Rabu, 03 April 2013

Tafsir Al Haaqqah Ayat 13-24

Ayat 13-18: Kejadian hari Kiamat, peniupan sangkakala dan hancurnya alam semesta.

  فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (١٣)وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (١٤)فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (١٥)وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (١٦)وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (١٧)يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (١٨)

Terjemah Surat Al Haaqqah Ayat 13-18

13. [1]Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup[2],

14. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan[3].

15. Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat,

16. dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh.

17. Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit[4]. Pada hari itu delapan malaikat[5] menjunjung 'Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka[6].

18. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu)[7], tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi (bagi Allah)[8].

Ayat 19-24: Keadaan orang mukmin pada hari itu, yaitu diberi catatan amal dengan tangan kanannya.

  فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (١٩) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلاقٍ حِسَابِيَهْ (٢٠) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (٢١)فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (٢٢) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (٢٣)كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الأيَّامِ الْخَالِيَةِ (٢٤)

Terjemah Surat Al Haaqqah Ayat 19-24

19. [9]Adapun orang yang kitabnya[10] diberikan di tangan kanannya, maka dia berkata[11], "Ambillah, bacalah kitabku (ini).”

20. Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima hisab terhadap diriku[12].

21. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai[13],

22. dalam surga yang tinggi,

23. buah-buahannya dekat[14],

24. (kepada mereka dikatakan), "Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu[15].”


[1] Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan tindakan-Nya terhadap orang-orang yang mendustakan para rasul-Nya, bagaimana Dia membalas mereka dan menyegerakan hukuman untuk mereka di dunia, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyelamatkan Rasul dan para pengikut mereka, dimana hal ini menjadi pengantar untuk menerangkan balasan di akhirat dan penyempurnaan balasan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan perkara-perkara dahsyat yang akan terjadi pada hari Kiamat yang diawali dengan peniupan sangkakala.

[2] Yaitu tiupan yang pertama yang menghancurkan alam semesta. Setelah itu, ditiuplah tiupan kedua, maka manusia bangkit menghadap Allah Rabbul ‘aalamiin.

[3] Maka semuanya menjadi rata, tidak tampak tempat tinggi dan tidak tampak tempat rendah. Inilah yang dilakukan terhadap bumi. Ada pun terhadap langit, maka ia akan terbelah dan berubah warnanya dan menjadi lemah setelah sebelumnya kuat. Hal itu tidak lain karena perkara yang dahsyat yang membuatnya terbelah dan huru-hara yang besar yang membuatnya lemah.

[4] Dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri kepada keagungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

[5] Yang sangat kuat.

[6] Ketika Allah Subhaanahu wa Ta'aala datang untuk memberikan keputusan di antara manusia dengan keadilan dan karunia-Nya.

[7] Untuk dihisab.

[8] Baik badanmu, amalmu maupun sifatmu, karena sesungguhnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Ketika itu, manusia dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan dalam keadaan belum disunat dan berada di atas tanah yang rata, dimana seruan akan terdengar oleh mereka dan mereka dapat terlihat semua. Ketika itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala membalas mereka sesuai yang mereka kerjakan. Oleh karena itulah, pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan cara pembalasan.

[9] Mereka yang disebutkan dalam ayat ini adalah orang-orang yang berbahagia, mereka diberi catatan amal dengan menerimanya dengan tangan kanan untuk memisahkan antara mereka dengan yang lain dan meninggikan mereka.

[10] Maksudnya, catatan amal perbuatannya.

[11] Dengan gembira dan senang.

[12] Yakni yang menyebabkan aku memperoleh keadaan ini adalah karena nikmat Allah kepadaku dengan mengaruniakan keimanan kepadaku kepada kebangkitan dan hisab, sehingga aku mempersiapkan diri dengan mengerjakan amal yang bisa aku lakukan.

[13] Yang di dalamnya terdapat semua yang menyenangkan dan menyejukkan pandangan serta memuaskan mereka sehingga mereka tidak mau memilih lagi yang lain.

[14] Yakni dapat dipetik oleh orang yang berdiri, duduk dan berbaring.

[15] Seperti shalat, zakat, puasa, haji, berbuat ihsan kepada manusia, dzikrullah dan kembali kepada-Nya. Oleh karena itu, amal saleh Allah jadikan sebagai sebab seseorang masuk surga, sebagai bahan kenikmatannya dan sumber kebahagiaannya.

1 komentar: