Ayat 43-50: Peringatan kepada kaum musyrikin bahwa mereka tidak lebih kuat dari umat-umat yang telah dihancurkan Allah.
أَكُفَّارُكُمْ خَيْرٌ مِنْ أُولَئِكُمْ أَمْ لَكُمْ بَرَاءَةٌ فِي الزُّبُرِ (٤٣) أَمْ يَقُولُونَ نَحْنُ جَمِيعٌ مُنْتَصِرٌ (٤٤) سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ (٤٥) بَلِ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ (٤٦) إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي ضَلالٍ وَسُعُرٍ (٤٧)يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ (٤٨) إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ (٤٩) وَمَا أَمْرُنَا إِلا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ (٥٠)
Terjemah Surat Al Qamar Ayat 43-50
43. Apakah orang-orang kafir di lingkunganmu (kaum musyrikin) lebih baik dari mereka[1], ataukah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam kitab-kitab terdahulu[2]?
44. Atau mereka mengatakan, "Kami ini golongan yang bersatu yang pasti menang."
45. [3]Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang[4].
46. Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari Kiamat itu lebih dahsyat[5] dan lebih pahit[6].
47. Sungguh, orang-orang yang berdosa[7] berada dalam kesesatan (di dunia)[8] dan akan berada dalam neraka (di akhirat).
48. [9]Pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya[10]. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka."
49. Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran[11].
50. Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan[12] seperti kejapan mata.
Ayat 51-55: Balasan orang-orang yang bertakwa dan balasan orang-orang yang berdosa, dan bahwa amal kedua golongan itu tercatat dalam Lauh Mahfuzh.
وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا أَشْيَاعَكُمْ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ (٥١) وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ (٥٢) وَكُلُّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُسْتَطَرٌ (٥٣) إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ (٥٤)فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ (٥٥)
Terjemah Surat Al Qamar Ayat 51-55
51. Dan sungguh, telah Kami binasakan orang yang serupa dengan kamu (kekafirannya). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran[13]?
52. Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan[14]
53. Dan segala (sesuatu) yang kecil maupun yang besar (semuanya) tertulis[15].
54. Sungguh, orang-orang yang bertakwa[16] berada dalam taman-taman dan sungai-sungai[17],
55. di tempat yang disenangi[18] di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.
[1] Kaum Nuh dan kaum-kaum setelahnya yang mendustakan. Jika mereka (kaum musyrikin) lebih baik dari mereka, maka mereka bisa selamat dari azab dan tidak tertimpa azab seperti yang menimpa generasi sebelum mereka, tetapi kenyataannya mereka sama atau bahkan lebih buruk dari mereka.
[2] Ataukah Allah memberikan kepadamu perjanjian-Nya dan jaminan-Nya untuk selamat dari azab yang tertera dalam kitab-kitab yang Allah turunkan, sehingga ketika itu kamu bisa meyakini bahwa kamu akan selamat karena berita Allah dan janji-Nya? Ternyata tidak ada, bahkan tidak mungkin secara akal maupun syara’ tertulis jaminan bebas dari azab untuk mereka dalam kitab-kitab samawi yang mengandung keadilan dan hikmah, karena tidak termasuk hikmah orang-orang seperti mereka yang mendustakan lagi membangkang rasul yang paling mulia (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) akan mendapat jaminan selamat dari azab. Tinggallah yang mereka miliki, yaitu kekuatan pada diri mereka untuk membela diri dari azab. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa mereka mengatakan, “Kami ini golongan yang bersatu yang pasti menang."
Pertanyaan di ayat ini adalah untuk menafikan, yakni bahkan tidak demikian.
[3] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menerangkan kelemahan mereka dan bahwa mereka akan kalah.
[4] Ternyata demikian. Mereka kalah dalam perang Badar, tokoh-tokoh mereka mati dalam perang itu, sedangkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatanya memperoleh kemenangan. Di samping itu, mereka mempunyai waktu yang telah dijanjikan, yaitu hari Kiamat sebagaimana firman Allah Ta’ala di ayat 46, “Bahkan hari Kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan hari Kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.”
[5] Dari apa yang dibayangkan di pikiran atau yang terlintas di hati.
[6] Dari azab di dunia.
[7] Yakni banyak melakukan dosa-dosa besar seperti syirk dan maksiat lainnya.
[8] Yakni dalam kebingungan dan kesengsaraan. Mereka tidak memiliki ilmu untuk mengetahui perbuatan apa yang dapat menyampaikan mereka ke surga apalagi sampai mengamalkannya.
[9] Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah ia berkata, “Kaum musyrikin Quraisy pernah datang berbantah-bantahan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang masalah qadar, maka turunlah ayat, “Pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka."-- Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Terj. Al Qamar: 48-19)
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Tirmidzi juz 3 hal. 204, juz 4 hal. 191 dan ia berkata dalam kedua tempat itu, “Hasan shahih,” Ibnu Majah juga meriwayatkan di no. 83, Ahmad juz 2 hal. 444 dan 476, Ibnu Jarir juz 27 hal. 110, Baihaqi dalam Syu’abul Iman juz 1 hal. 136, dan Bukhari dalam Khalqu Af’aalil ‘Ibaad hal. 19, dan ia menyebutkan syahidnya di sana. Semuanya meriwayatkan dari jalan Ziyad bin Isma’il Al Makhzumi, Ibnu Ma’in berkata, “Ia adalah dha’if,” ‘Ali bin Al Madiniy berkata, “Ia seorang yang dikenal, berasal dari penduduk Mekah,” Abu Hatim berkata, “Haditsnya dicatat.” Nasa’i berkata, “Tidak apa-apa,” (diambil dari Tahdzibut Tahdzib). Dari keseluruhan perkataan para imam itu dapat disimpulkan bahwa haditsnya turun dari derajat hasan, akan tetapi menjadi kuat karena syahid-syahid yang telah disebutkan, wallahu a’lam.
Syahid yang disebutkan oleh Bukhari dalam Khalqu Af’aalil ‘Ibaad adalah sbb. ia (Bukhari) berkata, “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Al Harits, telah menceritakan kepada kami ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata, “Ayat ini, “Sungguh, orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan akan berada dalam neraka (di akhirat).” (terj. Al Qamar: 47) turun tentang orang-orang yang memperdebatkan qadar.” Selanjutnya Imam Bukhari rahimahullah berkata, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mu’adz bin Anas radhiyallahu 'anhum.” Thabrani juga meriwayatkan dalam Al Kabir juz 5 hal. 319 dari hadits Zurarah tanpa dinasabkan, dan dalam sanadnya terdapat Ibnu Zurarah seorang yang mubham (tidak jelas).”
[10] Wajah adalah anggota badan yang paling mulia dan jika dilukai tentu lebih menyakitkan daripada anggota badan yang lain. Mereka dihinakan di sana dan direndahkan, wal ‘iyaadz billah.
[11] Hal ini mencakup semua makhluk, dan alam bagian atas maupun bagian bawah. Dia menciptakannya dengan qadha’ (qadar) yang telah diketahui-Nya, tertulis oleh pena-Nya, demikian pula sifat-sifat yang ada padanya, dan bahwa yang demikian itu mudah bagi Allah. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman di ayat selanjutnya, “Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata.”
[12] Yaitu ucapan “Kun” (Jadilah!) maka terjadilah dia. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah dia.” (Terj. Yaasin: 82).
[13] Sehingga dia mengetahui bahwa Sunnatullah pada generasi terdahulu maupun yang akan datang adalah sama dan bahwa hikmah-Nya sebagaimana menghendaki untuk membinasakan orang-orang yang buruk itu, maka sama pula kepada mereka yang buruk yang serupa dengan generasi sebelum mereka.
[14] Maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan Malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
[15] Dalam Al Lauhul Mahfuzh. Inilah hakikat qadha’ dan qadar, yakni segala sesuatu telah diketahui oleh Allah Subhaanahu wa Ta'aala, telah ditulis-Nya di sisi-Nya dalam Al Lauhul Mahfuzh, telah diciptakan-Nya, dan telah dikehendaki-Nya, sehingga apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi. Apa yang akan menimpa seseorang, maka tidak akan melesat, dan apa yang tidak akan menimpanya, maka tidak akan mengenainya.
[16] Kepada Allah, dengan mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya; yang menjaga dirinya dari syirk dan maksiat.
[17] Yakni mereka berada dalam surga-surga yang penuh kenikmatan yang di dalamnya terdapat sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia, berupa pohon-pohon yang berbuah, sungai-sungai yang mengalir, istana-istana yang tinggi, tempat-tempat yang indah, makanan dan minuman yang lezat, taman-taman yang menarik, keridhaan Allah dan memperoleh kedekatan dengan-Nya. Oleh karena itu, Dia berfirman, “Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa.”
[18] Maksudnya tempat yang penuh kebahagiaan, yang jauh dari hiruk-pikuk dan perbuatan-perbuatan dosa. Anda tidak perlu bertanya lagi tentang apa yang diberikan Tuhan mereka kepada mereka berupa kemurahan-Nya, ihsan-Nya dan nikmat-Nya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk mereka dan tidak menghalangi kita memperolehnya karena keburukan yang ada pada diri kta. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Ya Allah masukkanlah kami ke surga dan jauhkanlah kami dari neraka. Aamiin Yaa Mujiibas Saa’iliin.
Selesai tafsir surah Al Qamar dengan pertolongan Allah semata, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.
jazakallah khair
BalasHapus