Jumat, 12 April 2013

Tafsir Al Baqarah Ayat 8-16

Ayat 8-16: Menerangkan sifat orang-orang munafik, keadaan mereka, hakikat kemunafikan dan balasan untuk orang-orang munafik

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (٨)يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (٩) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (١٠) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١) أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ (١٢) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لا يَعْلَمُونَ (١٣)وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ (١٤) اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (١٥) أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (١٦)

8. Di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir," padahal mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman[1].

9. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari[2].

10. Dalam hati mereka ada penyakit[3], lalu Allah menambah penyakitnya itu; mereka mendapat siksa yang pedih, karena mereka berdusta.

11. Dan apabila dikatakan kepada mereka[4],"Janganlah berbuat kerusakan di bumi[5].” Mereka menjawab[6], "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan[7]."

12. Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan[8], tetapi mereka tidak menyadari.

13. Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain[9] telah beriman." Mereka menjawab, "Apakah kami akan berimankah seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal; tetapi mereka tidak tahu.

Tafsir Al Baqarah Ayat 1-7

Surat Al Baqarah (Sapi Betina)[1]

Surah ke-2. Terdiri dari 286 ayat. Madaniyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Golongan mukmin, membicarakan tentang sifat orang-orang yang bertakwa, hakikat iman dan bagaimana Al Qur’an menjadi petunjuk bagi mereka

الم (١) ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (٤) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (٥)

1. Alif laam miim[2].

2. Kitab[3] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya[4]; petunjuk bagi mereka yang bertakwa[5],

3. (yaitu) mereka yang beriman[6] kepada yang ghaib[7], mendirikan shalat[8], dan menafkahkan sebagian rezeki[9] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

4. Dan mereka yang beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu[10] dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[11], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[12].

5. Merekalah[13] yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka[14], dan mereka itulah orang-orang yang beruntung[15].

Kamis, 11 April 2013

9 Faidah Surat Al Fatihah (2)

Faedah Keenam: Kewajiban untuk meminta petunjuk kepada-Nya
Hal ini terkandung dalam ayat ‘Ihdinas shirathal mustaqim’. Hidayah merupakan anugerah dari Allah ta’ala kepada hamba yang dipilih-Nya. Sedangkan hidayah itu terdiri dari dua macam; hidayah ilmu dan hidayah amal. Dan hidayah semacam itu dibutuhkan oleh manusia di setiap saat dalam perjalanan hidupnya. Setiap hamba senantiasa membutuhkan hidayah tersebut selama dia masih hidup di alam dunia ini. Oleh karena besarnya kebutuhan setiap hamba untuk memohon hidayah maka Allah pun mewajibkan mereka memintanya dalam sehari dan semalam minimal tujuh belas kali di dalam sholat.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “…Seandainya bukan karena besarnya kebutuhan dirinya untuk mendapatkan hidayah di waktu malam maupun siang niscaya Allah ta’ala tidak akan membimbingnya untuk melakukan hal itu -meminta hidayah setiap kali sholat-. Sebab seorang hamba itu sesungguhnya di setiap saat dan keadaan senantiasa memerlukan pertolongan dari Allah untuk bisa tegar mengikuti hidayah dan berpijak dengan kokoh padanya, agar terus mendapatkan pencerahan, peningkatan ilmu, dan bisa terus menerus berada di atasnya. Karena setiap hamba tidaklah menguasai kemanfaatan maupun kemudharatan bagi dirinya sendiri kecuali sebatas yang Allah kehendaki. Oleh sebab itulah maka Allah ta’ala membimbingnya untuk senantiasa meminta hidayah itu di setiap saat agar Allah mencurahkan kepadanya pertolongan, keteguhan dan tafik dari-Nya.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [1/39])

9 Faidah Surat Al Fatihah (1)

 

Surat al-Fatihah menyimpan banyak pelajaran berharga. Surat yang hanya terdiri dari tujuh ayat ini telah merangkum berbagai prinsip dan pedoman dalam ajaran Islam. Sebuah surat yang harus dibaca setiap kali mengerjakan sholat. Di dalam surat ini, Allah ta’ala memperkenalkan diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Di dalamnya, Allah mengajarkan kepada mereka tugas hidup mereka di dunia. Di dalamnya, Allah mengajarkan kepada mereka untuk bergantung dan berharap kepada-Nya, cinta dan takut kepada-Nya. Di dalamnya, Allah menunjukkan kepada mereka jalan yang akan mengantarkan mereka menuju kebahagiaan. Berikut ini kami akan menyajikan petikan faedah dari surat ini dengan merujuk kepada al-Qur’an, as-Sunnah, serta keterangan para ulama salaf. Semoga tulisan yang ringkas ini bermanfaat untuk yang menyusun maupun yang membacanya.
Faedah Pertama: Kewajiban untuk mencintai Allah
Di dalam ayat ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin’ terkandung al-Mahabbah/kecintaan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjelaskan, “Di dalam ayat tersebut terkandung kecintaan, sebab Allah adalah Yang memberikan nikmat. Sedangkan Dzat yang memberikan nikmat itu dicintai sesuai dengan kadar nikmat yang diberikan olehnya.” (Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 12)
Sebagaimana kita ketahui bahwa kecintaan merupakan penggerak utama ibadah kepada Allah ta’ala. Karena cintalah seorang hamba mau menundukkan diri dan menaati perintah dan larangan Allah ta’ala. Sebaliknya, karena sedikit dan lemahnya kecintaan maka ketundukan dan ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya pun akan semakin menipis. Syaikh Shalih al-Fauzan mengatakan, “Setiap pemberi kenikmatan maka dia berhak dipuji sesuai dengan kadar kenikmatan yang dia berikan. Dan hal ini melahirkan konsekuensi keharusan untuk mencintainya. Sebab jiwa-jiwa manusia tercipta dalam keadaan mencintai sosok yang berbuat baik kepadanya. Sementara Allah jalla wa ‘ala adalah Sang pemberi kebaikan, Sang pemberi kenikmatan dan pemberi keutamaan kepada hamba-hamba-Nya. Oleh sebab itu hati akan mencintai-Nya karena keutamaan dan kebaikan-Nya, sebuah kecintaan yang tak tertandingi dengan kecintaan mana pun. Oleh karena itu, kecintaan merupakan jenis ibadah yang paling agung. Maka alhamdulillahi Rabbil ‘alamin mengandung -ajaran- kecintaan.” (Syarh Ba’dhu Fawa’id Surah al-Fatihah, hal. 12)

Rabu, 10 April 2013

Keutamaan Surat Al Mulk

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة
Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan membaca surat ini secara kontinyu[2], karena ini merupakan sebab untuk mendapatkan syafa’at dengan izin Allah Ta’ala.
Hadits ini semakna dengan hadits lain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya (terdiri dari) tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya (di hadapan Allah Ta’ala) sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan[3].

Keutamaan Surat Al Ikhlash

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّها لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan tingginya kedudukan surah al-Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surah ini mengandung nama-nama Allah Y yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, sehingga orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah U[2]. Oleh karena itu, dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah r ketika mendengar berita tentang seorang shahabat t yang senang membaca surah ini karena sifat-sifat Allah U yang dikandungnya, beliau r bersabda: “Sampaikanlah kepadanya bahwa Allah mencintainya”[3].
Beberapa faidah penting yang dapat kita ambil dari hadits ini:
- Surah ini dinamakan surah al-Ikhlas karena mengandung tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah I semata-semata), sehingga orang yang membaca dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah I semata. Atau karena Allah U mengikhlaskan (mengkhususkan) surah ini bagi dari-Nya (hanya berisi nama-nama dan sifat-sifat-Nya) tanpa ada penjelasan lainnya[4].

Senin, 08 April 2013

Faidah Seputar Basmalah

Tafsir Basmalah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” (Shifatush Shalah, hal. 64).
Kitabullah Diawali Basmalah
Penulisan Al-Qur’an diawali dengan basmalah. Hal itu telah ditegaskan tidak hanya oleh seorang ulama, di antara mereka adalah Al Qurthuby yarhamuhullah di dalam tafsirnya. Beliau menyebutkan bahwa para sahabat radhiyallahu ‘anhum telah sepakat menjadikan basmalah tertulis sebagai ayat permulaan dalam Al-Qur’an, inilah kesepakatan mereka yang menjadi permanen -semoga Allah meridhai mereka- dan Al Hafizh Ibnu Hajar yarhamuhullah pun menyebutkan pernyataan serupa di dalam Fathul Baari (Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat, hal. 9).

Minggu, 07 April 2013

Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 27-37

Ayat 27-35: Gambaran keadaan umat-umat pada hari hati Kiamat sambil menunggu tempat mereka; di surga atau di neraka.

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ (٢٧) وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٢٨) هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٢٩) فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (٣٠) وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا أَفَلَمْ تَكُنْ آيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنْتُمْ قَوْمًا مُجْرِمِينَ (٣١) وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ لا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُمْ مَا نَدْرِي مَا السَّاعَةُ إِنْ نَظُنُّ إِلا ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ (٣٢) وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٣٣) وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (٣٤) ذَلِكُمْ بِأَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَغَرَّتْكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ لا يُخْرَجُونَ مِنْهَا وَلا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (٣٥)

Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 27-35

27. [1]Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, maka akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).

28. [2]Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut[3]. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya[4]. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.

29. (Allah berfirman), "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”

30. Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan[5], maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata[6].

31. Dan adapun kepada orang-orang yang kafir (difirmankan[7]), "Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu[8], tetapi kamu menyombongkan diri dan kamu menjadi orang-orang yang berbuat dosa[9]?"

32. [10]Dan apabila dikatakan (kepadamu), "Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja dan kami tidak yakin[11].”

Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 14-26

Ayat 14-15: Balasan bagi orang-orang mukmin dan hukuman bagi orang-orang kafir.

قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لا يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤) مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (١٥)

 Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 14-15

14. Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka memaafkan (gangguan dari) orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah[1], karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

15. [2]Barang siapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu dikembalikan[3].

Ayat 16-19: Nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Bani Israil berupa kitab Taurat, kekuasaan dan kenabian, tetapi mereka mengingkarinya dan malah mengikuti yang batil seperti keingkaran mereka kepada kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam setelah mereka mengetahui bukti-bukti kebenarannya.

Tafsir Al Jaatsiyah Ayat 1-13

Surah Al Jaatsiyah (Yang Berlutut)

Surah ke-45. 37 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-5: Keutamaan Al Qur’anul Karim, isyarat agar hati sadar dan tidak lalai, dan dalil-dalil terhadap keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

  حم (١) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (٢) إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (٣) وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (٤) وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٥)

Terjemah Surat Al Jaatsiyah Ayat 1-5

1. Haa Miim.

2. [1]Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

3. Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan dan keesaan Allah) bagi orang-orang mukmin.

4. Dan pada penciptakan dirimu[2] dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini[3],

5. dan pada pergantian malam dan siang, dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengerti.

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 51-59

Ayat 51-59: Keadaan orang-orang yang bertakwa di surga dan kenikmatannya dan peringatan agar jangan mendustakan.

 

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (٥١) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٥٢) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (٥٣) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (٥٤) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ (٥٥) لا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلا الْمَوْتَةَ الأولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (٥٦) فَضْلا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (٥٧)فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (٥٨) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (٥٩)

Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 51-59

51. [1]Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

52. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,

53. mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan[2],

54. demikianlah[3], kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari[4] yang bermata jeli.

55. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan[5] dengan aman dan tenteram[6],

56. mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya, selain kematian (pertama) di dunia. Allah melindungi mereka dari azab neraka,

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 34-50

Ayat 34-39: Keingkaran kaum musyrik kepada kebangkitan dan pembatalan syubhat mereka, dan penjelasan bahwa sunnatullah berlaku dalam membinasakan kaum yang melampaui batas dan berdosa.

إِنَّ هَؤُلاءِ لَيَقُولُونَ (٣٤) إِنْ هِيَ إِلا مَوْتَتُنَا الأولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (٣٥) فَأْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٣٦) أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (٣٧) وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لاعِبِينَ (٣٨) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ (٣٩)

Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 34-39

34. Sesungguhnya mereka[1] itu pasti akan berkata,

35. "Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan[2],

36. [3]maka hadirkanlah (kembali) nenek moyang kami jika kamu orang yang benar[4].”

37. [5]Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba'[6], dan orang-orang yang sebelum mereka yang telah Kami binasakan karena mereka adalah orang-orang yang sungguh berdosa[7].

38. [8]Dan tidaklah Kami bermain-main menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.

39. Tidaklah Kami ciptakan keduanya melainkan dengan haq (benar)[9], tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui[10].

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 17-33

Ayat 17-33: Pelajaran yang dapat diambil dari azab yang menimpa Fir’aun dan kaumnya, serta akibat sikapnya yang melampaui batas.

  وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (١٧) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (١٨) وَأَنْ لا تَعْلُوا عَلَى اللَّهِ إِنِّي آتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (١٩) وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ (٢٠) وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (٢١) فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (٢٢) فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (٢٣)وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (٢٤) كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (٢٥) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (٢٦) وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (٢٧)كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آخَرِينَ (٢٨) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالأرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (٢٩) وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (٣٠) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (٣١) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (٣٢)وَآتَيْنَاهُمْ مِنَ الآيَاتِ مَا فِيهِ بَلاءٌ مُبِينٌ (٣٣)

Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 17-33

17. [1]Dan sungguh, sebelum mereka, Kami telah menguji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia (Musa)[2],

18. (dengan berkata), "Serahkanlah[3] kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak)[4]. Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dapat kamu percaya[5],

19. dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah[6]. Sungguh, aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata[7].

20. [8]Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku,

21. dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biarkanlah aku[9] (memimpin Bani Israil).”

22. Kemudian dia (Musa) berdoa kepada Tuhannya, "Sungguh, mereka ini adalah kaum yang berdosa[10] (segerakanlah azab kepada mereka).”

23. (Allah berfirman), "Karena itu berjalanlah dengan hamba-hamba-Ku pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar,

24. Dan biarkanlah laut itu terbelah[11]. Sesungguhnya mereka bala tentara yang akan ditenggelamkan.”

Tafsir Ad Dukhaan Ayat 1-16

Surah Ad Dukhaan (Asap)

Surah ke-44. 59 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-8: Turunnya Al Qur’an pada malam yang diberkahi, yaitu malam Lailatul Qadr.

  حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦) رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (٧) لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ (٨)

Terjemah Surat Ad Dukhaan Ayat 1-8

1. Haa miim.

2. [1]Demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan,

3. sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi.[2] Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.

4. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan[3] yang penuh hikmah[4],

5. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami[5]. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul[6],

6. Sebagai rahmat dari Tuhanmu[7]. Sungguh, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui[8],

7. Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya[9]; jika kamu orang-orang yang meyakini[10].

8. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Dia yang menghidupkan dan yang mematikan[11]. (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu dahulu.

Tafsir Az Zukhruf Ayat 81-89

Ayat 81-89: Bantahan Al Qur’an tentang kepercayaan Tuhan mempunyai anak, bersihnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari sekutu dan anak dan perintah memperhatikan kerajaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

 

قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ (٨١) سُبْحَانَ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ (٨٢) فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (٨٣) وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الأرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (٨٤)وَتَبَارَكَ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (٨٥) وَلا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (٨٦) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (٨٧) وَقِيلِهِ يَا رَبِّ إِنَّ هَؤُلاءِ قَوْمٌ لا يُؤْمِنُونَ (٨٨) فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلامٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (٨٩)

Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 81-89

81. Katakanlah (Muhammad)[1], “Jika benar Tuhan Yang Maha Pengasih mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)[2].

82. Mahasuci Tuhan pemilik langit dan bumi, Tuhan pemilik 'Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu[3].

83. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main[4] sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka[5].

84. [6]Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi, dan Dialah Yang Mahabijaksana[7] lagi Maha Mengetahui[8].

85. Dan Mahatinggi Allah[9] yang memiliki kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah ilmu tentang hari Kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Tafsir Az Zukhruf Ayat 67-80

Ayat 67-73: Balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan kenikmatan di akhirat yang akan mereka peroleh, dan pentingnya memilih teman yang saleh lagi bertakwa.

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ (٦٧) يَا عِبَادِ لا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (٦٨) الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ (٦٩) ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ      (٧٠) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٧١) وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٧٢)لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِنْهَا تَأْكُلُونَ (٧٣)

Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 67-73 

67. Teman-teman karib[1] pada hari itu saling bermusuhan[2] satu sama lain kecuali mereka yang bertakwa[3].

68. [4]"Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu dan tidak pula kamu bersedih hati[5].

69. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami[6] dan mereka berserah diri[7].

70. Masuklah kamu ke dalam surga[8], kamu dan pasanganmu[9] akan digembirakan[10].”

71. Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas[11], dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata[12]. Dan kamu kekal di dalamnya[13].

72. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu karena perbuatan yang telah kamu kerjakan[14].

73. Di dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan untukmu yang sebagiannya kamu makan[15].

Tafsir Az Zukhruf Ayat 57-66

Ayat 57-66: Ajakan Nabi Isa ‘alaihis salam kepada kaumnya agar beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, batilnya sangkaan golongan-golongan sesat terhadap Nabi Isa ‘alaihis salam, dan ancaman bagi orang-orang kafir dengan azab pada hari Kiamat.

وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ (٥٧) وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ    (٥٨) إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ (٥٩)وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ يَخْلُفُونَ (٦٠) وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦١) وَلا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٦٢) وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلأبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (٦٣) إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (٦٤) فَاخْتَلَفَ الأحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ (٦٥) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٦٦)

Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 57-66

57. [1]Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (suku Quraisy) bersorak karenanya.

58. Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja; sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar[2].

59. Dia (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat (kenabian) kepadanya, dan Kami jadikan dia[3] sebagai tanda contoh bagi Bani lsrail[4].

60. Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun[5].

61. Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat[6]. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu[7] dan ikutilah aku[8]. Inilah jalan yang lurus[9].

62. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan[10]; sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu[11].

Tafsir Az Zukhruf Ayat 40-56

Ayat 40-45: Hiburan untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap sikap berpaling orang-orang kafir dan bahwa mereka akan ditanya pada hari Kiamat.

أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ      (٤٠) فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُمْ مُنْتَقِمُونَ (٤١) أَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِي وَعَدْنَاهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِمْ مُقْتَدِرُونَ (٤٢) فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤٣) وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ (٤٤) وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ (٤٥)

Terjemah Surat Az Zukhruf Ayat 40-45

40. [1]Maka apakah engkau (Muhammad) dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar, atau (dapatkah) engkau memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya), dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata[2]?

41. [3]Sungguh, sekiranya Kami mewafatkan kamu[4], maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab mereka (di akhirat),

42. atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka[5]. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka[6].

43. [7]Maka berpegang teguhlah kamu kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu[8]. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus[9].

44. Dan sungguh, Al Quran itu benar-benar suatu peringatan bagimu dan bagi kaummu[10], dan kelak kamu akan diminta pertanggungjawaban[11].

45. Dan tanyakanlah (Muhammad) kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum engkau[12], "Apakah kami menentukan tuhan-tuhan selain Allah Yang Maha Pengasih untuk disembah?"[13]

Tafsir Az Zukhruf Ayat 26-39

Ayat 26-35: Keteguhan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam di atas kalimat tauhid, berlepas dirinya dari penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala, protes kaum musyrik terhadap kerasulan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan penjelasan terhadap kerendahan dunia di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لأبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (٢٦) إِلا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (٢٧) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٢٨) بَلْ مَتَّعْتُ هَؤُلاءِ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى جَاءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُولٌ مُبِينٌ (٢٩) وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ (٣٠) وَقَالُوا لَوْلا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ (٣١) أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (٣٢)وَلَوْلا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فَضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ (٣٣) وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَابًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِئُونَ (٣٤) وَزُخْرُفًا وَإِنْ كُلُّ ذَلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ (٣٥)

 Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 26-35

26. [1]Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya[2] dan kaumnya[3], "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah[4],

27. kecuali (aku menyembah) Allah yang mencipatakanku[5]; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku[6].”

28. Dan (lbrahim ‘alaihis salam) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya[7] agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu)[8].

29. Bahkan Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka[9] dan nenek moyang mereka[10] sampai kebenaran (Al Qur’an) datang kepada mereka bersama seorang Rasul yang memberi penjelasan[11].

30. Tetapi ketika kebenaran (Al Qur’an)[12] itu datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah sihir, dan sesungguhnya kami mengingkarinya[13].”

31. Dan mereka juga berkata[14], "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada orang besar (kaya dan berpengaruh) dari salah satu (di antara) dua negeri ini (Mekah dan Thaif)[15]?"

32. [16]Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu[17]? [18]Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia[19], dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain[20]. Dan rahmat Tuhanmu[21] lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan[22].

33. [23]Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga (perak) yang mereka naiki,

34. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan tempat mereka bersandar,

35. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas[24]. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, sedangkan kehidupan akhirat di sisi Tuhanmu disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Az Zukhruf Ayat 15-25

Ayat 15-25: Bantahan terhadap anggapan kaum musyrik, penyucian Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari anak dan sekutu, serta celaan terhadap taqlid buta yang membuat akal beku.

وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الإنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ (١٥) أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَاكُمْ بِالْبَنِينَ (١٦) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (١٧) أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ (١٨) وَجَعَلُوا الْمَلائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ (١٩) وَقَالُوا لَوْ شَاءَ الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ مَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (٢٠) أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا مِنْ قَبْلِهِ فَهُمْ بِهِ مُسْتَمْسِكُونَ (٢١) بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ (٢٢) وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ (٢٣) قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (٢٤) فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (٢٥)

Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 15-25

15. [1]Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bagian dari-Nya[2]. Sungguh, manusia itu[3] pengingkar (nikmat Allah) yang nyata.

16. Pantaskah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan memberikan anak laki-laki kepadamu?

17. Dan apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa (kelahiran anak perempuan) yang dijadikan sebagai perumpamaan bagi Allah Yang Maha Pengasih, jadilah wajahnya hitam pekat karena menahan sedih dan marah[4].

18. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak mampu memberi alasan yang tegas dan jelas dalam pertengkaran[5].

19. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka[6] dan akan dimintakan pertanggungjawaban.

20. Dan mereka berkata, "Sekiranya Allah Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah Kami tidak menyembah mereka (malaikat)[7].” Mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Tidak lain mereka hanyalah menduga-duga belaka.

Tafsir Az Zukhruf Ayat 1-14

Surah Az Zukhruf (Perhiasan)

Surah ke-43. 89 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-8: Kedudukan Al Qur’anul Karim dan keadaannya sebagai undang-undang yang kekal bagi umat, wajibnya mengamalkannya dan tetap berhubungan dengannya, serta keadaan orang-orang kafir yang mengolok-olok para rasul.

حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٣) وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (٤) أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ (٥) وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الأوَّلِينَ (٦) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٧)فَأَهْلَكْنَا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ الأوَّلِينَ (٨)

Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 1-8 

1. Haa Miim[1].

2. [2]Demi kitab (Al Quran) yang menerangkan.

3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab[3] agar kamu mengerti[4].

4. Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi[5] dan penuh hikmah[6].

5. [7]Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al Qur’an kepadamu[8], karena kamu kaum yang melampaui batas?

6. [9]Dan betapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.

7. Dan setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya[10].

8. Karena itu, Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya di antara mereka dan telah berlalu contoh umat-umat terdahulu[11].

Tafsir Asy Syuura Ayat 47-53

Ayat 47-50: Keutamaan memenuhi perintah Allah, kewajiban para rasul adalah menyampaikan, kerajaan adalah milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala seluruhnya, dan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang mengaruniakan anak laki-laki dan perempuan.

اسْتَجِيبُوا لِرَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لا مَرَدَّ لَهُ مِنَ اللَّهِ مَا لَكُمْ مِنْ مَلْجَإٍ يَوْمَئِذٍ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَكِيرٍ (٤٧) فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الإنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُورٌ   (٤٨) لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 47-50

47. [1]Patuhilah seruan Tuhanmu[2] sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (atas perintah dari Allah). Pada hari itu kamu tidak memperoleh tempat berlindung dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).

48. Jika mereka berpaling[3], maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka[4]. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah)[5]. [6]Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami dia menyambutnya dengan gembira[7]; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan[8] karena perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar), sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat)[9].

49. [10]Milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi; Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki,

50. Atau Dia menganugerahkan jenis laki-laki dan perempuan, Dan menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa[11].

Tafsir Asy Syuura Ayat 36-46

Ayat 36-43: Kenikmatan dunia hanya sebentar, kenikmatan akhirat itulah yang kekal, dan penjelasan tentang sifat-sifat orang-orang mukmin, perlunya musyawarah tentang masalah keduniaan, bersabar dan memaafkan lebih baik daripada mengambil pembalasan.

  فَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٣٦) وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ (٣٧) وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣٨)وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ (٣٩)وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (٤٠) وَلَمَنِ انْتَصَرَ بَعْدَ ظُلْمِهِ فَأُولَئِكَ مَا عَلَيْهِمْ مِنْ سَبِيلٍ (٤١) إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٤٢) وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأمُورِ (٤٣)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 36-43

36. [1]Apa pun (kenikmatan) yang diberikan kepadamu[2], maka itu adalah kesenangan hidup di dunia[3]. Sedangkan apa (kenikmatan) yang ada di sisi Allah[4] lebih baik[5] dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal[6],

37. dan juga (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji[7], dan apabila mereka marah segera memberi maaf[8].

38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya[9] dan melaksanakan shalat[10], sedang urusan mereka[11] (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka[12]; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka[13],

39. dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri[14].

40. [15]Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan[16] dan berbuat baik[17] kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah[18]. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.

41. Tetapi orang-orang yang membela diri setelah dizalimi[19], tidak ada alasan untuk menyalahkan mereka.

42. Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia[20] dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksaan yang pedih[21].

43. Tetapi barang siapa bersabar[22] dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia[23].

Tafsir Asy Syuura Ayat 23-35

Ayat 23-26: Batilnya anggapan orang-orang kafir bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berdusta terhadap Tuhannya, dan bantahan terhadap mereka, serta menerangkan bahwa pintu tobat bagi orang-orang yang berdosa masih terbuka.

ذَلِكَ الَّذِي يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ (٢٣) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَإِنْ يَشَأِ اللَّهُ يَخْتِمْ عَلَى قَلْبِكَ وَيَمْحُ اللَّهُ الْبَاطِلَ وَيُحِقُّ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (٢٤) وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ (٢٥) وَيَسْتَجِيبُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَالْكَافِرُونَ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ (٢٦)

 Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 23-26

23. Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan[1]. [2]Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku[3] kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan[4].” Dan barang siapa mengerjakan kebaikan[5] akan Kami tambahkan kebaikan baginya[6]. Sungguh, Allah Maha Pengampun[7] lagi Maha Mensyukuri[8].

24. Ataukah mereka[9] mengatakan, " Dia (Muhammad) telah mengada-adakan kebohongan tentang Allah[10].” Sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia kunci hatimu[11]. Dan Allah menghapus yang batil dan membenarkan yang benar dengan kalimat-Nya[12]. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati[13].

25. [14]Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan[15] [16]dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,

26. [17]Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan[18] serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Orang-orang yang ingkar akan mendapat azab yang sangat keras[19].

Tafsir Asy Syuura Ayat 13-22

Ayat 13-15: Semua rasul mengajak untuk menyembah Allah yang Maha Esa, perintah untuk bersatu dan larangan berpecah belah dan pentingnya beristiqamah di atas agama.

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ (١٣) وَمَا تَفَرَّقُوا إِلا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ    (١٤) فَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ وَأُمِرْتُ لأعْدِلَ بَيْنَكُمُ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ لا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (١٥)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 13-15

13. [1]Dia (Allah) telah mensyariatkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu, tegakkanlah agama (keimanan dan ketakwaan)[2] dan janganlah kamu berpecah belah di dalamnya[3]. Sangat berat bagi orang-orang musyrik (untuk mengikuti) agama yang kamu serukan kepada mereka[4]. Allah memilih orang yang Dia kehendaki kepada agama tauhid[5] dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya bagi orang yang kembali (kepada-Nya)[6].

14. [7]Dan mereka tidak berpecah belah, kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan para nabi), karena kedengkian antara sesama mereka[8]. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan[9], pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan[10]. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad)[11], benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang kitab (Al Qur’an) itu[12].

15. Karena itu serulah (mereka beriman)[13] dan tetaplah (beriman dan berdakwah)[14] sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka[15] dan katakanlah[16], "Aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah[17] dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu[18]. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu[19]. Bagi kami perbuatan kami dan bagi kamu perbuatan kamu[20]. Tidak (perlu) ada pertengkaran antara kami dan kamu[21], Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali[22].”

Tafsir Asy Syuura Ayat 1-12

Surah Asy Syuura (Musyawarah)

Surah ke-42. 53 ayat. Makkiyyah

  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-6: Kemukjizatan Al Qur’an, pemberitahuan bahwa apa yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah wahyu, dan bahwa alam semesta adalah milik Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

  حم (١) عسق (٢) كَذَلِكَ يُوحِي إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٣) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (٤) تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الأرْضِ أَلا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٥) وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَولِيَاءَ اللَّهُ حَفِيظٌ عَلَيْهِمْ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ (٦)

Terjemah Surat Asy Syuura Ayat 1-6

1. Haa Miim.

2. 'Ain Siin Qaaf.

3. [1]Demikianlah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana[2] mewahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada orang-orang yang sebelummu.

4. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi[3]. Dan Dialah Yang Mahatinggi[4] lagi Mahabesar[5].

5. Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Allah) dan malaikat-malaikat[6] bertasbih memuji Tuhan-nya[7] dan memohonkan ampunan untuk orang yang ada di bumi[8]. Ingatlah, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[9].

6. Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah[10], Allah mengawasi (perbuatan) mereka[11]; adapun engkau (Muhammad) bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka[12].