Rabu, 20 Maret 2013

Tafsir An Nahl Ayat 41-55

Ayat 41-42: Besarnya pahala orang-orang yang berhijrah di jalan Allah untuk meninggikan agama-Nya.

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (٤١) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٤٢

Terjemah Surat An Nahl Ayat 41-42

41. Dan orang yang berhijrah karena Allah[1] setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia[2]. Dan pahala di akhirat[3] pasti lebih besar[4], sekiranya mereka[5] mengetahui,

42. (yaitu) orang yang sabar[6] dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal[7].

Ayat 43-44: Menetapkan bahwa para rasul adalah manusia dan menerangkan fungsi As Sunnah bagi Al Qur’an, yaitu menerangkan Al Qur’an dan merincikan kemujmalannya.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلا رِجَالا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٤٣) بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (٤٤

Terjemah Surat An Nahl Ayat 43-44

43. Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki[8] yang Kami beri wahyu kepada mereka[9]; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan[10] jika kamu tidak mengetahui[11],

44. (Mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Adz Dzikr (Al Qur’an) kepadamu[12], agar kamu (Muhammad) menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka[13] dan agar mereka memikirkan[14],

Ayat 45-55: Menyebutkan ancaman, mengingatkan sesuatu yang menghantarkan kepada keimanan dalam ciptaan Allah yang besar, keadaan manusia dalam keadaan terjepit ingat kembali kepada Allah, dan bahwa segala sesuatu tunduk kepada-Nya, serta peringatan agar tidak berbuat syirk kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الأرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لا يَشْعُرُونَ (٤٥) أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (٤٦) أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (٤٧) أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ (٤٨) وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلائِكَةُ وَهُمْ لا يَسْتَكْبِرُونَ   (٤٩) يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ   (٥٠) وَقَالَ اللَّهُ لا تَتَّخِذُوا إِلَهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (٥١) وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (٥٢) وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (٥٣) ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (٥٤) لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (٥٥

Terjemah Surat An Nahl Ayat 45-55

45. [15]Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu[16], merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka[17], atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari[18],

46. Atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu),

47. Atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang[19].

48. Dan apakah mereka[20] tidak memperhatikan suatu benda[21] yang telah diciptakan Allah, yang bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam keadaan sujud kepada Allah, dan mereka berendah diri.

49. Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk yang bergerak[22] dan (juga) para malaikat[23], dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri[24].

50. Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka[25] dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)[26].

51. [27]Dan Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa[28]. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut[29].”

52. Dan milik-Nya[30] segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan selama-lamanya. Mengapa kamu takut kepada selain Allah[31]?

53. Dan segala nikmat yang ada padamu[32], maka dari Allah-lah (datangnya)[33], kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan[34], maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan[35].

54. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan bencana dari kamu, malah sebagian kamu mempersekutukan Tuhan dengan (yang lain),

55. Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; bersenang-senanglah kamu[36]. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).


[1] Di jalan Allah dan karena mencari keridhaan-Nya serta untuk dapat menegakkan agama-Nya. Mereka ini adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Mereka rela meninggalkan tanah air dan orang yang mereka cintai karena mencari keridhaan Allah, maka Allah akan memberikan dua balasan kepada mereka; balasan yang segera di dunia berupa rezeki yang luas dan kehidupan yang menyenangkan yang mereka lihat setelah hijrah, menang terhadap musuh mereka, berhasil menaklukkan negeri-negeri, mendapat banyak ghanimah dan Allah memberikan kebaikan lainya kepada mereka di dunia.

[2] Yaitu Madinah.

[3] Yaitu yang telah dijanjikan Allah melalui lisan para rasul-Nya.

[4] Dari balasan di dunia.

[5] Yakni orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak ikut berhijrah.

[6] Terhadap gangguan orang-orang musyrik, dan sabar melakukan hijrah agar dapat menampakkan agama. Bisa juga sabar dalam arti yang lebih luas, yaitu sabar dalam menjalankan perintah Allah, sabar dalam menjauhi larangan Allah, sabar dalam menerima taqdir Allah yang cukup pedih serta sabar dalam menerima gangguan dan cobaan.

[7] Mereka bersandar kepada Allah dalam mewujudkan apa yang mereka inginkan, tidak bersandar kepada diri mereka. Oleh karena itu, jika kebaikan luput dari seseorang, maka hal itu tidak lain karena tidak ada kesabaran, kurang sungguh-sungguh dan tidak bertawakkal kepada Allah.

[8] Bukan malaikat, dan bukan wanita.

[9] Berupa syari’at dan hukum-hukum sebagai karunia dan ihsan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dan lagi bukan dari sisi (menurut keinginan) mereka bentuk syari’at itu.

[10] Yakni orang yang mempunyai pengetahuan tentang nabi dan kitab-kitab.

[11] Tentang berita orang-orang terdahulu, dan jika kamu masih meragukan apakah nabi yang Allah utus itu malaikat atau manusia? Dalam ayat ini terdapat pujian bagi ahli ilmu, terutama sekali yang memiliki ilmu terhadap kitab Allah (Al Qur’an), karena Allah memerintahkan untuk merujuk kepada mereka dalam semua peristiwa. Di dalam ayat ini juga terdapat tazkiyah (rekomendasi) terhadap ahli ilmu, karena Allah memerintahkan orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada mereka, dan bahwa tugas orang awam adalah bertanya keada ahli ilmu.

[12] Al Qur’an disebut Adz Dzikr, Karena di sana disebutkan semua yang dibutuhkan hamba tentang urusan agama maupun dunia.

[13] Yakni perintah-perintah, larangan-larangan, aturan dan lain-lain yang terdapat dalam Al Quran. Ayat ini menunjukkan bahwa di antara fungsi As Sunnah adalah menerangkan Al Qur’an, dan bahwa Al Qur’an butuh kepada Sunah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayat ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (kaum ingkar sunnah).

[14] Sehingga mereka dapat menggali daripadanya berbagai ilmu sesuai kapasitasnya dan sejauh mana mereka memberikan perhatian terhadapnya.

[15] Dalam ayat ini, Allah Ta’ala menakut-nakuti orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan dan para pelaku maksiat, bahwa bisa saja mereka ditimpa azab secara tiba-tiba tanpa disadari, dari atas atau dari bawah mereka, atau ketika mereka sedang dalam perjalanan atau sedang sibuk, dan mereka tidak dapat lolos dari azab Allah ketika datang, bahkan mereka dalam genggaman-Nya.

[16] Terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berada di Darunnadwah, dengan hendak mengikatnya, membunuhnya atau mengusirnya sebagaimana yang disebutkan dalam surah Al Anfal: 30.

[17] Seperti halnya Qarun.

[18] Mereka (tokoh-tokoh kafir Quraisy) pun telah dibinasakan Allah dalam perang Badar.

[19] Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia tidak segera menyiksa para pelaku maksiat, bahkan memberi tangguh mereka dan memberi mereka rezeki, namun mereka menyakiti-Nya dan menyakiti wali-wali-Nya. Meskipun demikian, Dia membuka kepada mereka pintu-pintu tobat, mengajak mereka berhenti dari maksiat yang sesungguhnya membahayakan mereka, serta menjanjikan mereka pahala yang besar dan ampunan terhadap dosa jika mereka mau mengikuti seruan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya orang-orang yang berbuat dosa malu kepada Allah, di mana nikmat-nikmat-Nya turun kepada mereka, sedangkan yang naik kepada-Nya adalah maksiat, dan hendaknya mereka mengetahui bahwa Allah memberi tangguh, namun tidak berarti membiarkan, dan apabila Dia sudah menimpakan hukuman kepada pelaku maksiat, maka hukuman-Nya adalah hukuman dari Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Oleh karena itu, hendaknya mereka bertobat kepada Allah dan kembali kepada-Nya dalam semua urusan, karena Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bersegeralah kepada rahmat-Nya yang luas dan kebaikan-Nya yang merata, serta tempuhlah jalan yang mengarah kepada karunia Tuhan Yang Maha Penyayang, yaitu dengan bertakwa kepada-Nya dan mengerjakan perbuatan yang dicintai dan diridhai-Nya.

[20] Yakni orang-orang yang meragukan keesaan-Nya, keagungan-Nya dan kesempurnaan-Nya.

[21] Yang memiliki bayangan seperti pohon dan gunung.

[22] Perlu diketahui, bahwa sujudnya semua makhluk kepada Allah Ta’ala terbagi menjadi dua: pertama, sujud terpaksa dan menunjukkan kepada sifat sempurna yang dimiliki-Nya. Sujud ini umum dilakukan semua makhluk, baik yang mukmin maupun yang kafir, orang yang baik maupun orang yang jahat, manusia mapun hewan dan lainnya. Kedua, sujud atas dasar pilihan. Sujud ini hanya khusus dilakukan oleh wali-wali-Nya dan hamba-hamba-Nya yang mukmin, baik malaikat, orang-orang beriman maupun makhluk lainnya.

[23] Disebutkan para malaikat setelah keumuman lafaz karena keutamaan dan kemuliaan mereka, serta banyaknya mereka beribadah.

[24] Dari beribadah kepada-Nya meskipun jumlah mereka banyak dan memiliki kekuatan yang besar.

[25] Baik zat maupun kekuasaan-Nya.

[26] Dengan sukarela.

[27] Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk beribadah hanya kepada-Nya, dan Dia menguatkan perintah-Nya itu dengan sendiri-Nya Dia memberikan nikmat.

[28] Oleh karena Dia Mahaesa dalam zat-Nya, sifat-Nya, nama-Nya dan perbuatan-Nya, maka beribadahlah hanya kepada-Nya.

[29] Yakni takutlah kepada-Ku saja, kerjakanlah perintah-Ku, dan jauhilah larangan-Ku dengan tanpa menyekutukan-Ku dengan suatu makhluk pun, karena semuanya milik Allah Ta’ala.

[30] Milik-Nya, ciptaan-Nya, dan hamba-Nya.

[31] Padahal mereka tidak kuasa menolak madharrat dan memberi manfaat.

[32] Baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

[33] Bukan dari selain-Nya.

[34] Seperti kemiskinan dan penyakit.

[35] Dengan mengeraskan suara, karena kamu mengetahui, bahwa hanya Dia saja yang mampu menghindarkan bahaya. Oleh karena Dia yang memberikan apa yang kamu cintai dan menghindarkan apa yang kamu benci, maka hanya Dia saja yang berhak diibadahi. Akan tetapi, kebanyakan manusia menzalimi diri mereka sendiri, mereka ingkari nikmat Allah yang telah menyelamatkan mereka dari musibah, sehingga ketika telah hilang musibah itu, sebagian di antara mereka menyekutukan-Nya dengan sesuatu.

[36] sementara di dunia!. Perintah ini adalah untuk mengancam.

2 komentar: