taufik kepada sesuatu yang mendekatkan kepada-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_9017" name="_ftn16_9017">[16]</a> OIeh karena tobat terkadang sempurna karena sempurnanya keikhlasan dan kejujurannya, namun bisa saja berkurang ketika kurang ikhlas dan jujur, bahkan bisa saja sia-sia jika maksudnya untuk memperoleh tujuan duniawi, dan karena hal itu terletak di hati dimana tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, maka Dia tutup ayat ini dengan firman-Nya, “<i>dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,</i> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_9017" name="_ftn17_9017">[17]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengajak semua hamba-hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya dan tobat terhadap kelalaiannya, maka terbagilah mereka kepada dua golongan; golongan yang mengikuti yaitu orang-orang yang beriman dan golongan yang tidak mau mengikuti, yaitu orang-orang yang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_9017" name="_ftn18_9017">[18]</a> Maksudnya orang-orang yang beriman memenuhi ajakan Tuhan mereka saat mengajak mereka kepada-Nya, tunduk kepada-Nya dan mendatangi seruan-Nya, karena iman dan amal saleh yang ada pada mereka membawa mereka kepadanya. Ketika mereka mau mengikuti, maka Allah mensyukuri mereka dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Dia tambahkan kepada mereka pula karunia, taufiq dan semangat untuk beramal serta menambahkan kelipatannya dalam hal pahala melebihi hal yang seharusnya diperoleh amal mereka berupa pahala dan keberuntungan yang besar. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_9017" name="_ftn19_9017">[19]</a> Adapun orang-orang yang tidak mau memenuhi panggilan Allah, yaitu mereka yang tetap membangkang yang kafir kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, maka mereka mendapatkan azab yang keras di dunia dan di akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_9017" name="_ftn20_9017">[20]</a> Ibnu Jarir meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada ‘Amr bin Harrits dan lainnya, bahwa mereka berkata, “Ayat ini turun berkenaan dengan penduduk Shuffah (serambi masjid), “<i>Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki.</i>” Hal itu karena mereka mengatakan, “Kalau sekiranya kamu punya…dst.” Mereka berangan-angan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_9017" name="_ftn21_9017">[21]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan, bahwa di antara kelembutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya adalah Dia tidak melapangkan rezeki kepada mereka yang dapat membahayakan agama mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_9017" name="_ftn22_9017">[22]</a> Yakni tentu akan lalai dari menaati Allah, mendatangi kesenangan dunia, sehingga hidup mereka penuh dengan memenuhi hawa nafsu meskipun sebagai kemaksiatan dan kezaliman. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_9017" name="_ftn23_9017">[23]</a> Yakni sesuai kelembutan dan kebijaksanaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_9017" name="_ftn24_9017">[24]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberi mereka rezeki yang Dia pilih yang di sana terdapat kebaikan bagi mereka, Dia lebih tahu dalam hal itu, sehingga Dia memberikan kekayaan orang yang berhak mendapatkannya dan membuat fakir orang yang berhak mendapatkannya. Jika kekayaan memperbaiki imannya, maka Dia memberikannya, tetapi jika kekayaan malah merusaknya, maka Dia berikan kefakiran. Demikian pula jika kesehatan memperbaiki imannya, maka Dia memberikannya dan jika sakit yang memperbaiki imannya, maka Dia berikan sakit. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_9017" name="_ftn25_9017">[25]</a> Yakni hujan yang deras yang mengenai negeri dan penduduknya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_9017" name="_ftn26_9017">[26]</a> Seyelah mereka mengira bahwa hujan tidak akan turun kepada mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_9017" name="_ftn27_9017">[27]</a> Seperti dikeluarkan-Nya makanan untuk mereka dan hewan ternak mereka, sehingga mereka bergembira dengannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_9017" name="_ftn28_9017">[28]</a> Yakni yang mengurus hamba-hamba-Nya dengan berbagai pengurusan, Dia mengurus maslahat agama mereka maupun dunia mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_9017" name="_ftn29_9017">[29]</a> Dalam pengurusan-Nya dan pengarahan-Nya. Demikian pula Maha Terpuji karena kesempurnaan-Nya dan karena Dia melimpahkan berbagai karunia kepada hamba-hamba-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_9017" name="_ftn30_9017">[30]</a> Yakni termasuk dalil yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang besar dan bahwa Dia akan menghidupkan orang yang telah mati setelah matinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_9017" name="_ftn31_9017">[31]</a> Dengan keadaannya yang luas dan besar yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan luas-Nya kerajaan-Nya. Apa yang tampak pada keduanya berupa kerapihan dan keindahan menunjukkan kebijaksanaan-Nya. Demikian pula apa yang ada pada keduanya berupa berbagai manfaat dan maslahat menunjukkan rahmat-Nya, dan bahwa hal itu menunjukkan bahwa Dia berhak ditujukan berbagai ibadah, dan bahwa peribadahan kepada selain-Nya adalah batil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_9017" name="_ftn32_9017">[32]</a> Sebagai maslahat dan manfaat bagi hamba-hamba-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_9017" name="_ftn33_9017">[33]</a> Setelah mereka mati di padang mahsyar pada hari Kiamat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref34_9017" name="_ftn34_9017">[34]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa tidaklah Dia menimpakan musibah pada badan mereka, harta mereka, dan anak-anak mereka dan apa saja yang mereka cintai, dimana mereka sangat mencintainya kecuali disebabkan perbuatan tangan mereka, yaitu karena mereka melakukan berbagai maksiat, namun Allah lebih banyak memaafkan, karena Dia tidak menzalimi hamba-hamba-Nya, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, Dia berfirman, “<i>Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.</i>” (Terj. Fathir: 45) Dan penundaan itu bukanlah berarti meremehkan atau karena lemah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref35_9017" name="_ftn35_9017">[35]</a> Digunakan kata tangan, karena kebanyakan tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan tangannya. Musibah bagi orang-orang yang berdosa adalah untuk menghapuskan dosa-dosa mereka, adapun bagi orang yang tidak berdosa, maka untuk meninggikan derajat mereka di surga. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref36_9017" name="_ftn36_9017">[36]</a> Wahai kaum musyrik. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref37_9017" name="_ftn37_9017">[37]</a> Yani kamu tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah terhadapmu, bahkan kamu semua adalah lemah, dan kamu tidak dapat menolak apa yang Allah tetapkan untukmu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref38_9017" name="_ftn38_9017">[38]</a> Sehingga kamu memperoleh manfaat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref39_9017" name="_ftn39_9017">[39]</a> Yang menghindarkan bahaya darimu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref40_9017" name="_ftn40_9017">[40]</a> Yakni di antara dalil yang menunjukkan rahmat dan perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref41_9017" name="_ftn41_9017">[41]</a> Allah menundukkan lautan untuk kapal itu, menjaganya dari gelombang yang besar dan menjadikan kapal itu dapat membawamu dan membawa barang-barangmu yang banyak ke negeri dan daerah yang jauh serta menundukkan semua sebab yang dapat membantu hal itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref42_9017" name="_ftn42_9017">[42]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan tentang sebab-sebab itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref43_9017" name="_ftn43_9017">[43]</a> Dimana dengan angin kapal mereka dapat berjalan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref44_9017" name="_ftn44_9017">[44]</a> Orang itu adalah orang mukmin, di mana ia bersabar saat menerima musibah dan terhadap hal yang memberatkan dirinya, seperti rasa lelah ketika menjalankan ketaatan, menolak segala yang mengajak kepada maksiat serta menahan dirinya agar tidak keluh kesah. Demikian pula ia bersyukur saat memperoleh kelapangan dan saat mendapatkan nikmat; dia mengakui nikmat Tuhannya dan tunduk kepada-Nya serta mengalihkan nikmat-nikmat itu untuk mencari keridhaan-Nya. Orang inilah yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah. Adapun orang yang tidak bersabar dan bersyukur, maka ia tetap saja berpaling atau membangkang dan tidak mendapatkan manfaat dari ayat-ayat-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref45_9017" name="_ftn45_9017">[45]</a> Yakni dengan menenggelamkannya dan membinasakannya, akan tetapi Dia Maha Penyantun dan banyak memaafkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref46_9017" name="_ftn46_9017">[46]</a> Dengan kebatilan mereka.</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-16197743175222083122013-04-07T12:01:00.001-07:002013-04-07T12:01:18.748-07:00Tafsir Asy Syuura Ayat 13-22<p align="justify"><b>Ayat 13-15: Semua rasul mengajak untuk menyembah Allah yang Maha Esa, perintah untuk bersatu dan larangan berpecah belah dan pentingnya beristiqamah di atas agama.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ (١٣) وَمَا تَفَرَّقُوا إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ (١٤) فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لأعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (١٥)</font></font></span> <p align="justify"><b></b> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 13-15</u></strong> <p align="justify">13. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn1_2717" name="_ftnref1_2717">[1]</a>Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu, tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn2_2717" name="_ftnref2_2717">[2]</a> dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn3_2717" name="_ftnref3_2717">[3]</a>. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn4_2717" name="_ftnref4_2717">[4]</a>. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn5_2717" name="_ftnref5_2717">[5]</a> dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn6_2717" name="_ftnref6_2717">[6]</a>. <p align="justify">14. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn7_2717" name="_ftnref7_2717">[7]</a>Dan mereka tidak berpecah belah, kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan para nabi), karena kedengkian antara sesama mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn8_2717" name="_ftnref8_2717">[8]</a>. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn9_2717" name="_ftnref9_2717">[9]</a>, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn10_2717" name="_ftnref10_2717">[10]</a>. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn11_2717" name="_ftnref11_2717">[11]</a>, benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang kitab (Al Qur’an) itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn12_2717" name="_ftnref12_2717">[12]</a>. <p align="justify">15. Karena itu serulah (mereka beriman)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn13_2717" name="_ftnref13_2717">[13]</a> dan tetaplah (beriman dan berdakwah)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn14_2717" name="_ftnref14_2717">[14]</a> sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn15_2717" name="_ftnref15_2717">[15]</a> dan katakanlah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn16_2717" name="_ftnref16_2717">[16]</a>, "Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn17_2717" name="_ftnref17_2717">[17]</a> dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn18_2717" name="_ftnref18_2717">[18]</a>. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn19_2717" name="_ftnref19_2717">[19]</a>. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn20_2717" name="_ftnref20_2717">[20]</a>. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn21_2717" name="_ftnref21_2717">[21]</a>, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn22_2717" name="_ftnref22_2717">[22]</a>.” </p> <a name='more'></a> <p align="justify"> <p align="justify"><b>Ayat 16-19: Al Qur’an adalah kebenaran, syariat Allah Subhaanahu wa Ta'aala adalah timbangan kebenaran terhadap amal, kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya dan bahwa di Tangan-Nya rezeki hamba-hamba-Nya.</b> <p align="right"><span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">وَالَّذِينَ يُحَاجُّونَ فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا اسْتُجِيبَ لَهُ حُجَّتُهُمْ دَاحِضَةٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ (١٦) اللَّهُ الَّذِي أَنْزَلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ وَالْمِيزَانَ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيبٌ (١٧)يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِهَا وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ أَلا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلالٍ بَعِيدٍ (١٨) اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (١٩)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 16-19</u></strong> <p align="justify">16. Dan orang-orang yang berbantah-bantah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn23_2717" name="_ftnref23_2717">[23]</a> tentang (agama) Allah setelah (agama itu) diterima<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn24_2717" name="_ftnref24_2717">[24]</a>, perbantahan mereka itu sia-sia di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapat kemurkaan (Allah)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn25_2717" name="_ftnref25_2717">[25]</a> dan mereka mendapat azab yang sangat keras<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn26_2717" name="_ftnref26_2717">[26]</a>. <p align="justify">17. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn27_2717" name="_ftnref27_2717">[27]</a>Allah yang menurunkan kitab (Al Qur’an) dengan (membawa) kebenaran dan neraca (keadilan)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn28_2717" name="_ftnref28_2717">[28]</a>. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn29_2717" name="_ftnref29_2717">[29]</a>Dan tahukah kamu, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat? <p align="justify">18. Orang-orang yang tidak beriman kepada hari Kiamat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn30_2717" name="_ftnref30_2717">[30]</a> meminta agar hari itu segera terjadi dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn31_2717" name="_ftnref31_2717">[31]</a> dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn32_2717" name="_ftnref32_2717">[32]</a>. <p align="justify">19. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn33_2717" name="_ftnref33_2717">[33]</a>Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang Dia kehendaki, dan Dia Mahakuat lagi Mahaperkasa<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn34_2717" name="_ftnref34_2717">[34]</a>. <p align="justify"><b>Ayat 20-22: Allah memberikan pembalasan kepada amal seseorang menurut niatnya, orang yang beramal untuk akhirat dan balasannya dan orang yang tertipu dengan dunia serta bagian yang diperolehnya dari dunia, penghinaan terhadap orang-orang kafir dengan azab yang akan mereka terima dan kabar gembira kepada orang-orang mukmin dengan surga.</b> <p align="justify"><b></b> <p align="right"> <span style="text-align: left; line-height: 28pt; font-family: ; color: ; mso-ascii-font-family: calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-fareast-font-family: calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-font-family: calibri; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-ansi-language: en-us; mso-fareast-language: en-us; mso-bidi-language: ar-sa" dir="rtl" lang="AR-SA"><font face="Traditional Arabic"><font style="font-size: 24pt" color="#003300">مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ (٢٠) أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢١) تَرَى الظَّالِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا كَسَبُوا وَهُوَ وَاقِعٌ بِهِمْ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي رَوْضَاتِ الْجَنَّاتِ لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (٢٢)</font></font></span> <p align="justify"><strong><u>Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 20-22</u></strong> <p align="justify">20. Barang siapa yang menghendaki keuntungan (pahala) di akhirat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn35_2717" name="_ftnref35_2717">[35]</a> akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn36_2717" name="_ftnref36_2717">[36]</a> dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn37_2717" name="_ftnref37_2717">[37]</a> Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia)<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn38_2717" name="_ftnref38_2717">[38]</a> tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn39_2717" name="_ftnref39_2717">[39]</a>. <p align="justify">21. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn40_2717" name="_ftnref40_2717">[40]</a>Apakah mereka mempunyai sembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridhai) Allah<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn41_2717" name="_ftnref41_2717">[41]</a>? Sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn42_2717" name="_ftnref42_2717">[42]</a>. Dan sungguh, orang-orang zalim itu<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn43_2717" name="_ftnref43_2717">[43]</a> akan mendapat azab yang sangat pedih<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn44_2717" name="_ftnref44_2717">[44]</a>. <p align="justify">22. <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn45_2717" name="_ftnref45_2717">[45]</a>Kamu akan melihat orang-orang zalim<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn46_2717" name="_ftnref46_2717">[46]</a> itu sangat ketakutan karena (kejahatan-kejahatan) yang telah mereka lakukan, <a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn47_2717" name="_ftnref47_2717">[47]</a>dan (azab) menimpa mereka. Dan orang-orang yang beriman<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn48_2717" name="_ftnref48_2717">[48]</a> dan mengerjakan kebajikan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn49_2717" name="_ftnref49_2717">[49]</a> (berada) di dalam taman-taman surga<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn50_2717" name="_ftnref50_2717">[50]</a>, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn51_2717" name="_ftnref51_2717">[51]</a>. Yang demikian itu adalah karunia yang besar<a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftn52_2717" name="_ftnref52_2717">[52]</a>. <div align="justify"> <hr align="left" size="1" width="33%"> </div> <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref1_2717" name="_ftn1_2717">[1]</a> Ayat ini menerangkan nikmat yang paling besar yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu mensyariatkan untuk mereka agama terbaik dan paling utama, paling mulia dan paling suci, yaitu agama Islam, dimana Allah mensyariatkan agama itu kepada hamba-hamba pilihan-Nya bahkan makhluk terbaik dan paling tinggi derajatnya, yaitu para rasul ulul ‘azmi yang disebutkan dalam ayat ini. Kalau bukan karena agama Islam, maka tidak ada seorang pun di antara makhluk menjadi makhluk yang tinggi. Dengan demikian, agama Islam merupakan ruh kebahagiaan, poros kesempurnaan, dimana hal itu terkandung dalam kitab yang mulia ini; dimana yang diserukannya adalah tauhid, amal, akhlak dan adab. <p align="justify">Ayat ini menunjukkan bahwa agama para nabi adalah agama tauhid (Islam) meskipun syariatnya berbeda-beda sesuai dengan kondisi umat pada waktu itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref2_2717" name="_ftn2_2717">[2]</a> Yang dimaksud dengan menegakkan agama Islam di sini adalah mengesakan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta menaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya atau menegakkan semua syariat baik yang ushul (dasar) maupun yang furu’ (cabang), yaitu kamu menegakkannya oleh dirimu dan berusaha menegakkannya juga pada selain dirimu serta saling bantu-membantu di atas kebaikan dan takwa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref3_2717" name="_ftn3_2717">[3]</a> Agar agama dapat tegak secara sempurna. Termasuk di antara sarana berkumpul di atas agama dan tidak berpecah adalah apa yang diperintahkan syari’ (Allah dan Rasul-Nya) untuk berkumpul di waktu haji, pada hari raya, shalat Jum’at dan jamaah, berjihad dan ibadah-ibadah lainnya yang tidak mungkin sempurna kecuali dengan berkumpul bersama dan tidak berpecah belah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref4_2717" name="_ftn4_2717">[4]</a> Jangankan mengikuti, disebut nama Allah saja mereka tidak suka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref5_2717" name="_ftn5_2717">[5]</a> Allah memilih di antara makhluk-Nya orang yang Dia ketahui layak dipilih untuk menerima risalah atau kewalian-Nya. Termasuk pula Dia memilih umat ini dan melebihkannya di atas seluruh umat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref6_2717" name="_ftn6_2717">[6]</a> Kembali kepada-Nya merupakan sebab dari seorang hamba yang dengannya ia memperoleh hidayah Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Dengan demikian baiknya niat seorang hamba dan berusaha memperoleh hidayah termasuk sebab untuk dimudahkan kepada hidayah Allah, sebagaimana firman-Nya, <i>“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, …dst</i>.” (Terj. Al Ma’idah: 16). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref7_2717" name="_ftn7_2717">[7]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan agar kaum muslimin berkumpul di atas agama mereka serta melarang mereka berpecah belah, maka Dia memberitahukan kepada mereka agar jangan tertipu hanya karena Allah telah menurunkan kitab kepada mereka, karena Ahli Kitab sebelumnya tidaklah berpecah belah sampai Allah menurunkan juga kitab kepada mereka yang menghendaki mereka untuk bersatu, namun ternyata mereka mengerjakan kebalikan dari apa yang diperintahkan dalam kitab tersebut. Hal itu terjadi karena kedengkian di antara mereka; mereka saling benci membenci dan saling dengki-mendengki sehingga terjadilah perpecahan, oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati agar tidak seperti mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref8_2717" name="_ftn8_2717">[8]</a> Maksudnya, orang-orang yang beragama atau Ahli Kitab tidaklah berpecah belah dalam hal agama, kecuali setelah nyata kebenaran, namun mereka pun tetap berpecah belah. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref9_2717" name="_ftn9_2717">[9]</a> Yaitu hari Kiamat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref10_2717" name="_ftn10_2717">[10]</a> Dengan mengazab mereka di dunia, akan tetapi kebijaksanaan dan santun-Nya menghendaki untuk menunda azab dari mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref11_2717" name="_ftn11_2717">[11]</a> Yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref12_2717" name="_ftn12_2717">[12]</a> Yakni benar-benar berada dalam kesamaran yang besar yang menjatuhkan ke dalam perselisihan, dimana pendahulu mereka berselisih baik karena dengki maupun karena sikap membangkang. Generasi setelah mereka juga berselisih karena ragu-ragu, dan semuanya sama-sama dalam perselisihan yang tercela. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref13_2717" name="_ftn13_2717">[13]</a> Yakni kepada agama yang lurus dan agama yang benar, dimana Al Qur’an Allah turunkan membawanya dan para rasul diutus Allah dengan membawanya. Oleh karena itu, serulah umatmu kepadanya dan dorong mereka kepadanya serta berjihadlah melawan orang-orang yang tidak menerimanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref14_2717" name="_ftn14_2717">[14]</a> Maksudnya, tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah. Atau tetaplah sesuai perintah Allah, tidak meremehkan dan tidak berlebihan, bahkan di atas perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan konsisten di atasnya. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menyempurnakan dirinya dengan tetap istiqamah dan menyempurnakan orang lain dengan berdakwah kepadanya. Sudah menjadi maklum perintah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi perintah pula untuk umatnya jika tidak ada takhshis(pengkhusus)nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref15_2717" name="_ftn15_2717">[15]</a> Yakni hawa nafsu orang-orang yang menyimpang dari agama seperti orang-orang kafir dan munafik, bisa dengan mengikuti sebagian agama mereka, meninggalkan dakwah, dan tidak istiqamah. Karena sesungguhnya, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu datang kepadamu, maka engkau akan menjadi orang-orang yang zalim. Dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidak berfirman, “<i>Dan janganlah kamu mengikuti agama mereka.