Minggu, 07 April 2013

Tafsir Asy Syuura Ayat 47-53

Ayat 47-50: Keutamaan memenuhi perintah Allah, kewajiban para rasul adalah menyampaikan, kerajaan adalah milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala seluruhnya, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang mengaruniakan anak laki-laki dan perempuan.

اسْتَجِيبُوا لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ (٤٧) فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُورٌ   (٤٨) لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 47-50

47. [1]Patuhilah seruan Tuhanmu[2] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).

48. Jika mereka berpaling[3], maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka[4]. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)[5]. [6]Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami dia menyambutnya dengan gembira[7]; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan[8] karena perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar), sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat)[9].

49. [10]Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,

50. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa[11].

Ayat 51-53: Cara wahyu diturunkan kepada rasul (ada yang berupa ilham, mimpi, ucapan yang didengar oleh rasul atau dengan pengutusan malaikat Jibril ‘alaihis salam) dan keutamaan Al Qur’an.

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ (٥١) وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٥٢) صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ أَلا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الأمُورُ (٥٣)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 51-53

51. [12]Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu[13] atau dari belakang tabir[14] atau dengan mengutus utusan (malaikat)[15] lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi[16] lagi Mahabijaksana[17].

52. Dan Demikianlah[18] Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al Quran)[19] dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah kitab (Al Quran) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al Quran itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami[20]. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus;

53. (yaitu) jalan Allah[21] yang milik-Nyalah[22] apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah[23].


[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk memenuhi seruan-Nya dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bersegera melakukannya dan tidak menundanya sebelum datang hari Kiamat yang jika sudah datang, maka tidak mungkin ditolak dan tidak dapat dikejar yang telah luput, dan seorang hamba pada hari itu tidak memiliki tempat berlindung untuk meloloskan diri dari Tuhannya, bahkan para malaikat telah mengepung mereka semua dari belakang dan ketika itu mereka dipanggil, “Wahai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.” (Terj. Ar Rahman: 33) Pada hari itu, manusia juga tidak mengingkari perbuatan yang dikerjakannya, bahkan kalau seandainya mereka mengingkari, maka anggota badannya akan menjadi saksi.

Dalam ayat ini terdapat celaan terhadap panjang angan-angan dan perintah memanfaatkan kesempatan untuk beramal saat ada amal saleh di hadapannya, serta tidak menundanya, karena menundanya terdapat malapetaka.

[2] Dengan tauhid dan ibadah.

[3] Dari apa yang engkau bawa setelah menerangkan secara sempurna.

[4] Yang menjaga dan menanyakan amal mereka.

[5] Oleh karena itu, ketika kamu telah mengerjakan kewajibanmu, maka Allah akan memberimu pahala, baik mereka mengikuti atau tidak, dan hisab mereka terserah kepada Allah yang menjaga amal mereka besar maupun kecil, yang tampak maupun tersembunyi.

[6] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan manusia, yaitu apabila Allah merasakan rahmat-Nya kepada mereka, seperti kesehatan, kekayaan, kedudukan, dsb.

[7] Ia merasa tenteram dengannya dan berpaling dari yang memberi nikmat.

[8] Seperti sakit, kefakiran, dsb.

[9] Yakni tabiatnya sangat kufur kepada nikmat dan berkeluh kesah terhadap keburukan yang menimpanya.

[10] Ayat ini di dalamnya terdapat berita tentang luasnya kerajaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, berlakunya tindakan-Nya pada kerajaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki, Dia mengatur semua urusan, sampai-sampai pengaturan Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena meratanya; mengena kepada makhluk terhadap sebab yang dikerjakan mereka. Nikah misalnya, ia termasuk sebab lahirnya anak, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala Dialah yang memberikan kepada mereka anak sesuai yang Dia kehendaki. Di antara makhluk-Nya ada yang Dia karuniakan anak perempuan, ada pula yang Dia karuniakan anak laki-laki, ada pula yang Dia berikan secara berpasangan dan bersamaan; anak laki-laki dan perempuan, dan di antara mereka ada pula yang Dia jadikan mandul.

[11] Dia mengetahui segala sesuatu dan berkuasa terhadap segala sesuatu, sehingga Dia bertindak dengan ilmu-Nya dan dengan kekuasaan-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya.

[12] Ketika orang-orang yang mendustakan para rasul berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara langsung dengan kami?” karena kesombongan mereka, maka Allah membantah mereka dengan ayat yang mulia ini, dan bahwa pembicaraan Allah Subhaanahu wa Ta'aala hanyalah kepada makhluk pilihan-Nya, dan bahwa caranya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.

[13] Yaitu dengan menyampaikan wahyu ke dalam hati rasul tersebut tanpa mengutus seorang malaikat dan tanpa berbicara secara langsung.

[14] Dari belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar firman Allah, akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi pada Nabi Musa ‘alaihis salam.

[15] Seperti malaikat Jibril ‘alaihis salam.

[16] Tinggi zat-Nya, sifat-Nya, tinggi perbuatan-Nya, Dia mengalahkan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada-Nya.

[17] Karena menempatkan sesuatu pada tempatnya.

[18] Sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada para rasul sebelum-Mu.

[19] Al Qur’an disebut ruh karena dengannya hati dan ruh menjadi hidup, demikian pula maslahat dunia dan agama menjadi hidup dengannya; karena di dalamnya terdapat kebaikan dan ilmu yang banyak. Ia merupakan pemberian Allah murni kepada rasul-Nya dan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin tanpa sebab dari mereka. Oleh karena itulah, Dia berfirman, Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah kitab (Al Quran) dan apakah iman itu, yakni engkau tidak memiliki pengetahuan tentang berita kitab-kitab terdahulu, demikian pula tidak memiliki iman dan amal terhadap syariat Allah, bahkan engkau adalah seorang yang ummi (buta huruf), tidak bisa menulis dan membaca, lalu datanglah kitab ini kepadamu,

[20] Mereka mengambil sinarnya untuk menerangi kegelapan kufur, bid’ah, dan hawa nafsu. Dengannya mereka mengenal hakikat dan dengannya mereka memperoleh petunjuk ke jalan yang lurus.

[21] Jalan tersebut menghubungkan kepada Allah dan kepada surga-Nya.

[22] Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya dan hamba-Nya.

[23] Semua perkara baik maupun buruk dikembalikan, maka Dia akan memberikan balasan sesuai amal yang dilakukan seseorang; jika baik maka dibalas dengan kebaikan dan jika buruk, maka akan dibalas dengan keburukan.

Selesai tafsir surah Asy Syuuraa, wal hamdulillahi awwalan waa aakhiran, wa zhaahiran wa baathinan karena kemudahan-Nya.

1 komentar: