tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post7520232544531141755..comments2024-03-22T13:25:08.850-07:00Comments on Tafsir Al Quran Al Karim: Tafsir Yunus Ayat 87-97Abu Adibhttp://www.blogger.com/profile/08385986740139505980noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-23830484964700697022016-06-18T16:21:01.331-07:002016-06-18T16:21:01.331-07:00selain dari dalil tata bahasa arab, kalau saya per...selain dari dalil tata bahasa arab, kalau saya perhatikan kata "kami" selalu menjelaskan suatu proses kejadian, dan suatu proses kejadian selalu dilibatkan mahluk atau unsur2 zat. disini saya lihat atas kehendak Allah air laut dan kandungan2nya yg mengawetkan jasad fir'aun dan menjadi bukti bagi orang yg datang setelahmu, maka itu Allah menyebut kami.. begitu juga dengan ayat yg menjelaskan proses diciptakannya Adam dan lainnya.. semoga Allah mengampuni saya.Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/07542227331721353433noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-79438758346582008692015-06-16T01:13:36.339-07:002015-06-16T01:13:36.339-07:00Kami disini jamak... anda tau bahasa arab, kata ’...Kami disini jamak... anda tau bahasa arab, kata ’kami’ dalam bahasa arab, tidak selalu menunjukkan kata ganti orang pertama jamak. Kata ’kami’ dalam bahasa arab juga digunakan untuk mengagungkan (ta’dzim) orang yang berbicara.<br /><br />Allah ta’ala menyebut dirinya dengan kata yang bermakna tunggal, baik dengan kata ganti tunggal atau dengan menyebut namanya. Dan terkadang, Allah menyebut dengan bentuk jamak, seperti firman-Nya,<br /><br />إنا فتحنا لك فتحاً مبيناً<br /><br />“Sesungguhnya Kami akan memberikan kemenangan yang nyata bagimu.” (QS. Al-Fath: 1).<br />Atau yang semisal dengan ayat di atas.<br />Dan Allah tidak pernah menyebut dirinya dengan kata yang menunjukkan makna ganda, sama sekali. Karena bentuk jamak memberikan makna pengagungan (ta’dzim), yang Dia berhak untuk menyandangnya. Dan terkadang menunjukkan makna-makna nama-Nya. Sementara kata yang bermakna ganda, kata itu menujukkan bilangan tertentu, dan Allah Maha Suci dari pembatasan bilangan ini. Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/11405023205763470159noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-83616107735254113202014-11-11T18:11:43.984-08:002014-11-11T18:11:43.984-08:00Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama sin...Dalam tata bahasa Arab, ada kata ganti pertama singular (ana), dan ada kata ganti pertama plural (nahnu). Ia sama dengan tata bahasa lainnya…Akan tetapi dalam bahasa Arab, kata ganti pertama plural dapat dan sering, difungsikan sebagai singular. Dalam gramer (nahwu@sharaf) Arab hal ini disebut “al-Mutakallim al-Mu’adzdzim li Nafsih-i” , kata ganti pertama yang mengagungkan dirinya sendiri. <br /><br />Selain kata ‘Nahnu”, ada juga kata ‘antum’ yang sering digunakan untuk menyapa lawan bicara meski hanya satu orang. Padahal makna `antum` adalah kalian (jamak). Secara bahasa, bila kita menyapa lawan bicara kita dengan panggilan ‘antum’, maka ada kesan sopan dan ramah serta penghormatan ketimbang menggunakan sapaan ‘anta’.<br />Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-42804410956564111792014-11-11T18:06:11.570-08:002014-11-11T18:06:11.570-08:00...
Dalam kaidah dan uslub Arab dikenal sebutan NA......<br />Dalam kaidah dan uslub Arab dikenal sebutan NAHNU (kita/kami) itu digunakan oleh satu orang yang bersama yang lain, sehingga menunjukkan makna jama' atau berbilang. Terkadang juga digunakan oleh satu orang yang memiliki sifat-sifat yang banyak lagi mulia. Maka pengunaan NAHNU pada bagian kedua bukan menunjukkan banyaknya orang yang berbicara, tapi untuk menunjukkan satu orang tapi memiliki keagungan dan kemuliaan.<br /><br />Penulis al-Mu'jam al-Wasith (Kamus bahasa Arab), hal. 945 berkata: "Nahnu (kami) adalah kata ganti yang digunakan untuk menyebut dua orang atau jama' (banyak) yang mengabarkan tentang diri mereka, dan terkadang digunakan untuk menyebut satu orang saat ia hendak mengagungkan/memuliakan (dirinya)."<br /><br />Karenanya, orang besar yang memiliki pemahaman bahsa Arab yang baik dan dalam, saat berbicara kepada yang lain untuk menunjukkan kemuliaannya, pasti akan mengganti kalimat Anaa Fa'alku kadza (aku melakukan ini) menjadi Nahnu Fa'alnaa Kadza (Kami melakukan ini) untuk menunjukkan kemuliaannya.<br /><br />Oleh karenanya, siapa yang memahami bahasa Arab dengan baik pasti tidak akan mempermasalahkan penggunaan bentuk plural (nahnu: kami) oleh Allah yang Maha Esa untuk menyebut diri-Nya. Orang yang memahami bahasa Arab dengan baik juga tidak akan menganggap Allah itu berbilang hanya karena menyebut diri-Nya yang Maha Esa dengan karena menggunakan bentuk jama' (plural).<br />...<br />Penjelasan Ustadz Badrul Tamam L.C<br />http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2011/11/15/16694/jika-allah-maha-esa-kenapa-menyebut-dirinya-nahnu-kami/#sthash.zeJzSovc.dpufAnonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6282156489707653880.post-80834204879232079192014-09-30T12:07:17.922-07:002014-09-30T12:07:17.922-07:00Mohon Penjelasan pada ayat "Maka pada hari in...Mohon Penjelasan pada ayat "Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmun , agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami" siapa yang dimaksud " Kami" seandayanya Allah mengapa tida "Saya/Aku"Anonymoushttps://www.blogger.com/profile/08320942298875061387noreply@blogger.com