</i>” Karena hakikat agama mereka adalah apa yang Allah syariatkan untuk mereka, yaitu agama para rasul, akan tetapi mereka tidak mengikutinya, bahkan mereka mengikuti hawa nafsu mereka dan menjadikan agama mereka sebagai bahan permainan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref16_2717" name="_ftn16_2717">[16]</a> Ketika berdebat dengan mereka. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref17_2717" name="_ftn17_2717">[17]</a> Yakni hendaknya perdebatan mereka didasari atas asas yang besar ini, dimana hal ini menunjukkan kemuliaan Islam, keagungannya, dan pengawasannya terhadap semua agama. Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa Ahli Kitab jika mereka mengajak berdebat atas dasar beriman kepada sebagian kitab atau sebagian rasul, maka tidak diterima, karena kitab yang mereka serukan kepadanya dan rasul yang mereka menisbatkan diri kepadanya mensyaratkan harus membenarkan semua kitab dan semua rasul. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref18_2717" name="_ftn18_2717">[18]</a> Yakni dalam memberikan keputusan terhadap hal yang kamu perselisihkan. Oleh karena itu, wahai Ahli Kitab! Janganlah kebencian dan permusuhanmu menghalangimu untuk berbuat adil terhadap kami. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref19_2717" name="_ftn19_2717">[19]</a> Yakni Tuhan kita semuanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref20_2717" name="_ftn20_2717">[20]</a> Masing-masing dibalas sesuai amalnya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref21_2717" name="_ftn21_2717">[21]</a> Maksudnya, setelah jelas hakikatnya, kebenaran daripada kebatilan juga menjadi jelas, petunjuk daripada kesesatan juga menjadi jelas, maka tidak ada lagi perdebatan, karena maksud dari perdebatan adalah adalah menerangkan yang hak dari yang batil agar orang yang cerdas mendapat petunjuk dan agar hujjah tegak kepada orang-orang yang sesat, namun hal ini bukanlah berarti bahwa Ahli Kitab tidak didebat, tetapi maksudnya seperti tadi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref22_2717" name="_ftn22_2717">[22]</a> Yakni pada hari Kiamat, lalu Dia membalas masing-masing sesuai amalnya dan ketika itu jelaslah yang benar daripada yang dusta. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref23_2717" name="_ftn23_2717">[23]</a> Hal ini menguatkan firman-Nya di ayat sebelumnya, “<i>Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu.</i>” Di ayat ini Allah memberitahukan bahwa orang-orang yang membantah agama Allah dengan hujjah-hujjah yang batil serta syubhat yang bertentangan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref24_2717" name="_ftn24_2717">[24]</a> Oleh orang-orang yang berakal setelah Allah menerangkan kepada mereka ayat-ayat yang qath’i (pasti) dan hujjah yang jelas, maka mereka yang mendebat kebenaran setelah jelas seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi, hujjahnya batal dan tertolak di sisi Tuhan mereka, karena mengandung penolakan terhadap yang hak, sedangkan segala sesuatu yang menyelisihi yang hak adalah batil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref25_2717" name="_ftn25_2717">[25]</a> Karena kedurhakaan mereka dan berpalingnya mereka dari hujjah-hujjah Allah serta bukti-buktinya dan karena mereka mendustakannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref26_2717" name="_ftn26_2717">[26]</a> Itu merupakan atsar (bekas) dari kemurkaan Allah kepada mereka. Inilah hukuman bagi setiap orang yang mendebat yang hak dengan yang batil. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref27_2717" name="_ftn27_2717">[27]</a> Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa hujjah-hujah-Nya begitu jelas dan terang, dimana hujjah-Nya diterima oleh orang yang memiliki kebaikan, maka Allah menyebutkan dasar dan kaidahnya, bahkan merupakan semua hujjah yang Allah sampaikan kepada hamba. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref28_2717" name="_ftn28_2717">[28]</a> Kitab di sini adalah Al Qur’an. Ia turun dengan membawa kebenaran, mengandung kebenaran, kejujuran dan keyakinan. Semuanya adalah ayat-ayat yang jelas, dalil yang terang terhadap semua tuntutan ilahi dan keyakinan dalam beragama, maka Al Qur’an datang dengan membawa masalah yang paling baik dan dalil yang paling jelas. Adapun neraca, maka maksudnya keadilan dan memandang dengan qiyas yang shahih dan akal yang kuat. Termasuk ke dalam neraca yang Allah turunkan dan letakkan di antara hamba-hamba-Nya adalah semua dalil ‘aqli (akal), baik ayat-ayat yang ada di ufuk maupun yang ada pada diri manusia, memandang dari sisi syar’i, munasabah (kesesuaian), illat (alasan-alasan), hukum-hukum dan hikmah-hikmah. Allah letakkan di antara hamba-hamba-Nya agar mereka menimbang masalah-masalah yang masih samar, mengetahui benarnya apa yang Dia beritakan kepada mereka, dan apa yang diberitakan para rasul-Nya. Oleh karena itu, apa yang berada di luar perkara ini (kitab dan neraca) yang dianggap sebagai hujjah atau dalil maka ia adalah batil dan bertentangan, dimana asasnya rusak, bangunannya roboh demikian pula cabang-cabangnya. Hal itu diketahui oleh orang yang mengetahui masalah dan pengambilannya, mengetahui perbedaan antara dalil yang rajih dengan yang kurang rajih, serta dapat membedakan antara hujjah dan syubhat. Adapun orang yang tertipu dengan ungkapan yang terkesan indah, lafaz yang dihias, bashirah(mata hati)nya tidak sampai kepada makna yang dikehendaki, maka ia tidak termasuk ke dalam orang-orang tersebut. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref29_2717" name="_ftn29_2717">[29]</a> Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menakut-nakuti orang-orang yang meminta disegerakan Kiamat lagi mengingkarinya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref30_2717" name="_ftn30_2717">[30]</a> Dengan sikap membangkang, mendustakan, dan melemahkan Tuhannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref31_2717" name="_ftn31_2717">[31]</a> Yakni takut karena keimanan mereka kepadanya, mereka tahu sesuatu yang akan terjadi pada hari itu yaitu pembalasan terhadap amal, mereka takut karena mereka kenal Tuhan mereka; mereka takut jika amal mereka tidak membahagiakan mereka dan tidak menyelamatkan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref32_2717" name="_ftn32_2717">[32]</a> Yakni setelah mereka membantahnya; membantah rasul dan para pengikutnya yang menetapkan adanya Kiamat, maka sesungguhnya mereka berada dalam pertengkaran dan permusuhan yang jauh dari kebenaran, bahkan jauh sekali. Padahal sesuatu apa yang lebih jauh dari kebenaran daripada orang-orang yang mendustakan negeri yang sebenarnya; negeri yang diciptakan untuk tetap dan kekal; negeri tempat pembalasan yang di sana Allah menampakkan keadilan dan karunia-Nya, sedangkan negeri ini (dunia) jika dibandingkan dengannya seperti orang yang mengendarai kendaraan yang beristirahat di bawah naungan pohon lalu ia pergi meninggalkannya. Negeri tersebut adalah negeri tempat berlalu dan bukan tempat menetap. Tetapi mereka malah membenarkan negeri yang akan sirna dan fana karena mereka menyaksikannya dan mendustakan negeri akhirat yang telah mutawatir diberitakan oleh kitab-kitab samawi dan para rasul yang mulia serta para pengikutnya yang merupakan makhluk paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, dan paling dalam kecerdasan dan kepintarannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref33_2717" name="_ftn33_2717">[33]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan kelembutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mengenal dan mencintai-Nya dan mencari kelembutan dan kemurahan-Nya. Kelembutan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, maknanya bahwa Dia mengetahui yang tersembunyi maupun yang rahasia, dimana Dia menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya –khususnya kaum mukmin- kepada sesuatu yang di sana terdapat kebaikan bagi mereka dari arah yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sangka. <i>Ya Allah, berikanlah kembutan-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah kelembutan-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah kelembutan-Mu kepadaku</i>. <p align="justify">Di antara kelembutan-Nya kepada hamba-Nya yang mukmin adalah Dia menunjukinya kepada kebaikan dengan petunjuk yang tidak terlintas dalam hatinya karena Dia memudahkan sebab-sebab kepadanya, seperti fitrahnya untuk mencintai yang hak, tunduk kepadanya, ilham Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada para malaikat yang mulia agar mereka mengokohkan hamba-hamba-Nya yang mukmin.dan mendorong mereka kepada kebaikan serta menaruh ke dalam hati mereka indahnya kebenaran yang mendorong mereka untuk mengikutinya. <p align="justify">Termasuk kelembutan-Nya adalah Dia memberintahkan kaum mukmin ibadah yang dilakukan secara jama’i (berjamaah), dimana dengannya niat mereka kuat dan cita-cita mereka bangkit dan terjadilah perlombaan kepada kebaikan serta mencintainya, demikian pula mengikutinya sebagian mereka kepada sebagian yang lain. <p align="justify">Termasuk kelembutan-Nya adalah Dia menetapkan kepada hamba-Nya semua sebab yang menghalanginya berbuat maksiat, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena Dia mengetahui bahwa dunia, harta dan kepemimpinan dan yang semisalnya -yang biasa dikejar oleh orang-orang yang cinta dunia-, dimana hal itu dapat memutuskan hamba-Nya dari ketaatan kepada-Nya atau membuatnya lalai dari-Nya atau membuatnya jatuh ke dalam maksiat, maka Dia palingkan hamba-Nya dan membatasi rezekinya. Oleh karena itulah Dia berfirman, “<i>Dia memberi rezeki kepada yang Dia kehendaki</i>,” sesuai hikmah (kebijaksanaan) dan kelembutan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref34_2717" name="_ftn34_2717">[34]</a> Dia memiliki kekuatan semuanya, tidak ada daya dan upaya bagi makhluk kecuali dengan pertolongan-Nya, dimana segala sesuatu tunduk kepada-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref35_2717" name="_ftn35_2717">[35]</a> Yakni pahala dan balasan-Nya, dia mengimaninya dan membenarkannya serta berusaha kepadanya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref36_2717" name="_ftn36_2717">[36]</a> Yakni satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan atau lebih, ia juga memperoleh bagian dari dunia ini. Oleh karena itu, orang yang mencari akhirat seperti orang yang menanam padi, dimana akan tumbuh pula rumput. Sedangkan orang yang mencari dunia seperti orang yang menanam rumput, tidak akan tumbuh padi. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref37_2717" name="_ftn37_2717">[37]</a> Maksudnya dunia yang menjadi tujuannya dan akhir cita-citanya, tidak mau mengejar akhiratnya, tidak mengharap pahalanya dan tidak takut siksa pada hari itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref38_2717" name="_ftn38_2717">[38]</a> Yakni Kami berikan kepadanya bagian yang telah ditetapkan untuknya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref39_2717" name="_ftn39_2717">[39]</a> Ia tidak masuk surga dan tidak memperoleh kenikmatannya, bahkan berhak masuk neraka dan memperoleh kesengsaraannya. Ayat ini sama seperti firman-Nya di ayat lain, “<i>Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.</i>--<i> Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”</i> (Terj. Huud: 15-16). <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref40_2717" name="_ftn40_2717">[40]</a> Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa kaum musyrik mengambil para sekutu, dimana mereka berwala’ (menaruh sikap setia) kepadanya, dan mereka bersama-sama dengan para sekutu itu dalam kekafiran dan amalan kufur, dari kalangan setan manusia para penyeru kekafiran. <p align="justify">Ada pula yang menafsirkan, apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan yang menetapkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref41_2717" name="_ftn41_2717">[41]</a> Seperti syirk, mengingkari kebangkitan, bid’ah, mengharamkan apa yang Allah halalkan dan menghalalkan apa yang Allah haramkan dan sebagainya sesuai hawa nafsu mereka. Padahal aturan dalam agama itu tidak boleh kecuali apa yang disyariatkan Allah Ta’ala. Dengan demikian, hukum asal dalam ibadah itu haram sampai ada dalil yang memerintahkannya dari Allah dan Rasul-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref42_2717" name="_ftn42_2717">[42]</a> Pada saat itu juga karena yang menghendaki untuk dibinasakan sudah ada, akan tetapi Dia menundanya karena santun-Nya dan karena kebijaksanaan-Nya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref43_2717" name="_ftn43_2717">[43]</a> Yakni orang-orang kafir. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref44_2717" name="_ftn44_2717">[44]</a> Di akhirat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref45_2717" name="_ftn45_2717">[45]</a> Pada hari itu. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref46_2717" name="_ftn46_2717">[46]</a> Kepada diri mereka dengan kekafiran dan kemaksiatan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref47_2717" name="_ftn47_2717">[47]</a> Oleh karena orang yang takut terhadap sesuatu yang ditakuti terkadang mendapatkan sesuatu yang ditakuti itu dan terkadang tidak, maka Allah memberitahukan, bahwa sesuatu yang ditakuti itu (azab) akan menimpa mereka. Hal itu, karena mereka telah mengerjakan sebab yang sempurna yang menghendaki mereka disiksa tanpa ada penghalang, seperti tobat atau lainnya dan telah mencapai tempat yang tidak berlaku lagi penangguhan dan penundaan. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref48_2717" name="_ftn48_2717">[48]</a> Dengan hati mereka kepada Allah, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya dan apa yang mereka bawa. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref49_2717" name="_ftn49_2717">[49]</a> Baik yang terkait dengan hati, lisan maupun anggota badan, yang wajib maupun yang sunat. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref50_2717" name="_ftn50_2717">[50]</a> Taman tersebut disandarkan ke surga, maka berarti indahnya tidak dapat terbayangkan, baik sungainya, pohon-pohonnya, burung-burungnya, suara yang terdengar di sana dan berkumpul dengan kekasih. Taman-taman tersebut semakin hari semakin bertambah indah dan eloknya, dan tidak menambah kepada penduduknya selain kerinduan kepada kenikmatannya. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref51_2717" name="_ftn51_2717">[51]</a> Apa yang mereka inginkan selalu ada dan apa yang mereka minta selalu hadir di hadapan, dimana kenikmatannya sampai tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas di hati manusia. <p align="justify"><a href="file:///C:/Users/encangirul/Documents/Islamic Corner/Tafsir Al Qur'an (baru)/#_ftnref52_2717" name="_ftn52_2717">[52]</a> Karunia apa yang lebih besar daripada mendapatkan keridhaan Allah, mendapatkan kenikmatan di dekat-Nya di tempat istimewa-Nya (surga).</p> Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.com1