Kamis, 10 Januari 2013

Tafsir Ali Imran Ayat 52-61

Ayat 52-53: Kafirnya Bani Israil kepada Isa putera Maryam, dan mengikutinya para hawariyin (pengikuti setia Nabi Isa) kepada Nabi Isa ‘alaihis salam

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (٥٢) رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ (٥٣

52. Maka ketika Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail)[1], dia berkata: "Siapakah yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyun (sahabat setianya) menjawab: "Kamilah penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim.

53. Ya Tuhan Kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan Kami telah mengikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan-Mu dan kebenaran rasul-Mu)[2]".

 

Ayat 54-58: Allah ‘Azza wa Jalla menyelamatkan Nabi Isa ‘alaihis salam dari musuh-musuhnya, yaitu orang-orang Yahudi

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (٥٤) إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (٥٥)فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (٥٦)وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (٥٧)ذَلِكَ نَتْلُوهُ عَليْكَ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ (٥٨

54. Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya mereka[3]. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

55. (Ingatlah), ketika Allah berfirman, "Wahai Isa! Sesungguhnya aku akan mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku[4] serta menyucikanmu[5] dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas[6] orang-orang yang kafir[7] hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada-Ku kembalimu, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan[8]."

56. Adapun orang-orang yang kafir[9], maka akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia[10] dan di akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong.

57. Dan adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih[11], maka Allah akan memberikan pahala kepada mereka dengan sempurna[12]. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.

58. Demikianlah (kisah 'Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagaian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan membacakan Al Quran yang penuh hikmah.

Ayat 59-61: Nabi Isa ‘alaihis salam adalah manusia sebagaimana para nabi yang lain, serta penjelasan bahwa agama yang diterima di sisi Allah hanyalah satu, yaitu agama Islam

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (٥٩) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (٦٠) فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَةَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ (٦١

59. Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam[13]. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berfirman kepadanya, "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia[14].

60. Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu.[15]

61. Siapa yang membantahmu[16] tentang Isa[17] setelah datang ilmu kepadamu[18], maka katakanlah, "Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu[19], kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta[20].


[1] Yakni mereka tetap saja ingkar, bahkan mereka bermaksud membunuh Beliau.

[2] Ada yang menafsirkan bahwa maksud "menjadi saksi" di sini adalah sama seperti umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang akan menjadi saksi untuk para rasul, bahwa mereka telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya.

[3] Orang-orang kafir Bani Israil membuat makar terhadap Nabi Isa 'alaihis salam dengan menyerahkan Beliau kepada orang yang akan membunuhnya secara tiba-tiba, maka Allah menjadikan orang yang memberitahukan keberadaan Nabi Isa 'alaihis salam rupanya mirip Nabi Isa 'alaihis salam, akhirnya orang itu ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka menyangka bahwa orang yang mereka bunuh dan mereka salib adalah Nabi Isa 'alaihis salam, padahal bukan, bahkan Nabi Isa 'alaihis salam telah diangkat Allah ke langit.

[4] Baik badan maupun ruhnya dari dunia ini tanpa mengalami mati. Nabi Isa 'alaihis salam diangkat ke langit ketika orang-orang kafir hendak membunuh Beliau, saat itu usia Beliau 33 tahun. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits bahwa Nabi Isa 'alaihis salam nanti akan turun menjelang hari kiamat, Beliau akan berhukum menggunakan syari'at Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh Dajjal, mematahkan salib dan meniadakan jizyah. Sedangkan dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, bahwa nabi Isa 'alaihis salam akan tinggal selama tujuh tahun setelah turun ke bumi. Setelah itu Beliau wafat dan dishalatkan oleh kaum muslimin.

[5] Yakni menjauhkanmu atau menyelamatkanmu.

[6] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memenangkan orang-orang mukmin terhadap orang-orang kafir. Orang-orang Nasrani pada waktu itu yang beriman kepada Nabi Isa 'alaihis salam, senantiasa mampu mengalahkan orang-orang Yahudi, karena orang-orang Nasrani lebih mengikuti Nabi Isa daripada orang-orang yahudi, sampai Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengutus Nabi kita Muhamad shallallahu 'alaihi wa sallam. Kaum muslimin pengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam inilah yang sesungguhnya mengikuti Nabi Isa 'alaihis salam, maka Allah menguatkan mereka sehingga mampu mengalahkan orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir lainnya, termasuk orang-orang Nasrani yang tidak mau mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun terkadang orang-orang kafir baik dari kalangan Nasrani maupun lainnya dapat mengalahkan orang-orang muslim, hal tersebut merupakan hikmah/kebijaksanaan dari Allah dan sebagai hukuman karena mereka meninggalkan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

[7] Baik mengalahkan hujjah mereka maupun mengalahkan mereka dalam peperangan.

[8] Baik tentang perkara Nabi Isa 'alaihis salam maupun perkara agama. Masing-masing pihak mengaku bahwa dirinya yang benar, sedangkan yang lain adalah salah, pada hari kiamat nanti Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan menyelesaikan semua masalah yang mereka perselisihkan itu.

[9] Yakni orang-orang yang kafir kepada Nabi Isa 'alaihis salam seperti orang-orang Yahudi dan orang-orang yang bersikap ghuluw (berlebihan) kepada Beliau sampai menuhankan.

[10] Baik dengan musibah, diperangi, ditawan, dirampas harta dan kepemilikan maupun dikenakan jizyah (pajak).

[11] Baik amal shalih yang terkait dengan hati, lisan maupun anggota badan yang diajarkan rasul, dan mereka melakukannya dengan niat mencari ridha Allah Rabbul 'alamin.

[12] Ayat ini pun menunjukkan bahwa di dunia mereka akan mendapatkan pahala terhadap amal mereka, baik dengan dimuliakan, ditolong dan mendapatkan kehidupan yang bahagia, hanya saja pahala secara sempurna akan diberikan pada hari kiamat, di mana mereka akan mendapatkan kebaikan yang mereka kerjakan semuanya ada di hadapan, lalu diberikan balasannya dan diberikan tambahan oleh Allah dari karunia dan kepemurahan-Nya.

[13] Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa bapak dan ibu.

[14] Oleh karena itu, dakwaan bahwa Nabi Isa adalah tuhan karena diciptakan tanpa bapak merupakan dakwaan yang batil. Nabi Adam 'alaihis salam diciptakan tanpa bapak dan ibu, dan semua sepakat bahwa dia adalah hamba Allah.

[15] Dalam ayat ini terdapat peneguhan dan penenteraman hati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dari ayat ini diambil sebuah prinsip, bahwa perkara yang ditegaskan oleh dalil-dalil bahwa hal itu adalah hak (benar) dan meyakinkan hamba baik terkait dengan masalah 'aqidah maupun lainnya, maka wajib diyakini bahwa selain itu adalah batil, dan bahwa semua syubhat yang datang kepadanya adalah fasid (rusak), baik hamba tersebut sanggup menolak syubhat itu maupun tidak. Dengan prinsip ini, semua kemusykilan yang dilontarkan oleh ahli kalam dan ahli mantiq dapat tersingkirkan, kalau pun seseorang hendak membantah, maka hal itu merupakan kerelaan menambah amalan. Kalau pun tidak membantah, maka tugasnya adalah menerangkan kebenaran dengan dalil-dalilnya dan berdakwah kepadanya.

[16] Yakni setelah kamu menyampaikan bukti-bukti yang jelas yang menerangkan bahwa Isa adalah hamba Allah, bukan tuhan, namun ternyata ia tetap membantahmu, maka mendebatnya lagi tidak ada faedah. Oleh karena itu, ajaklah mereka bermubahalah (saling berdo'a menimpakan laknat kepada yang berdusta).

[17] Misalnya menyangka bahwa kedudukannya mencapai posisi tuhan.

[18] Yakni bahwa Isa adalah hamba Allah, bukan tuhan, dan bahwa ia adalah utusan Allah.

[19] Saat itu, keluar bersama Beliau Al Hasan dan Al Husain, Fathimah dan Ali, Beliau memerintahkan mereka mengamini do'a Beliau, namun ternyata utusan Nasrani Najran tidak berani dan berdamai dengan membayar jizyah (pajak).

[20] Mubahalah ialah masing-masing pihak di antara orang-orang yang berbeda pendapat berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan ini menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

1 komentar: