Kamis, 04 April 2013

Tafsir Ath Thuur Ayat 17-28

Ayat 17-28: Kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang yang bertakwa.

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ (١٧) فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (١٨) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٩) مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ   (٢٠) وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ (٢١)وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (٢٢) يَتَنَازَعُونَ فِيهَا كَأْسًا لا لَغْوٌ فِيهَا وَلا تَأْثِيمٌ (٢٣) وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ غِلْمَانٌ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ لُؤْلُؤٌ مَكْنُونٌ (٢٤) وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (٢٥) قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ (٢٦) فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ (٢٧) إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ (٢٨)

Terjemah Surat Ath Thuur Ayat 1-16

17. [1]Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa[2] berada dalam surga[3] dan kenikmatan[4],

18. mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan Tuhan kepada mereka[5]; dan Tuhan memelihara mereka dari azab neraka[6].

19. (Dikatakan kepada mereka), "Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.”

20. Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun[7] dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah[8].

21. Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga)[9], dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. [10]Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya[11].

22. Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan[12] dan daging dari segala jenis yang mereka ingini[13].

23. (Di dalam surga itu) mereka saling

mengulurkan gelas (khamr) yang isinya tidak (menimbulkan) ucapan yang tidak berfaedah atau pun perbuatan dosa[14].

24. Dan di sekitar mereka ada anak-anak muda yang berkeliling untuk (melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan[15].

25. Dan sebagian mereka berhadap-hadapan satu sama lain saling bertegur sapa[16].

26. Mereka berkata[17], "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)[18].”

27. Maka Allah memberikan karunia kepada kami[19] dan memelihara kami dari azab neraka[20].

28. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu[21]. Dialah Yang Maha Melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang[22].”


[1] Ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan hukuman orang-orang yang mendustakan, maka Dia menyebutkan nikmat yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa agar berkumpul antara targhib dan tarhib, rasa cemas dan harap.

[2] Kepada Tuhan mereka; menjaga diri dari kemurkaan dan azab-Nya dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

[3] Jannat bisa diartikan kebun-kebun yang penuh dengan pohon-pohon yang lebat, sungai yang memancar, istana-istana dan tempat-tempat yang indah.

[4] Baik bagi hati, ruh maupun badan.

[5] Mereka merasa bangga dan senang dengannya karena kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka yang tidak bisa disifatkan.

[6] Yang demikian karena mereka mengerjakan apa yang dicintai Allah dan menjauhi apa yang dimurkai-Nya.

[7] Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyifati dipan-dipan tersebut bahwa ia tersusun yang menunjukan banyaknya, rapinya, berkumpulnya keluarganya dan senangnya mereka karena baiknya pergaulan mereka dan halusnya ucapan antara sesama mereka. Ketika kenikmatan hati, ruh maupun badan telah berkumpul pada mereka yang belum pernah terbayang berupa makanan dan minuman yang enak dan tempat duduk yang indah, tinggallah mereka bersenang-senang dengan wanita yang kesenangannya tidak sempurna tanpanya, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan bahwa untuk mereka ada istri-istri yang paling sempurna sifat, fisik dan akhlaknya. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.

[8] Wanita-wanita ini menggabung antara penampilan yang menarik dan akhlak yang utama, yang membuat orang-orang yang melihatnya tercengang karena begitu cantiknya, bahkan membuat hati melayang kepadanya karena rindunya. Mata mereka indah, dimana warna putih dan hitamnya begitu jelas.

[9] Maksudnya, anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah derajatnya sebagaimana derajat bapak-bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka di dalam surga meskipun mereka tidak mengerjakan amal mereka (bapak-bapak mereka) sebagai penghormatan dan balasan kepada bapak-bapak mereka, serta sebagai tambahan terhadap pahala mereka. Ini termasuk di antara sempurnanya kenikmatan penghuni surga. Meskipun begitu Allah tidak mengurangi amal saleh bapak-bapak mereka. Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar (Ya Allah, kami meminta surga kepada-Mu dan berlindung kepada-Mu dari neraka). Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar. Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar. Rabbanagh firlanaa wa li waalidainaa kamaa rabbayaanaa shighaaraa.

[10] Terkadang timbul anggapan, bahwa penghuni neraka juga sama, yakni Allah pertemukan mereka dan keturunannya di neraka, maka Allah memberitahukan bahwa hukum di antara kedua tempat itu (surga dan neraka) tidak sama, karena neraka adalah tempat keadilan, dan di antara keadilan Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dia tidak akan mengazab seorang pun kecuali karena dosanya. Oleh karena itu, Dia berfirman, “Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

[11] Jika baik maka dibalas dengan kebaikan, dan jika buruk maka dibalas dengan keburukan, dan seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain.

[12] Seperti anggur, delima, apel dan berbagai buah-buahan lainnya yang enak.

[13] Meskipun mereka tidak menyebutkan secara tegas permintaannya.

[14] Berbeda dengan khamr (arak) di dunia, yang menimbulkan ucapan yang sia-sia dan perbuatan dosa. Jika tidak ada ucapan yang sia-sia dan perbuatan dosa, maka yang ada adalah ucapan salam, baik dan suci, menyenangkan jiwa dan menggembirakan hati. Mereka tidak mendengar dari Tuhan mereka selain sesuatu yang menyenangkan mereka dan menunjukkan ridha dan cinta-Nya kepada mereka.

[15] Hal ini menunjukkan banyaknya kenikmatan yang mereka peroleh, luas dan sempurnanya istirahat mereka.

[16] Yakni tentang urusan dunia dan keadaannya.

[17] Menyebutkan keadaan mereka sewaktu di dunia sehingga mereka sampai ke tempat yang penuh kenikmatan itu.

[18] Yakni oleh karena rasa takut kami kepada azab, maka kami tinggalkan dosa-dosa dan kami kerjakan perintah-perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

[19] Dengan memberikan ampunan, hidayah dan taufiq kepada kami.

[20] Yaitu azab yang sangat panas.

[21] Yakni mentauhidkan-Nya. Bisa juga kata-kata “nad’uuhu” diartikan, “Kami berdoa kepada-Nya,” yakni berdoa kepada-Nya agar kami dihindarkan dari azab neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Kami selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai ibadah dan berdoa kepada-Nya di setiap waktu.

[22] Termasuk kebaikan dan rahmat-Nya kepada kami adalah Dia memberikan kepada kami keridhaan-Nya dan surga-Nya serta menghindarkan kami dari kemurkaan-Nya dan dari neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar