Ayat 50-58: Kisah Nabi Hud ‘alaihis salam dan perintahnya kepada kaumnya untuk beristighfar dan bertobat, serta ajakannya agar mereka mentauhidkan Allah Subhaanahu wa Ta'aala
وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلا مُفْتَرُونَ (٥٠) يَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلا تَعْقِلُونَ (٥١) وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (٥٢) قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (٥٣) إِنْ نَقُولُ إِلا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (٥٤) مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لا تُنْظِرُونِي (٥٥) إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٥٦) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (٥٧) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (٥٨)
Terjemah Surat Hud Ayat 50-58
50. Dan kepada kaum 'Ad[1] (Kami utus) saudara mereka[2], Hud. Ia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada[3].
51. Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini[4]. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?"
52. Dan (Hud berkata), "Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu[5] lalu bertobatlah kepada-Nya[6], niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras[7], Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu[8], dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa[9]."
53. Mereka (kaum 'Aad) berkata, "Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami[10], dan kami tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami tidak akan mempercayaimu[11],
54. Kami hanya mengatakan[12] bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu[13]." Hud menjawab, "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
55. dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi.
56. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya (menguasainya secara penuh)[14]. Sungguh, Tuhanku di jalan yang lurus (adil)[15]."
57. Jika kamu berpaling[16], maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain[17], sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudharat kepada-Nya sedikit pun[18]. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengawas segala sesuatu.
58. Dan ketika azab Kami datang[19], Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.
Ayat 59-60: Akibat orang -orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan mendurhakai perintah Rasul-Nya
وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (٥٩) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ (٦٠
Terjemah Surat Hud Ayat 59-60
59. Dan itulah (kisah) kaum 'Aad[20] yang mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan, mereka mendurhakai rasul-rasul-Nya[21] dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran)[22].
60. Dan mereka selalu diikuti dengan laknat[23] di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat[24]. Ingatlah, kaum 'Aad itu ingkar kepada Tuhan mereka[25]. Sungguh, binasalah kaum 'Aad; umat Hud itu,
[1] ‘Aad adalah kabilah yang terkenal di bukit-bukit berpasir negeri Yaman.
[2] Sekabilah atau sesuku agar mereka dapat mengambil ilmu darinya dan mengetahui kebenarannya.
[3] Maksudnya penyembahan mereka kepada berhala adalah mengada-ada, yakni berdusta terhadap Allah dalam pembolehan menyembah kepada selain Allah.
[4] Agar kamu tidak mengatakan, bahwa seruanku dimaksudkan untuk mencari hartamu. Oleh karena Beliau tidak meminta imbalan apa-apa atas seruannya, maka yang demikian seharusnya menjadikan mereka tunduk mengikuti seruannya.
[5] Dari perbuatan syirk dan dosa yang kamu lakukan.
[6] Dengan kembali menaatinya.
[7] Di mana sebelumnya hujan itu dihalangi turun untuk mereka.
[8] Kaum ‘Aad adalah orang-orang yang kuat, maka Nabi Hud memberitahukan, bahwa jika mereka beriman, maka Allah akan menambahkan lagi kekuatan untuk mereka, seperti dengan harta dan anak.
[9] Yakni menjadi orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Nya, lagi berani mengerjakan larangan-Nya.
[10] Jika maksud mereka dari "bukti yang nyata" adalah bukti yang mereka usulkan, maka yang demikian tidak mesti harus ada pada kebenaran, bahkan yang mesti adalah seorang nabi datang membawa ayat yang menunjukkan kebenaran yang dibawanya. Namun jika maksud mereka, bahwa belum datang kepada mereka bukti yang membenarkan ucapan Beliau, maka sesungguhnya mereka telah berdusta, karena tidak ada seorang nabi pun yang datang kecuali Allah menyertakan bersamanya ayat yang semisalnya pasti diimani manusia. Kalau pun Beliau tidak memiliki ayat selain dakwah Beliau kepada mereka agar mereka beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, serta perintah Beliau kepada mereka untuk mengerjakan semua amal saleh, berakhlak mulia dan melarang semua amal buruk dan akhlak tercela, seperti syirk, perbuatan keji, kezaliman, berbagai kemungkaran. Belum lagi ditambah dengan sifat mulia yang dimiliki Nabi Hud, sifat makhluk pilihan Allah, maka yang demikian sudah cukup menjadi ayat dan bukti terhadap kebenarannya. Bahkan orang-orang yang berakal memandang, bahwa ayat itu lebih besar daripada perkara luar biasa yang dilihat oleh sebagian manusia, yakni mukjizat. Termasuk tanda kebenaran Beliau adalah bahwa Beliau hanya seorang diri, tidak memiliki beberapa orang penolong maupun pembela, namun Beliau berani menyeru mereka dengan lantang dan melemahkan mereka, serta berkata, "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan yang lain, sebab itu jalankanlah semua tipu dayamu terhadapku dan jangan kamu tunda lagi. Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Musuh-musuh Nabi Hud memiliki kekuatan dan berusaha memadamkan cahaya yang bersama Beliau dengan berbagai cara, namun Beliau tidak peduli terhadap mereka, dan ternyata mereka lemah tidak sanggup menimpakan keburukan apa-apa. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
[11] Ucapan mereka ini untuk membuat Nabi Hud berputus asa, dan bahwa mereka akan senantiasa kafir.
[12] Tentang dirimu.
[13] Sehingga berbicara tidak karuan; karena kamu mencaci-maki sesembahan kami. Mahasuci Allah yang telah mengecap hati orang-orang yang zalim, bagaimana mereka menjadikan manusia yang paling jujur yang datang membawa kebenaran yang paling benar sebagai orang yang tidak waras. Oleh karena itu, Nabi Hud ‘alaihis salam membantah mereka dan menerangkan bahwa Beliau sama sekali tidak tertimpa penyakit itu baik oleh mereka maupun sesembahan mereka, dan Beliau menantang mereka agar mereka beserta sekutu-sektu mereka melancarkan tipu dayanya terhadap Beliau tanpa menunda lagi.
[14] Tidak ada satu pun makhluk bernyawa yang bergerak atau diam kecuali dengan izin-Nya, oleh karena itu jika mereka semua berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadanya, sedangkan Allah tidak mengizinkan, maka mereka tidak akan sanggup menimpakan kepadanya. Disebutkan ubun-ubun, karena yang memegang ubun-ubun berarti yang berkuasa penuh terhadapnya dan makhluk yang dipegang menunjukkan lemah dan hina di hadapannya.
[15] Maksudnya perbuatan Allah selalu di atas keadilan, kebenaran, hikmah (kebijaksanaan), qadha’ dan qadar-Nya terpuji, demikian juga dalam syari’at dan perintah-Nya dan dalam balasan-Nya. Semua perbuatan-Nya tidak keluar dari jalan yang lurus yang berhak dipuji dan disanjung.
[16] Yakni dari seruanku.
[17] Yang beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu.
[18] Usaha memudharatkan dari kamu seperti dengan berbuat syirk hanyalah akan kembali kepadamu. Alah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah terkena mudharat karena maksiat orang-orang yang bermaksiat sebagaimana ketaatan orang yang taat tidaklah bermanfaat bagi-Nya, karena barang siapa beramal saleh, maka keuntungannya untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan keburukan, maka kecelakaannya untuk dirinya sendiri.
[19] Dengan mengirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, di mana angin itu tidak membiarkan sesuatu apa pun yang dilandanya, melainkan menjadikannya seperti serbuk.
[20] Sebagai isyarat kepada bekas peninggalan mereka, yakni berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah kesudahan mereka. Kemudian Allah menyifatkan keadaan mereka pada lanjutan ayatnya.
[21] Disebutkan kata “rasul” dalam bentuk jamak adalah, karena mendustakan seorang rasul sama saja mendustakan semua rasul karena pokok ajaran yang mereka bawa itu sama.
[22] Tidak mengikuti orang yang tulus memberi nasehat kepada mereka lagi sayang, yaitu nabi mereka, bahkan mereka mengikuti penipu mereka yang hendak membinasakan mereka, sehingga Allah membinasakan mereka.
[23] Dari manusia di setiap waktu dan generasi, nama mereka buruk dan dicela oleh manusia setelah mereka.
[24] Di hadapan sejumlah makhluk.
[25] Mereka kafir kepada Tuhan mereka yang menciptakan, yang memberi rezeki dan mengurus mereka, mereka membalas kebaikan-Nya dengan keburukan, maka dengan keadilan-Nya mereka layak dibinasakan.
bagus
BalasHapus